Indikator kinerja kunci perikanan tuna di tingkat sektor perikanan

79

5.1.2 Indikator kinerja kunci perikanan tuna di tingkat sektor perikanan

Longlist indikator kinerja kunci perikanan tuna sektor perikanan disajikan dalam Tabel 17. Indikator kinerja tingkat sektor perikanan menggambarkan aspek kebijakan lingkungan yang kritis untuk pertumbuhan dan pengimplementasian sektor. Tujuannya adalah pada pemberian dasar objektivitas untuk mengevaluasi kualitas kebijakan sektor perikanan, kemungkinan keberhasilan kinerja untuk proyek baru dan kinerja aktual dari usaha yang sedang berjalan. Indikator kinerja tingkat sektor termasuk aspek sistem insentif kebijakan dan lingkungan regulatori, kemampuan institusi yang mempengaruhi kinerja sektor dan perusahaan atau usaha. Selain itu indikator ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi aspek kebijakan kunci dan lingkungan regulatory yang perlu untuk ditingkatkan sebagai alat meningkatkan kualitas usaha, bermanfaat selama fase supervisi yang dapat dibatasi dengan ketersediaan dan data timelines tingkat sektor. Adapun longlist indikator ekonomi tingkat sektor perikanan terdiri dari trend investasi, trend divestasi, produksi dan nilai produksi, kontribusi terhadap pendapatan nasional bruto, nilai ekspor dan pendapatan. Trend investasi adalah penanaman modal yang biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan harta tetap atau surat-surat berharga saham untuk memperoleh profit. Tren investasi di sektor perikanan di tahun 2007 hingga 2009 menagalami tren menurun. Pertumbuhan ekonomi dan perdaganagan global yang memasuki resesi pada tahun 2009 dan akan mengalami pemulihan di tahun 2010. Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih optimis menunjukan bahwa pada tahun 2010 Indonesia akan mencapai pertumbuhan 6 , dan dalam kisaran 5-7 negara ASEAN lainnya BRI 2009. Pertumbuhan ekonomi ini akan memacu naiknya iklim investasi di Indonesia. 80 Tabel 17 Longlist indikator kinerja kunci perikanan tuna di tingkat sektor perikanan Indikator di Tingkat Sektor Perikanan Ekonomi Trend investasi Trend divestasi Produksi dan Nilai produksi Kontribusi terhadap Pendapatan Nasional Bruto Nilai ekspor Pendapatan gaji Finansial Perdagangan antar pulau dan local Komposisi saham nasional Kinerja pengumpulan fee Rasio biaya perawatan hasil bersih Rasio upah perorangan hasil bersihtotal tenaga kerja Pendapatan revenue ROI ROA Cash flow Sosial Risiko kecelakaan Jumlah ABK Jumlah karyawan darat Jumlah tenaga kerja lain yang terkait Tingkat pendidikan Budaya bahari Demografi Ekologi Produktivitaskapal Komposisi tangkapan Kelimpahan relatif spesies target Laju eksploitasi Pengaruh langsung dan tidak langsung alat terhadap spesies non target Perubahan area dan kualitas habitat Pemerintah Alokasi anggaran negara APBN Waktu untuk penyelesaian status pailit Kemudahan membayar pajakretribusi Kecepatan proses penyelesaian ijin Kecepatan proses penyelesaian ijin trip Rejim ketaatan Hak kepemilikan Sumber : Hasil kajian pustaka 81 Trend divestasi adalah penutupan atau penjualan satu atau lebih unit operasi atau seluruh devisi bisnis oleh satu perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Penurunan tren divestasi khususnya dibidang perikanan disebabkan kenaikan harga BBM Oktober 2005 dari Rp. 2.100,- per liter menjadi Rp. 6.000,- per liter, disubsidi menjadi Rp. 4.300,- per liter, serta semakin jauhnya fishing ground menyebabkan banyaknya perusahaan perikanan yang tutup. Produksi adalah proses menghasilkan produk dalam jumlah besar dan nilai produksi adalah harga dari produk yang dihasilkan. Pasokan bahan baku industri pengolahan hasil perikanan tidak optimal karena terbatasnya armada tangkap berskala industri dan juga turunnya produksi penangkapan pasca kenaikan harga BBM berdampakan pada kurangnya pasokan bahan baku industri pengolahan hasil. Permintaan pasar yang lebih besar dari produksi menyebabkan meningkatnya harga ikan. Nilai ekspor adalah daya tukar sesuatu barang atau jasa ke luar negeri yang diukur secara kuantitatif dengan satuan barang atau uang. Nilai ekspor menunjukan tren penurunan sejalan dengan lesunya lalu lintas perdagangan dunia. Demikian juga ekspor ikan ke negara-negara tujuan utama menunjukan penurunan. Hal ini disebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara penerima. Pendapatan adalah uang yang diterima oleh perorangan atau perusahaan dalam bentuk upah, gaji, sewa, komisi, ongkos maupun laba. Indikator finansial sektor perikanan terdiri dari perdagangan antar pulau dan lokal, komposisi saham nasional, kinerja pengumpulan fee, rasio biaya perawatan hasil bersih, rasio upah perorangan hasil bersihtotal tenaga kerja, pendapatan revenue, ROI, ROA dan cash flow. Komposisi saham nasional adalah saham atau surat bukti kepemilikan bagian modal perseroaan terbatas yang memberikan pelbagai hak menurut ketentuan anggaran dasar perusahaan, dimana sesuai UU No. 11967 PMA yang direvisi dengan UU No. 111970 dan UU No. 61968 PMDN bahwa Penanaman modal asing yang dilakukan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dan menanggung segala resiko penanaman modal tersebut secara langsung Pasal 1, sedangkan modal asing itu sendiri adalah alat pembayaran luar negeri yang tidak berasal dari kekayaan devisa Indonesia, termasuk alat-alat perusahaan dan penemuan baru 82 milik orang asing yang diimpor. Perusahaan nasional adalah perusahaan yang minimal 51 adalah modal dalam negeri Pasal 2. Kinerja pengumpulan fee adalah kemampuan sektor untuk mendapatkan imbalan yang dipungut atas jasa- jasa yang diberikan oleh satu badan usaha atau perorangan. Rasio biaya perawatan adalah rasio dari proses untuk menjaga agar aktiva tetap selalu dalam keadaan baik dari waktu ke waktu, dimana proses tersebut memerlukan pengeluaran yang dibukukan sebagai biaya dan dinyatakan dalam persen dari hasil bersih. Rasio upah perorangan adalah perbandingan pembayaran untuk jasa perorangan yang dinyatakan dalam persen dari perbandingan hasil bersih dengan jumlah tenaga kerja. ROI return on investment adalah jumlah pendapatan dinyatakan dalam persen terhadap modal perusahaan yaitu modal dibagi pendapatan sebelum pendapatan bunga, pajak dan dividen. ROA return on assets adalah laba bersih dibagi total aktiva yang berarti bahwa ROA mengukur kemampuan dan efisiensi aktiva dalam menghasilkan laba. Cash flow arus uang tunai adalah uang tunai perusahaan yang telah dikurangi dengan semua pengeluaran. Indikator sosial terdiri dari risiko kecelakaan, jumlah ABK, jumlah karyawan darat, jumlah tenaga kerja lain yang terkait, tingkat pendidikan, budaya bahari dan demografi. Risiko kecelakaan adalah jumlah insiden yang terjadi dalam setahun sepanjang menghasilkan produksi dan dinyatakan dalam jumlah kejadiantahun. Jumlah ABK anak buah kapal, jumlah karyawan darat dan jumlah tenaga kerja lain yang terkait adalah jumlah total tenaga kerja yang menghasilkan satu produk. Tingkat pendidikan adalah tingkatan pendidikan formal dari tenaga kerja yang dipekerjakan. Budaya bahari sebagai apresiasi kebahariaan di kalangan masyarakat harus ditumbuhkan, sehingga timbul motivasi di kalangan masyarakat untuk mengusahakan kelestarian sumberdaya. Tindakan nyata dari masyarakat dalam upaya melindungimenjaga perairan beserta isinya akan menjamin adanya keberlanjutan, seperti kebiasaan-kebiasaan sekelompok masyarakat dengan aturan-aturan yang berkaitan dengan kehidupan lingkungan hidup mereka. Demografi adalah gambaran tentang keadaan penduduk di satu wilayah, yang mencakup jumlah penduduk, sukubangsa, pendidikan dan lain sebagainya. 83 Indikator ekologi terdiri dari produktivitaskapal, komposisi tangkapan, kelimpahan relatif spesies target, laju eksploitasi, pengaruh langsung dan tidak langsung alat terhadap spesies non target, perubahan area dan kualitas habitat. Produktivitaskapal adalah kemampuan menghasilkan tangkapan dalam satu trip untuk setiap kapal. Komposisi tangkapan adalah persen jenis tangkapan dari total jenis ikan yang tertangkap. Kelimpahan relatif tangkapan adalah kelimpahan tangkapan dibagi dengan kelimpahan dugaan satu perairan. Laju eksploitasi adalah kemampuan untuk menghasilkan tangkapan dalam jangka waktu tertentu. Ini berpengaruh terhadap spesies non target baik langsung maupun tidak langsung yang menimbulkan discard. Juga turut mempengaruhi kualitas habitat sehingga terjadi perubahan area penangkapan. Indikator pemerintah terdiri dari alokasi anggaran negara APBN, waktu untuk penyelesaian status pailit, kemudahan membayar pajakretribusi, kecepatan proses penyelesaian ijin, kecepatan proses penyelesaian ijin trip, rejim ketaatan dan hak kepemilikan. Alokasi anggaran negara adalah identifikasi biaya-biaya berdasarkan tujuan. Terdapat tiga aspek yang mendasar dalam alokasi biaya, yaitu pemilihan objek yang akan dibiayai, pemilihan dan pengakumulasian biaya yang berkaitan dengan tujuan biaya dan pemilihan metode pengidentifikasian aspek. Waktu untuk penyelesaian status pailit berdasarkan UU NO 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang PKPU diberikan waktu selama 214 hari. Dimulai dari pendaftaran permohonan pada panitera PN Pengadilan Negeri sampai pengumuman putusan. Indikator kinerja kunci sektor perikanan yang menjadi prioritas sebelum dilaksanakan FGD, yaitu Indikator ekonomi terdiri dari nilai ekspor, pendapatan dan trend investasi serta produksi dan nilai produksi. Indikator finansial terdiri dari pendapatan, perdagangan antar pulau dan rasio upah perorangan hasil bersihtotal tenaga kerja. Indikator sosial terdiri dari jumlah anak buah kapal ABK, risiko kecelakaan dan tingkat pendidikan. Indikator ekologi terdiri dari laju eksploitasi, produktivitas per kapal dan kelimpahan relatif spesies target. Indikator pemerintah terdiri dari kecepatan penyelesaian ijin, kecepatan penyelesaian ijin trip dan hak kepemilikan Tabel 18 84 Tabel 18 Indikator kinerja di tingkat sektor perikanan sebelum dan sesudah FGD Indikator Kinerja Kunci Sebelum FGD Sesudah FGD Tingkat Sektor Perikanan n SIT Pk Urutan n SIT Pk Urutan Prioritas Prioritas Ekonomi Trend investasi 18 73 4,06 2 15 69 4,60 5 Trend divestasi 15 50 3,33 5 Produksi dan Nilai produksi 19 74 3,89 3 14 68 4,86 3 Kontribusi terhadap Pendapatan Nasional Bruto 19 70 3,68 4 15 70 4,67 4 Nilai ekspor 20 84 4,20 1 14 68 4,86 2 Pendapatan 19 77 4,05 2 15 75 5,00 1 Sosial Risiko kecelakaan 17 69 4,06 2 17 85 5,00 1 Jumlah ABK 18 78 4,33 1 13 51 3,92 4 Jumlah karyawan darat 18 68 3,78 5 16 64 4,00 3 Jumlah tenaga kerja lain yang terkait 18 61 3,39 7 13 49 3,77 5 Tingkat pendidikan 19 76 4,00 3 16 80 5,00 2 Budaya bahari 16 55 3,44 6 18 72 4,00 3 Demografi 15 57 3,80 4 Ekologi Produktivitaskapal 19 78 4,11 2 17 73 4,29 2 Komposisi tangkapan 20 77 3,85 4 9 40 4,44 1 Kelimpahan relatif spesies target 18 71 3,94 3 Laju eksploitasi 19 83 4,37 1 11 45 4,09 4 Pengaruh langsung dan tidak langsung alat terhadap spesies non target 18 67 3,72 6 Perubahan area dan kualitas habitat 19 71 3,74 5 7 29 4,14 3 Pemerintah Alokasi anggaran negara APBN 20 75 3,75 6 16 64 4,00 3 Waktu untuk penyelesaian status pailit 23 78 3,39 7 14 50 3,57 6 Kemudahan membayar pajakretribusi 25 95 3,80 5 15 57 3,80 4 Kecepatan proses penyelesaian ijin 23 95 4,13 1 17 71 4,18 2 Kecepatan proses penyelesaian ijin trip 24 98 4,08 2 17 71 4,18 2 Rejim ketaatan 23 88 3,83 4 12 45 3,75 5 Hak kepemilikan 21 83 3,95 3 12 51 4,25 1 Finansial Perdagangan antar pulau dan lokal 18 70 3,89 2 18 72 4,00 4 Komposisi saham nasional 15 51 3,40 8 17 68 4,00 4 Kinerja pengumpulan fee 16 50 3,13 9 Rasio biaya perawatan hasil bersih 19 72 3,79 4 13 52 4,00 4 Rasio upah perorangan hasil bersihtotal tenaga kerja 19 73 3,84 3 14 55 3,93 5 Pendapatan karyawan 18 77 4,28 1 16 71 4,44 3 ROI 18 66 3,67 7 16 71 4,44 2 ROA 17 64 3,76 5 16 71 4,44 1 Cash flow 16 60 3,75 6 Keterangan : setelah didiskusikan, variable ini dihilangkan karena bukan indikator n = jumlah responden yang memberikan penilaian; SIT = skor indikator total; PK = prioritas kinerja 85 Pada Tabel 18, dapat dilihat bahwa indikator kinerja sektor perikanan setelah FGD, yaitu indikator ekonomi terdiri dari pendapatan, nilai ekspor dan produksi dan nilai produksi. Indikator finansial terdiri dari return on asset ROA, return on investment ROI dan pendapatan. Indikator sosial terdiri dari risiko kecelakaan, tingkat pendidikan, jumlah karyawan darat dan budaya bahari. Indikator ekologi terdiri dari komposisi tangkapan, produktivitas per kapal dan perubahan area dan kualitas habitat. Indikator pemerintah terdiri dari hak kepemilikan, kecepatan proses ijin dan ijin trip dan alokasi anggaran negara APBN. Hasil yang diperoleh pada Tabel 18, prioritas kinerja nilai ekspor mempunyai nilai sebesar 4,20 yang berarti bahwa 84 kinerja ekonomi di tingkat sektor perikanan ditunjukkan melalui elemen ini, akan tetapi setelah dilakukan FGD secara mutlak diputuskan bahwa pendapatan yang menjadi elemen indikator ekonomi tingkat sektor perikanan. Indikator sosial sebelum FGD adalah jumlah ABK dengan nilai prioritas sebesar 4,33 86,6, akan tetapi setelah dilakukan FGD disepakati bahwa risiko kecelakaan merupakan elemen indikator utama, karena usaha yang bergerak dilaut mempunyai nilai risiko yang tinggi. Indikator ekologi ditunjukkan melalui laju eksploitasi dengan nilai prioritas sebesar 4,37 akan tetapi setelah dilakukan FGD bergesar menjadi komposisi hasil tangkapan dengan nilai prioritas sebesar 4,44. Hal ini berhubungan dengan discard hasil tangkapan yang secara ekologis mempengaruhi keseimbangan lingkungan. Indikator pemerintah ditunjukkan melalui kecepatan proses penyelesaian ijin dengan skor prioritas sebesar 4,13 sebelum FGD dan setelah FGD diputuskan bahwa hak kepemilikan dengan skor prioritas = 4,25 merupakan elemen indikator utama pada pemerintah. Sebelum FGD indikator finansial ditunjukkan dengan pendapatan skor prioritas = 4,28 akan tetapi setelah dilakukan FGD berubah dengan ROA Return on Assets sebagai indikator finansial dengan skor prioritas sebesar 4,44. Penentuan ROA didasarkan pada kemampuan satu usaha untuk melunasi tunggakan berupa utang. Uji t Lampiran 8 menunjukkan bahwa pada indikator pemerintah mempunyai perbedaan nyata P 0.05 dalam pilihan yang diberikan oleh stakeholder disaat sebelum dan sesudah pelaksanaan FGD. Hal ini berarti terjadi perubahan persepsi terhadap penilaian elemen indikator dalam pemerintah. 86 Dengan kata lain terjadi perubahan prioritas yang disetujui setelah dilakukan FGD t stat = -2,2. Berdasarkan analisis dengan menggunakan AHP diperoleh 14 prioritas indikator kinerja tingkat sektor perikanan sebelum FGD Gambar 23. ,0 2 ,0 4 ,0 6 ,0 8 ,1 ,1 2 ,1 4 ,1 6 Perdagangan antar pulau dan lokal Kontribusi terhadap Pendapatan Nasional Bruto Kecepatan proses penyelesaian ijin trip Kecepatan proses penyelesaian ijin Rasio biaya perawatan hasil bersih Trend investasi Rasio upah perorangan hasil bersihtotal tenaga Produktivitaskapal Produksi dan Nilai produksi Tingkat pendidikan Pendapatan Pendapatan Jumlah ABK Nilai ekspor Gambar 23 Prioritas indikator kinerja kunci di tingkat sektor perikanan Setelah dilakukan FGD, hasil analisis AHP untuk indikator kinerja perikanan tuna tingkat sektor perikanan diperoleh sebanyak 9 indikator kinerja kunci Gambar 24. Beberapa elemen dihilangkan setelah dilakukan FGD, karena dianggap bukan menjadi indikator untuk perikanan tangkap terpadu adalah yang terdiri dari trend divestasi, kinerja pengumpulan fee, cash flow, demografi, kelimpahan relatif spesies target, pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap spesies non target. Dengan hirarki tertinggi adalah pendapatan, produktivitas kapal dan perdagangan antar pulau. 87 ,1 3 4 ,1 3 6 ,1 3 8 ,1 4 ,1 4 2 ,1 4 4 ,1 4 6 ,1 4 8 ,1 5 ,1 5 2 Kontribusi terhadap Pendapatan Nasional Bruto Kecepatan proses penyelesaian ijin Kecepatan proses penyelesaian ijin trip Pendapatan ROI ROA Perdagangan antar pulau dan lokal Produktivitaskapal Pendapatan Gambar 24 Prioritas indikator di tingkat sektor perikanan setelah dilakukan FGD Lima indikator pada tingkat sektor perikanan yang dinilai para pakar dan stakeholder perikanan, berdasarkan analisis SMART diperoleh tingkatan prioritas seperti disajikan pada Gambar 25. Gambar 25 Diagram layang-layang indikator di tingkat sektor perikanan Urutan indikator yang menjadi prioritas di tingkat sektor perikanan adalah berturut-turut ekonomi skor prioritas = 4,82, sosial skor prioritas = 4,42, ekologi skor prioritas = 4,42 dan finansial skor prioritas = 4,35, sedangkan indikator pemerintah tidak menjadi indikator prioritas di tingkat sektor perikanan. Indikator ekonomi mempunyai prioritas sebesar 96,4 pada tingkat sektor 88 perikanan, indikator ekologi dan sosial mempunyai prioritas sebesar 88,4 dan indikator finansial sebesar 87. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ekonomi di sektor perikanan merupakan indikator yang di prioritaskan. Pada indikator sektor ekonomi yang menjadi prioritas dalam penentuan keberhasilan kinerja tingkat sektor perikanan yaitu: pendapatan gaji dengan nilai prioritas 5, nilai ekspor berskala prioritas 4,86, sama dengan produksi dan nilai produksi 4,86. Indikator ekonomi mempunyai aspek vital dari pendapatan. Gambar 26 Skor prioritas indikator di tingkat sektor perikanan pada elemen ekonomi Pada indikator sosial terdapat 2 elemen utama dan dua elemen pendukung, yaitu risiko kecelakaan skor prioritas = 5 dan tingkat pendidikan 5 serta jumlah karyawan darat 4 dan budaya bahari 4 Gambar 27. Gambar 27 Skor prioritas indikator sosial di tingkat sektor perikanan 89 Indikator ekologi didukung dengan tiga elemen prioritas yang urutannya terdiri dari komposisi tangkapan skor prioritas 4,45, produktivitas tiap kapal 4,28 dan perubahan area dan kualitas habitat 4,14 Gambar 28. Gambar 28 Skor prioritas indikator ekologi di tingkat sektor perikanan Kontribusi elemen indikator kinerja tingkat sektor perikanan didukung dengan elemen indikator penting sebanyak enam elemen yang terdiri dari tingkat pendidikan, pendapatan, produktivitaskapal, produksi dan nilai produksi, nilai ekspor, trend investasi dan faktor-faktor lainnya Gambar 29. Gambar 29 Kontribusi elemen indikator kinerja di tingkat sektor perikanan 90 Tingkat kontribusi masing-masing elemen dalam indikator ekonomi adalah tingkat pendidikan sebesar 10, pendapatan sebesar 10, produktivitas per kapal sebesar 8,5, produksi dan nilai produksi sebesar 8,5, nilai ekspor 7,5 dan trend investasi sebesar 3,5 serta komponen lainnya yang berkontribusi sebesar 10. Kontribusi terhadap indikator ekologi adalah tingkat pendidikan sebesar 10, produktivitas per kapal 7,5, produksi dan nilai produksi sebesar 2,5. Faktor-faktor lain yang memberi kontribusi pada kinerja tingkat sektor perikanan adalah jumlah tenaga kerja, risiko kecelakaan, perubahan area dan kualitas habitat, laju eksploitasi dan komposisi tangkapan serta budaya bahari. Shortlisted indikator kinerja kunci tingkat sektor perikanan mempunyai skoring penilaian sebagai berikut: Tabel 19 Shortlisted penilaian indikator di tingkat sektor perikanan. Elemen indikator tingkat nasional Skor Kriteria Baik Buruk Tingkat pendidikan Pendapatan Produktivitas per kapal Produksi Nilai produksi Nilai ekspor Trend investasi Jumlah tenaga kerja Risiko kecelakaan Jarak daerah penangkapan Laju eksploitasi Komposisi tangkapan Budaya bahari 0 - 2 0 - 2 1 - 2 1 - 2 1 - 2 1 - 2 0 - 1 1 - 3 0 - 2 1 - 3 0 - 1 0 - 2 0 - 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 diadopsi dari FAO 2001 Skor untuk penilaian indikator pada tingkat sektor perikanan, terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: untuk tingkat pendidikan skornya berkisar antara 0 hingga 2 yang membutuhkan aspek tingkat pendidikan yang berada di bawah rata-rata 0; sama dengan rata-rata 1 dan di atas rata-rata 2. Pendapatan mempunyai rentang skor antara 0 hingga 2 yang membutuhkan unsur pendapatan yang berada di bawah UMR 0; sama dengan UMR 1 dan di atas UMR 2. Produktivitas per kapal, produksi, nilai produksi dan nilai ekspor 91 mempunyai skor antara 1 dan 2, yang menunjukkan apakah unsur yang dinilai rendah 1 dan tinggi 2. Skor trend investasi berkisar antara 0 dan 1 yang berarti bahwa trend yang buruk 0 dan trend yang baik 1. Jumlah tenaga kerja mempunyai rentang skor 1 hingga 3 yang mana skor 1 menunjukkan kurangnya tenaga kerja; 2 cukup tenaga kerja dan 3 kelebihan tenaga kerja. Risiko kecelakaan mempunyai skor antara 0 hingga 2 yang berarti bila tingkat kecelakaan dalam proses produksi mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi 0; sedang 1 dan kurang 3. Skor untuk jarak daerah penangkapan terdiri dari jarak yang jauh 1, tidak berubah 2 dan dekat 3. Laju eksploitasi mempunyai skor 1 untuk laju eksploitasi yang tinggi dan 2 untuk laju eksploitasi yang tinggi. Komposisi tangkapan yang beragam mempunyai skor 0, cukup beragam 1 dan kurang beragam 3. Skor budaya bahari terdiri dari 0 untuk masyarakat yang tidak peduli dan 1 untuk yang peduli.

5.1.3 Indikator kinerja kunci perikanan tuna di tingkat perusahaan