8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan indikator kinerja kunci IKK bagi pembangunan perikanan tangkap di Sulawesi Utara. Secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1 Merumuskan indikator kinerja kunci ditinjau dari segi ekonomi,
finansial, sosial, ekologi dan pemerintah yang jelas dan terukur untuk mempertahankan keberlangsungan usaha perikanan tuna terpadu.
2 Menentukan kinerja perikanan tuna terpadu yang sesuai di Sulawesi Utara.
3 Memformulasikan IKK sebagai standar evaluasi pembangunan perikanan tuna yang berkelanjutan.
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat: 1 Merupakan satu pengembangan IPTEKS yaitu ilmu pengetahuan,
teknologi, ekonomi dan seni pengelolaan dan dapat membantu masyarakat dalam membuka peluang pekerjaan di bidang usaha
perikanan tuna. 2 Memberikan informasi yang penting dan benar untuk lembaga
pemerintah dalam menentukan kebijakan pengembangan perikanan tuna.
3 Merupakan dasarlandasan dari penelitian lanjutan yang lebih komprehensif dalam aspek pengelolaan perikanan dalam memenuhi
Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF
1.4 Kerangka Pemikiran
Secara sederhana sistem perikanan dihubungkan dengan dimensi pembangunan berkelanjutan yang akan dikerjakan relevan dengan pelaksanaan
code of conduct for responsible fisheries CCRF. Diagram layang-layang
dibangun menurut 4 komponen utama, yaitu biomassa memijah, nursery, revenue dan pekerjaan sebagai sistem acuan keberlanjutan dan indikator untuk perikanan
bertanggung jawab Garcia and Staples dalam FAO 2000.
9
Setiap dimensi pembangunan berkelanjutan terdiri atas dua komponen yang saling bertolak belakang, dan disajikan dalam satu aksis. Tiap aksis diskala
menurut tingkatan kriteria evaluasi yang ada, yaitu buruk, cukup, dapat diterima dan baik Gambar 2
Gambar 2 Diagram layang-layang
Pada diagram layang-layang ini dua komponen yang bertentangan adalah komponen kesejahteraan ekologi dan kesejahteraan manusia. Pada komponen
pertama yang diutamakan adalah mempertahankan dan meningkatkan biomassa sumberdaya yang akan memijah dan yang mempertahankan kelangsungan hidup
dari biomassa di daerah pembesaran. Sedangkan komponen yang kedua bertujuan untuk memnfaatkan sumberdaya dalam hal ini adalah biomassa yang ada di alam.
Melalui pemanfaatan ini maka akan diperoleh pekerjaan dan keuntungan revenue yang akan memenuhi kesejahteraan manusia.
Dalam kerangka ini posisi perikanan tuna terpadu poligon berbentuk layang-layang adalah sebagai penyedia lapangan kerja dan sebagai sumber
ekonomi, yaitu pendapatan revenue. Akan tetapi perikanan tuna akan mempengaruhi ukuran biomassa memijah sehingga menjadi tidak cukup, dengan
demikian akan mengancam area pembesaran biomassa. Indikator sistem
10
pembangunan berkelanjutan yang lengkap harus memasukkan mekanisme komunikasi yang efektif diantara stakeholder perikanan, yaitu pemerintah dan
masyarakat umum. Indikator ini secara teratur di-review untuk mendapatkan insentif yang sesuai untuk dipertahankan dan ditingkatkan.
Dalam mendekatkan kegiatan perikanan tuna terpadu ke dalam pembangunan perikanan yang bertanggung-jawab, maka diperlukan indikator-
indikator kunci dalam kinerjanya. Dalam upaya untuk mendekati keadaan ini, maka alur penelitian dimulai dengan melakukan pengkajian dari beberapa pustaka
tentang Indikator Kinerja Kunci IKK. Dari hasil kajian pustaka dilakukan identifikasi IKK menurut aspek ekonomi, sosial, ekologi, biologi dan finansial
dari berbagai industri. Hasil identifikasi ini disusun dalam satu longlist IKK yang selanjutnya disesuaikan dengan industri perikanan terpadu, sehingga diperoleh
longlist IKK pada industri perikanan terpadu. Longlist ini selanjutnya dibagikan
pada peserta seminar bersamaan dengan undangan seminar untuk mendapatkan penilaian pakar dan para stakeholders perikanan tuna. Selanjutnya diseminarkan
dan dibagikan kembali longlist yang sama untuk mendapatkan penilaian para pakar dan praktisi yang berkecimpung di dunia perikanan setelah diskusi.
Hasil penilaian akan menentukan prioritas dan ketepatan IKK pada industri perikanan tangkap terpadu. Prioritas dan ketepatan IKK selanjutnya
dianalisis dengan analisis frekuensi dan analisis faktorial untuk menyusun shortlist
menurut aspek ekonomi, sosial, ekologi, pemerintah dan finansial pada industri perikanan tangkap terpadu. Hasil shortlist ini, selanjutnya dibuat batasan
atau definisi dari tiap aspek IKK yang tercakup di dalamnya metode pengukuran dan perhitungan serta kriteria keputusan.
Hasil IKK ini selanjutnya diuji-cobakan pada industri perikanan tuna. Dari tiap perusahaan yang diuji-coba akan dapat diketahui skor Indikator Kinerja
Kunci, Bila hasil ini masih kurang sesuai dengan kriteria keputusan yang diinginkan, maka definisi yang ada disesuaikan lagi hingga didapatkan kriteria
yang paling sesuai untuk perikanan tuna terpadu. Dengan demikian hasil ini dapat menjadi pertimbangan dalam pembuatan kebijakan perikanan tuna terpadu.
Kerangka alur penelitian ini disajikan pada Gambar 3 berikut.
11
Gambar 3 Kerangka alur pemikiran indikator kinerja kunci IKK
Pengkajian Pustaka Tentang
Indikator Kinerja Kunci IKK
Identifikasi IKK menurut aspek: finansial, ekonomi,
sosial, teknologi, biologi dan lingkungan
Longlist IKK pada
berbagai industri
Penentuan IKK pada industri perikanan tuna terpadu
Longlist IKK pada industri perikanan tuna terpadu
Definisibatasan IKK pada tingkat nasional, sektor perikanan dan perusahaan
Penilaian pakar dan praktisi tentang prioritas dan ketepatan IKK pada industri
perikanan tuna terpadu Analisis frekuensi relatif
pendapat pakar dan praktisi Analisis prioritas pendapat
pakar dan praktisi
Shortlisted IKK menurut aspek finansial, ekonomi, sosial, pemerintah, ekologi
pada industri perikanan tuna terpadu Metode
pengukuran dan perhitungan
Kriteria keputusan
Pengujian lapangan terhadap IKK
perikanan tuna terpadu
Skor kinerja perusahaan perikanan
Implikasi bagi kebijakan
12
2 TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, indikator kinerja kunci harus menggambarkan keadaan sistem dan hasilnya berhubungan dengan sasaran dan tujuan masyarakat,
perikanan berkelanjutan, ekosistem pendukung dan membangun keuntungan bersih bagi nelayan dan masyarakat untuk indikator kinerja kunci perikanan
Indonesia. Namun sampai saat ini belum ada dokumen dari DKP tentang IKK perikanan di Indonesia maupun dari hasil penelitian yang telah dipublikasikan.
Dari segi ekonomi, tuna adalah spesies yang ekonomis penting karena mempunyai harga jual yang tinggi; karenanya produk perikanan tuna berkembang
dengan pesat di Indonesia selang tahun 1999 hingga 2007. Untuk itu diperlukan suatu indikator kinerja kunci IKK perikanan tuna agar dapat menjadi acuan
dalam pembangunan perikanan tuna berkelanjutan.
2.1 Indikator Kinerja Kunci IKK