Manajemen Strategi Kerangka Pemikiran Teoritis 1. Konsep Strategi

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ strategos” yang berasal dari kata “stratus” yang berarti militer dan “ag” yang berarti memimpin. Strategi didefinisikan sebagai semua keputusan pada sasaran bisnis dan cara untuk mencapai sasaran tersebut Drucker dalam Ratnasari, 2009. Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut Rangkuti, 2005 dalam Ratnasari, 2009. Sedangkan menurut David 2009 bahwa strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai “sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis ideal berkelanjutan kearah, cakupan dan perpektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi” Triton dalam Ratnasari, 2009. Pada umumnya, suatu organisasi bisnis membutuhkan strategi apabila berada dalam beberapa situasi berikut Jain, 2000: 1 sumber daya manusia, modal, bahan baku, teknologi, waktu, dan lain-lain yang dimiliki terbatas; 2 ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi; 3 komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi; 4 keputusan-kepurtusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu; dan 5 ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.

3.1.2. Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk pembuatan formulating, penerapan implementing, dan evaluasi evaluation keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah perusahaan mencapai tujuan di masa yang akan datang Umar, 2001. Namun untuk saat ini konsep strategi mengalami perkembangan, menurut Andrew dan Chaffe dalam Umar, 2001, strategi merupakan kekuatan motivasi untuk stakeholder baik secara langsung 19 maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan. Proses manajemen strategi berusaha mengorganisasikan informasi kuantitatif dengan cara yang memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi tidak menentu. Pada penerapan strategi membutuhkan pengalaman, penilaian, perasaan, dan intuisi. Pengambilan keputusan strategi tidak dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan intuisi saja, melainkan dibutuhkan analisis mendalam dan terarah, sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Menurut Hickson, et.al dalam Meilawati, 2007, keputusan strategi memiliki tiga karakteristik, yaitu: 1 Rare, yaitu keputusan-keputusan strategi yang tidak biasa, khusus dan tidak dapat ditiru. 2 Consequential, yaitu keputusan-keputusan strategi yang memasukkan sumber daya penting dan menyangkut banyak komitmen. 3 Directive, yaitu keputusan-keputusan strategi yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan yang diperlukan di masa yang akan datang untuk keseluruhan organisasi. Menurut David 2009, manajemen strategi merupakan seni dan pengetahuan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Manajemen strategi akan membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan peluang di masa yang akan datang, sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengantisipasi kondisi yang selalu berubah. Selain itu, manajemen strategi juga menyediakan sasaran serta arah yang jelas bagi masa depan perusahaan, sehingga perusahaan yang mengembangkan sistem manajemen strategi mempunyai kemungkinan tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang tidak menggunakan sistem ini. Manajemen strategi membantu suatu perusahaan atau organisasi untuk memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sitematik, logis, dan rasional untuk pilihan strategis. Berikut model manajemen strategi komprehensif menurut David 2009 pada Gambar 1. 20 Gambar 1 . Model Manajemen Strategi Komprehensif Sumber: David 2009 Proses manajemen strategi merupakan alur dimana penyusun strategi menentukan sasaran dan menyusun strategi. Proses manajemen strategi menurut David 2009, terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1 Formulasi Strategi Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, mengidentifikasikan peluang dan ancaman eksternal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategis tertentu yang akan dilaksanakan. 2 Implementasi Strategi Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. 3 Evaluasi Strategi Tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja atau prestasi, dan mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategis. Mengembangkan pernyataan visi dan misi Menetapkan tujuan jangka panjang Menjalankan audit eksternal Menjalankan audit internal Merumuskan, evaluasi, dan memilih strategi Implementasi strategi isu-isu manajemen Implementasi strategi isu-isu pemasaran, keuangan, akuntansi, RD, sistem informasi Mengukur dan mengevaluasi kinerja 21

3.1.3. Definisi Pemasaran