42 tersebut dihasilkan 10 faktor kekuatan cita rasa produk, kandungan gizi, mutu
bahan olahan, self service, pelayanan yang baik terhadap konsumen, tempat parkir yang luas, bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet, lokasi yang
strategis, variasi produk, program lingkaran rezeki, 3 faktor kelemahan harga di atas rata-rata, kurang promosi, dan kapasitas tempat yang kecil, 5 faktor
peluang hubungan yang baik dengan pewaralaba, kemajuan teknologi, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, perubahan gaya hidup
masyarakat, dan dukungan pemerintah, dan 6 faktor ancaman fluktuasi harga bahan baku, isu kualitas bahan baku formalin, boraks, dan daging tikus,
adanya pendatang baru, tingkat persaingan restoran tinggi, adanya produk pengganti, dan kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi. Hal tersebut
dikarenakan ada beberapa faktor yang sudah diwakili oleh faktor lainnya dan tidak sesuai dengan kondisi internal maupun eksternal perusahaan.
4.4. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pemilihan responden tersebut dipilih berdasarkan
pertimbangan bahwa informasi dapat terkumpul dari sumber yang tepat diantara responden yang dipandang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Selain
itu, responden dalam penelitian ini adalah para pakar yang merupakan orang- orang yang berkompetensi dan benar-benar menguasai, serta paham permasalahan
strategi pemasaran. Untuk evaluasi internal dibutuhkan minimal dua responden dari restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor, yaitu Terwaralaba dan Supervisor.
Sedangkan evaluasi eksternal diambil dua responden, yaitu Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dan Supervisor Bakso Tips’ Top yang berlokasi di
Bantarjati sebagai perwakilan dari pihak pesaing. Hal ini dilakukan penulis secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Bakso Tips’ Top merupakan
waralaba bakso yang didirikan oleh karyawan Bakso Sehat Bakso Atom yang sudah berhenti kerja dari Basko Sehat Bakso Atom Pusat dan mendirikan restoran
bakso dengan menu yang hampir sama dan harga yang lebih murah dari Bakso Sehat Bakso Atom.
43
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode Pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan
dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM.
4.5.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mengidentifikasi visi, misi, dan tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target
penjualan yang diharapkan, kegiatan pemasaran, sumber daya manusia, produksioperasi, keuangan dan
akuntansi, serta teknologi yang digunakan perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan.
4.5.2. Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi
Proses perumusan strategi pada kerangka tiga tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan.
Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan internal dan eksternal IFE dan EFE, analisis IE, Analisis
SWOT, dan analisis QSPM.
4.5.2.1 Tahap Masukan Input
Tahap input meliputi proses analisis faktor-faktor injternal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation IFE. Analisis eksternal dilakukan
untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Secara ringkas disajikan dalam matriks Eksternal Factor Evaluation EFE.
Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matriks IFE dan EFE adalah: 1 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Dalam tahap pengidentifikasian faktor internal dan eksternal dilakukan dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian matriks, faktor yang bersifat positif kekuatan dan peluang ditulis
sebelum faktor yang bersifat negatif kelemahan dan ancaman.
44 2. Pemberian Bobot Faktor
Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi dengan
menggunakan metode “paired comparison” Kinnear dan Taylor, 1991. Bobot menunjukkan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Penentuan bobot pada setiap variabel digunakan skala 1,2,3. Penilaian skala dijelaskan sebagai berikut:
1 = Jika indikator horozontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horozontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = Jika indikator horozontal lebih penting daripada indikator vertikal
Tabel 7 . Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan
Faktor Internal
A B
C ...
Total A
B C
... Total
Sumber : Kinnear dan Taylor 1991
Penilaian bobot faktor eksternal perusahaan hampir sama dengan Tabel 7. Akan tetapi yang membedakannya adalah kolom sebelah kiri yang berisikan
faktor-faktor kunci eksternal perusahaan. Penilaian bobot faktor eksternal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 . Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan
Faktor Eksternal
A B
C ...
Total A
B C
... Total
Sumber : Kinnear dan Taylor 1991
Bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor terhadap total nilai faktor. Bobot yang diberikan berada pada kisaran 0,0 tidak penting
hingga 1,0 paling penting. Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar pada
45 perusahaan diberikan bobot yang tinggi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan
pada tiap faktor harus sama dengan 1,0. Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai
keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus: ai = Xi
Keterangan: ai = Bobot variabel ke-i
Σxi Xi
= Nilai variabel ke-i i
= 1,2,3,.... n
= Jumlah variabel 3 Pemberian Rating Peringkat
Menurut David, 2009 rating peringkat menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada.
Penilaian rating untuk lingkungan internal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut: rating 1 = sangat lemah, rating 2 = lemah, rating 3
= kuat, dan rating 4 = sangat kuat. Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut: rating 4 = respon
sangat superior, rating 3 = respon di atas rata-rata, rating 2 = respon rata-rata, rating 1 = respon di bawah rata-rata.
4 Perkalian Bobot dan Peringkat Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang
diperoleh dari perkalian bobot dengan rating peringkat setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai
tertimbang bagi organisasi David, 2009.
Tabel 9 . Matriks IFE
Faktor Internal Bobot
Peringkat Nilai Tertimbang
Kekuatan -
- -
Kelemahan -
- -
Total Sumber : David 2009
46 Tabel 9 merupakan matriks IFE yang digunakan untuk menghitung total
nilai tertimbang dari faktor internal perusahaan, sedangkan Tabel 10 merupakan matriks EFE yang digunakan untuk menghitung total nilai
tertimbang dari faktor eksternal perusahaan.
Tabel 10 . Matriks EFE
Faktor Eksternal Bobot
Peringkat Nilai Tertimbang
Peluang -
- -
Ancaman -
- -
Total Sumber : David 2009
Total nilai tertimbang pada matriks IFE dan EFE akan berada pada kisaran 1,0 terendah hingga 4,0 tertinggi, dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi
nilai total tertimbang perusahaan pada matriks IFE dan EFE mengindikasikan perusahaan merespon kekuatan dan kelemahan faktor internal atau peluang
dan ancaman faktor eksternal dengan sangat baik dan begitu pula sebaliknya.
4.5.2.2. Tahap Pencocokan
Tahap pencocokkan merupakan tahap untuk mencocokkan kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal berdasarkan informasi
yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam tahap pencocokkan penelitian ini adalah matriks IE Internal-Eksternal dan matriks
Strength-Weakness-Opportunity-Threat SWOT. 1 Analisis Matriks IE Internal-Eksternal
Tahap ini merupakan tahap pencocokkan dengan memasukkan hasil pembobotan matriks IFE dan EFE kedalam matriks IE. Matriks IE mempunyai
sembilan sel strategi yang dapat dikelompokkan menjadi tiga sel strategi utama, yaitu:
a Growth and Build berada dalam sel I, II, dan IV. Strategi yang cocok adalah intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan
produk atau integrasi integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal.
47 b Hold and Maintain dilakukan untuk sel III, V, dan VII. Strategi yang
dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. c Harvest and Divest digunakan untuk sel VI, VIII, dan IX. Strategi umum
yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi difersivikasi konglomerat, dan strategi likuidasi.
Kuat Rata-rata Lemah 4,0
3,0 2,0
1,0 Tinggi
3,0 Menengah
2,0 Rendah
1,0
Gambar 4 . Matriks IE
Sumber : David 2009
2 Analisis Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat SWOT Matriks lain yang digunakan pada tahap pencocokkan adalah matriks
SWOT, yang ditujukan untuk merumuskan sejumlah alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Terdapat empat tahapan untuk membentuk
matriks SWOT, yaitu: a
Sesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi SO.
b Sesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan ancaman eksternal untuk
mendapatkan strategi ST. c
Sesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi WO.
d Sesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan ancaman eksternal untuk
mendapatkan strategi WT. I
II III
IV V
VI
VII VIII
IX
48
Tabel 11 . Matriks SWOT
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan Strengths
Daftar faktor-faktor kekuatan eksternal
Kelemahan Weakness
Daftar faktor-faktor kelemahan eksternal
Kuadran I Strategi S-O Kuadran III Strategi W-O
Peluang Opportunities
Daftar faktor-faktor peluang eksternal
Strategi yang menggunkan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang yang ada
Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Kuadran II Strategi S-T Kuadran IV Strategi W-T
Ancaman Threats
Daftar faktor-faktor ancaman eksternal
Strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghadapi
dan mengatasi ancaman Strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk menghindari ancaman
Sumber : David 2009
4.5.2.3. Tahap Keputusan
Tahap keputusan merupakan tahap terkahir yang menggunakan proses analisis penetapan keputusan melalui QSPM. Adapun unsur-unsur yang terdapat
di dalam QSPM adalah: strategi-strategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS = nilai daya tarik, TAS = total nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik.
Langkah-langkah penggunaan QSPM di dalam proses penetepan keputusan adalah sebagai berikut:
1 Membuat daftar kekuatankelemahan kunci dan peluangancaman kunci dari
kolom kiri QSPM. Informasi tersebut harus diambil langsung dari matriks IFE dan EFE.
2 Memberikan bobot pada setiap faktor internal dan eksternal kunci. Bobot
tersebut sama dengan bobot yang ada di matriks IFE dan EFE. Bobot tersebut disajikan dalam kolom sebelah kanan kolom faktor-faktor keberhasilan kritis
internal dan eksternal perusahaan.
3 Memeriksa matriks-matriks pencocokkan yang terdapat pada tahap dua, dan
mengenali strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan
untuk ditetapkan. Strategi-strategi tersebut ditulis pada baris atas QSPM.
4 Menentukan nilai daya tarik AS yang didefinisikan sebagai angka yang
menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai daya tarik AS ditentukan dengan memeriksa masing-
49 masing faktor internal dan eksternal satu per satu. Nilai daya tarik harus
diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu.
Cakupan nilai daya tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik, dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan adalah
tidak, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Garis - digunakan
untuk menunjukkan bahwa faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas
pilihan-pilihan khusus yang dibuat.
5 Menghitung TAS = total nilai daya tarik didefinisikan sebagai hasil
mengalikan bobot langkah dua dengan nilai daya tarik di masing-masing baris langkah empat. Total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatif
dari masing-masing strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan krisis internal atau eksternal yang berdekatan.
Semakin tinggi nilai daya tarik semakin menarik sebagai alternatif tersebut.
6 Menghitung jumlah total nilai daya tarik didefinisikan sebagai total nilai daya
tarik yang dijumlahkan di masing-masing kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik STAS mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam
masing-masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor
krisis internal dan eksternal yang berkaitan yang dapat mempengaruhi
keputusan strategis. Tabel 12
. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif QSPM
Strategi Alternatif Strategi 1
Strategi 2 Faktor-faktor kunci
Bobot AS
TAS AS
TAS Faktor-faktor kunci internal
- -
- Faktor-faktor kunci eksternal
- -
-
Jumlah total nilai daya tarik Sumber : David 2009
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Visi, Misi, Sejarah dan Budaya Perusahaan Visi
Menjadikan produk Bakso Sehat Bakso Atom sebagai makanan utama masyarakat Indonesia.
Misi
Bakso Sehat Bakso Atom selalu siap memproduksi makanan sehat penuh inovasi dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.
Sejarah dan Budaya Perusahaan 1
Bakso Sehat Bakso Atom Pusat
Bakso Sehat Bakso Atom mulai beroperasi dan melayani para pelanggan sejak tahun 2003. Berawal dari satu gerobak dan satu karyawan dengan modal
yang sangat minim. Warung Bakso Sehat Bakso Atom yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No.1 Ciputat-Tangerang ini adalah cikal bakal gerai atau outlet
Bakso Atom yang saat ini berjumlah lebih dari 23 buah di Jabodetabek dan Bandung, yaitu di Thamrin City, Gintung, Jatimakmur, Plaza Pondok Gede,
Bogor, Blok M, Pakubuwono, Cempaka Putih, Depok Beji, Tebet, Bintaro, Pesanggrahan, Festival Citylink Bandung, Kalisari, Bantarjati, Blu Plaza,
Cipete, Depok Sentosa, Kalibata City, MT Haryono, Pekayon, Serpong, Springhill
Namun jauh sebelum Bakso Atom berkembang saat ini, BR Prabowo, pemilik dan pendiri Bakso Sehat Bakso Atom telah membuat konsep sehat
pada bakso sebagai makanan yang populer di Indonesia. Bakso harus benar- benar menjadi makanan sehat sehingga bahan-bahan pembuatan bakso
konvensional seperti borax, nitrit, dan bahkan formalin harus ditiadakan. Pengujian dari laboratorium yang berwenang telah membuktikan bahwa
Bakso Sehat Bakso Atom selain halal, bebas dari bahan pengawet dan pengenyal.
Sebagai makanan dengan unsur daging, Bakso Sehat Bakso Atom juga harus benar-benar berdaging. Komposisi daging harus sangat dominan
dibandingkan dengan komposisi tepungnya. Kandungan daging dalam Bakso
51 Sehat Bakso Atom diuji di laboraturium Kesmavet. Hasilnya kandungan
daging dalam Bakso Sehat Bakso Atom negatif terhadap bakteri. Dari konsep bakso sehat inilah, BR Prabowo mengembangkan bisnis
baksonya. Sehat dimulai dari makanan sehat, demikian moto Bakso Sehat Bakso Atom. Konsep makanan sehat rupanya menjadi kebutuhan masyarakat
yang semakin sadar bahwa makanan yang sehat akan memberikan gizi dan protein penting bagi kesehatan tubuh.
Bakso Sehat Bakso Atom telah menjawab kebutuhan masyarakat akan makanan sehat. Bakso Sehat Bakso Atom semakin digemari, selain karena
konsep sehatnya, rasanya yang lezat menjadi pertimbangan orang untuk menikmati Bakso Sehat Bakso Atom. Apalagi konsep gerai yang semi
prasmanan dan pelanggan yang meramu sendiri bumbu sesuai selera, menjadi daya tarik orang untuk berkunjung di gerai-gerai Bakso Sehat Bakso Atom.
2 Bakso Sehat Bakso Atom Bogor
Salah satu gerai yang dijadikan tempat penelitian adalah gerai Bakso Sehat Bakso Atom yang berada di Bogor tepatnya di Jl. Mayjen Ishak Juarsa No.149
Gunung Batu, Loji - Bogor. Pemilik gerai Bakso Sehat Bakso Atom Bogor ini bernama Bapak Sabar Basuki atau lebih dikenal dengan Bapak Ibas. Pak Ibas
merupakan wartawan yang memiliki hobi fotografer. Dari semua foto yang berada di seluruh gerai Bakso Sehat Bakso Atom merupakan hasil karya pak
Ibas. Untuk menjadi franchisee dalam usaha waralaba Bakso Sehat Bakso
Atom tidak mudah, karena harus mendapatkan kepercayaan dari franchisor, yaitu Bapak BR Prabowo. Dengan latar belakang Bapak Ibas yang telah
menjadi fotografer Bakso Sehat Bakso Atom, maka beliau ditawarkan oleh franchisor untuk bermitra dan membuka cabang di Bogor.
Lokasi gerai bersebelahan dengan Propolis dan Donat Madu. Gerai ini menempati luas areal + 120 m
2
dengan status kepemilikan sewa. Gerai Bakso Sehat Bakso Atom Bogor beroperasi setiap hari dari pukul 10.00 sampai
dengan pukul 22.00 WIB. Gerai ini memiliki lapangan parkir yang luas dan beberapa fasilitas seperti mushala dan toilet. Fasilitas lain yang ditawarkan
adalah sistem take away dan sistem pesan antar delivery order. Untuk proses produksinya tidak dilakukan di gerai melainkan dilakukan di Pusat. Gerai
52 hanya melakukan pemasakan dan penjualan bakso. Distribusi bakso dilakukan
setiap dua hari sekali dengan cara mengirim fax ke pusat yang berisi jumlah bakso yang terjual, setelah itu pusat memutuskan berapa banyak bakso yang
harus dikirim dari pusat dengan menggunakan mobil Bakso Sehat Bakso Atom ke Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Sistem pemasaran dilakukan
melalui penyebaran brosur disekitar gerai. Pewaralaba hanya memfasilitasi brosur dan pengadaan tenaga kerja serta perlengkapan makan untuk
pelaksanaan event bazar di luar gerai. Selain penjualan di gerai, franchisee
juga bisa melayani penjualan langsung ke lokasi yang disediakan konsumen, untuk minimal order 100 porsi.
5.2. Lokasi Perusahaan