Metode Pengumpulan Data SYAFRIYANSYAH B. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.

40 Tabel 6 . Jenis dan Sumber Data No Jenis Data Sumber Data Teknik 1 Primer Terwaralaba Owner dan Supervisor Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Supervisor Bakso TipsTop • Wawancara mengenai gambaran umum restoran dan strategi pemasaran restoran • Pengisian kuesioner oleh Terwaralaba Owner dan Supervisor Bakso Sehat Bakso Atom Bogor • Pengisian kuesioner oleh Supervisor Bakso Tips’Top 2 Sekunder • Penelitian Kepustakaan • Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor • Kepustakaan dengan mencari literatur di perpustakaan IPB maupun internet • Kepustakaan mengenai jumlah restoran di Kota Bogor

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu dari bulan Maret hingga April 2011. Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: 1 Teknik Observasi Melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan pemasaran perusahaan. 2 Teknik Wawancara Melakukan wawancara dengan pihak internal yaitu dengan Terwaralaba dan Supervisor Bakso Sehat Bakso Atom Bogor serta pegawai restoran lainnya untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Sedangkan untuk pihak eksternal adalah Supervisor Bakso Tips’Top dan Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. 3 Teknik Kepustakaan Membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literatur- literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian. 4 Studi Pendahuluan Mendatangi restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor untuk melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak Bakso Sehat Bakso Atom Bogor sebelum memulai penelitian dan menyusun skripsi. 41 5 Teknik Pengisian Kuesioner Pengisian kuesioner dilakukan oleh responden pilihan, yaitu Terwaralaba dan Supervisor Bakso Sehat Bakso Atom Bogor sebagai pihak eksternal. Sedangkan untuk pihak eksternal adalah Supervisor Bakso Tips’Top dan Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Pemilihan responden berdasarkan pertimbangan bahwa pihak-pihak yang mengerti dalam permasalahan dan kegiatan operasional maupun pemasaran yang dihadapi oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Kuesioner berisi pertanyaan- pertanyaan yang bersumber dari pengamatan langsung, studi pustaka, dan browsing internet terkait faktor-faktor yang diduga mempengaruhi lingkungan internal dan eksternal dari Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Selanjutnya, peneliti melakukan pembahasan lebih lanjut dengan responden pilihan tentang faktor-faktor kunci tersebut agar dapat ditentukan faktor apa saja yang termasuk ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi pemasaran Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Faktor kekuatan terdiri dari 12 faktor yaitu cita rasa produk, kandungan gizi, mutu bahan olahan, self service, pelayanan yang baik terhadap konsumen, tempat parkir yang luas, bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet, lokasi yang strategis, variasi produk, program lingkaran rezeki, kecepatan layanan, dan kenyamanan outlet. Faktor kelemahan terdiri dari 5 faktor yaitu harga di atas rata-rata, kurang promosi, kapasitas tempat yang kecil, kemudahan memperoleh produk, dan tidak ada iklan. Faktor peluang terdiri dari 6 faktor yaitu hubungan yang baik dengan pewaralaba, kemajuan teknologi, keadaan perekonomian yang semakin membaik, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, perubahan gaya hidup masyarakat, dan dukungan pemerintah. Sedangkan faktor ancaman terdiri dari 7 faktor yaitu fluktuasi harga bahan baku, isu kualitas bahan baku formalin, boraks, dan daging tikus, adanya pendatang baru, tingkat persaingan restoran tinggi, adanya produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi, dan kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi. Setelah itu peneliti melakukan cross check melalui wawancara langsung dengan responden pilihan terhadap temuan faktor-faktor kunci strategis internal dan eksternal tersebut. Setelah proses 42 tersebut dihasilkan 10 faktor kekuatan cita rasa produk, kandungan gizi, mutu bahan olahan, self service, pelayanan yang baik terhadap konsumen, tempat parkir yang luas, bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet, lokasi yang strategis, variasi produk, program lingkaran rezeki, 3 faktor kelemahan harga di atas rata-rata, kurang promosi, dan kapasitas tempat yang kecil, 5 faktor peluang hubungan yang baik dengan pewaralaba, kemajuan teknologi, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, perubahan gaya hidup masyarakat, dan dukungan pemerintah, dan 6 faktor ancaman fluktuasi harga bahan baku, isu kualitas bahan baku formalin, boraks, dan daging tikus, adanya pendatang baru, tingkat persaingan restoran tinggi, adanya produk pengganti, dan kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa faktor yang sudah diwakili oleh faktor lainnya dan tidak sesuai dengan kondisi internal maupun eksternal perusahaan.

4.4. Metode Pengambilan Sampel