Media Luar Ruang Billboard

10 identik dengan arus berangkat kerja, artinya pihak konsumen baru akan memulai aktifitas. Iklan pada media luar ruang mempunyai daya jangkau yang bersifat sangat lokal, yakni hanya daerah di sekitar papan reklame itu saja. Oleh karena itu, sangat penting memilih lokasi yang memiliki sudut pandang yang luas, misalnya pada ketinggian tertentu yang bebas dari halangan pandangan. Oleh karena papan reklame dipasang untuk menjangkau orang-orang yang berada di atas kendaraan, maka kecepatan arus lalu lintas disekitarnya perlu diperhatikan. Jika media dipasang di jalur bebas hambatan, maka papan reklame tersebut harus didesain sedemikian rupa agar dari kejauhan sudah terbaca dan dikenali pesannya. Apabila akan menampilkan secara detail maka lebih baik memilih jalur lalu lintas yang padat dan pada ketinggian menengah. Jalur padat ini misalnya pada lokasi sekitar pusat perbelanjaan, persimpangan jalan, jalan tiga jalur yang ada sekolah dengan sedikit tempat parkir atau juga jalan ”leher botol” yang ujungnya menyempit. Pada arus yang padat, orang dapat membaca dengan santai pada titik pandang yang dekat. Ketinggian juga diperhatikan jangan sampai orang membaca dengan kepala terlalu ke atas. Papan reklame juga bertujuan untuk membangun citra, artinya persepsi terhadap lokasi sangat penting. Jangan sampai salah menempatkan produk dengan citra yang bonafit, anggun, besar dan modern di suatu tempat yang tidak pada tempatnya dan tidak sesuai sasaran. Keserasian dengan bangunan sekitar pun harus diperhatikan. Tanpa memperhatikan keserasian, papan reklame akan menjadi sampah kota yang semakin menyebabkan calon pembeli ”sesak napas”. Papan reklame yang baik harus memperhatikan keseimbangan lingkungan yang justru dapat mempercantik kota dengan memperhatikan 7K, yakni: keindahan, kesopanan, ketertiban, keamanan, kesusilaan, keagamaan dan kesehatan. Media luar ruang reklame yang baik harus memperhatikan keseimbangan lingkungan yang akan meningkatkan kualitas estetika kota dan keindahannya. Dalam bahasa pemasaran, obyek atau media reklame merupakan bagian dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan atau perorangan untuk meningkatkan penjualan. Hill 1989 mengemukakan bahwa sign board yang merupakan bentuk umum dari papan reklame merupakan elemen lanskap yang 11 perlu diperhatikan dalam perancangan lanskap jalan karena dapat berpotensi merusak atau memperbaiki kualitas lingkungan. Senada dengan itu, Simonds 1983 menyatakan bahwa keberadaan sign board perlu direncanakan kesesuaiannya dengan lanskap sekitarnya.

c. Reklame sebagai Obyek Pajak Daerah

Reklame merupakan salah satu obyek pajak daerah, sebagaimana yang tercantum pada Undang- Undang nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, sebagaimana yang diganti dengan Undang-Undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan retribusi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, terdapat pengertian tentang reklame, yang dipakai dalam penyusunan Perda Kabupaten Bogor no 6 tahun 2004 tentang Pengelolaan Reklame. Menurut peraturan tersebut, reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk, susunan dan atau corak ragamnya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah. Beberapa jenis reklame yang dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu media reklame permanen atau berdurasi lama minimal 1 tahun dan reklame yang temporer atau berdurasi pendek mingguan atau bulanan. Yang termasuk reklame permanen antara lain jenis Bilboard tanam maupun tempel, backlight tanam maupun tempel, frontlight tanam maupun tempel, bando jalan, prismatek, thin plat, dan rombong. Sedangkan yang termasuk reklame temporer atau berdurasi pendek antara lain spanduk, umbul-umbul, poster, banner kain, baligho, dan balon udara. Keberadaan reklame berdurasi pendek ini relatif sulit dikendalikan karena dapat dipasang sewaktu-waktu dan berpotensi mengurangi estetika visual. Pemasangan reklame pada umumnya dilakukan pada jalur jalan yang merupakan ruang pergerakan. Karena itu, salah satu kriteria untuk menentukan nilai pajak reklame adalah berdasarkan pada kelas jalan dan tingkat keramaian lalulintas yang melewati sebuah jalan. Di Kabupaten Bogor, pajak reklame tertinggi dikenakan pada Jalan Tol, kemudian jalur Ciawi Puncak, dan lain-lain. 12 Gambar 1. Jenis Reklame Bilboard tanam a, Frontlight tanam b Jenis-jenis reklame ini mempunyai nilai pajak yang berbeda dimana yang berpengaruh terhadap nilai pajak ini misalnya lokasi pemasangan, jenis reklame yang juga dipengaruhi durasi tayang yang berlampu lebih mahal, karena dapat dilihat 24 jam. Reklame produk rokok juga dikenakan pajak yang lebih tinggi. Gambar 2. Jenis Reklame; a prismatek frontlight; b billboard tempel; c backlight tempel; d backlight tanam; e frontlight tempel; f backlight tanam pada PJU neon box a a b a b c d e f