Lanskap Estetika Sedang METODE 3.1

54 Elemen reklame terlihat jelas dan mengganggu. Beberapa warung terlihat tidak beraturan dan sebagian mendominasi. Tegakan pohon yang memperkuat setting lanskap diganggu dengan ‘foreground’ elemen reklame dan warung serta kendaraan yang parkir tidak beraturan. Walaupun setting lanskap tersebut berupa lanskap alami, namun kehadiran elemen keras yang tidak mendukung akan mengurangi kualitas estetik lanskap tersebut Gunawan, 2005. Pada lanskap dengan kualitas estetik sedang ini terjadi persaingan antara elemen alami berupa tegakan pohon yang berpeluang menjadikan lanskap bernilai indah dengan keberadaan elemen buatan yang juga terlihat dominan. Pada lanskap 16, misalnya, lanskap alami berupa tegakan pohon yang hijau baik sebagai foreground, midleground maupun background, tetapi keberadaan reklame yang berwarna mencolok dan kontras terhadap lingkungannya menyebakan terjadinya penurunan kualitas estetika lanskap tersebut. Demikian juga pada lanskap 8, landform pegunungan dan hamparan perkebunan teh yang menjadi background yang berpotensi menambah kualitas pemandangan bersaing dengan keberadaan reklame maupun elemen buatan lainnya.

c. Lanskap Estetika Rendah

Lanskap-lanskap dengan kualitas estetik rendah sebagimana tercantum pada Tabel 3, dapat dilihat pada Gambar 25 di bawah ini. 5 14 17 19 Gambar 25. Kelompok lanskap dengan kualitas estetik yang rendah. Elemen reklame yang sangat mendominasi merupakan salah satu penyebab rendahnya kualitas estetik lanskap jalur wisata Puncak tersebut. Elemen-elemen keras berupa warung, reklame, dan kendaraan yang berada pada foreground 55 setting lanskap tersebut sangat mempengaruhi kualitas estetik lanskap tersebut. Elemen yang terletak di foreground sangat mempengaruhi sensitifitas pemandang suatu lanskap Higuchi, 1989. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan juga dapat bersifat negatif. Pengaruh negatif akan terjadi apabila elemen foreground sangat tidak sesuai dengan setting lanskapnya, sebaliknya, pengaruh positif terjadi apabila elemen foreground menyatu dengan setting lanskapnya Higuchi, 1989.

4.2.2 Kecenderungan Nilai Estetika pada Jalur Wisata Puncak

Kawasan pemasangan reklame di jalur wisata Puncak merupakan tempat alternatif utama dalam penempatan reklame, yaitu pada jalur wisata Puncak pada kilometer Jkt. +83 sampai dengan kilometer Jkt. +93. Hal ini bisa dilihat bahwa reklame yang ditempatkan pada jalur ini memberi kontribusi cukup besar dalam hal pemasukan pajak reklame maupun retribusi yang lain. Dengan kondisi alami berupa perkebunan teh dan tutupan lahan berupa hutan atau pun kebun campur, maka dominasi warna hijau yang memberi kesan alami terasa kuat. Tetapi dengan tingginya peminatan untuk memasang reklame di jalur ini, maka hal ini akan cenderung menurunkan kualitas keindahan lanskap. Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya, maka reklame yang dipasang pada area yang bersifat lanskap alami dengan dominasi warna hijau oleh dedaunan dan vegetasi secara umum, maka keberadaan reklame sulit atau tidak dapat menyatu dengan setting alamiahnya. Hal ini berbeda dengan keberadaan reklame sebagai media luar ruang yang ditempatkan pada kawasan perkotaan yang merupakan setting lanskap buatan. Meskipun pada kawasan perkotaan keberadaan reklame juga menjadi masalah Cullen, 1996; Danisworo, 1991, tetapi karena karakter lanskap yang ada adalah lanskap buatan, maka kehadiran reklame lebih mudah diterima dan menyatu dengan setting lanskap buatan yang mendominasi lanskap perkotaan townscape. Faktor-faktor yang mempengaruhi dapat diterimanya reklame sebagai bagian dari elemen kota ini dapat ditemukan dalam hasil penelitian Ekomadyo 2008 yang menyatakan bahwa reklame ruang luar yang memiliki nilai tambah dalam kreativitas desain secara substantif dapat meningkatkan nilai