16 4. Mereka memecah atau mengganggu perhatian para pengendara motor
maupun pemakai jalan yang lain.
c. Pengendalian Signage
Yang dapat dipertimbangkan sebagai pengendali pemasangan tanda-tanda adalah sebagai berikut, menurut Danisworo, et al, 1991:
1. Letak Tanda Letak tanda dibedakan menurut jenis dan peruntukannya. Dimana tata letak
tanda-tanda tersebut dibagi menurut zona-zona yaitu: a. zona pedestrian identifikasi
Untuk tanda berebentuk kecil, orientasi bagi pedestrian supaya mudah mengenali bangunan, rancangan etalase dan lain-lain. Prioritas domain
adalah untuk kepentingan umum. b. zona lalulintas
Diperuntukkan bagi tanda-tanda dan informasi yang relevan sebagai kontrol dan pergerakan kendaraan.
c. zona reklame Khusus diperuntukkan bagi tanda-tanda berukuran besar, dimana letaknya
pun harus tidak mengganggu sirkulasi pedestrian. Pada zona ini reklame berukuran cukup besar dengan sengaja direncanakan pada zona tertentu
untuk tujuan pengaturan ruang publik kota,
2. Keterkaitan Ruang dan Waktu Pengendalian tanda diatur menurut sifat komunikasi yang akan disampaikan
kepada warga kota yaitu: a. Bersifat langsung
Dibedakan menurut tanda-tanda yang mengandung identitas usaha, lokasi serta barang dan jasa yang ditawarkan. Tanda-atanda tersebut memepunyai
keterkaiatan langsung dengan bangunan dan lingkungan setempat keterkaitan ruang dan waktu
b. Bersifat tak langsung
17 Tanda ini berisi pean-pesan yang tidak mempunyai keterkaitan dengan
kegiatan yang ada di dalam bangunan atau di lingkungan setempat. 3. Integrasi dengan bangunan dan Lanskap
Maksudnya untuk mendapatkan keselarasan visual dengan cara mencari tata letak yang sesuai dengan rancangan bangunannya. Bangunan di sini tetap
dominan sebagai unsur untuk berkomunikasi secara arsitektural. Tanda di sini merupakan unsur pelengkap yang mudah dibaca sehingga memudahkan
pengamat. Larangan untuk memasang tanda-tanda berukuran besar di lokasi yang memilki vista yang dominan, misalnya pada jalur pedestrian utama pada
square dan taman juga merupakan langkah untuk pengendalian. 4. Integrasi dengan elemen lanskap
Merupakan langkah untuk memeperoleh kompromi anatara pemasang tanda dengan elemen lanskap sehingga nilai estetika tetap dapat dicapai. Caranya
adalah dengan mendisain bentuk-bentuk khusus sehingga lampu jalan, kios kaki lima , lampu-lampu lalulintas sekaligus juga berfungsi sebagai tanda
yang berisi identitas lingkungan, iklan, atau penunjuk jalan. 5. Kemudahan untuk dibaca
Tanda-tanda yang dipasang harus mudah untuk dibaca. Untuk itu jenis huruf, ukuran huruf , spasi, jumlah kata, bahan, warna dan iluminasi kemudian cara
memasang, jarak pandang, sudut pandang dan kecepatan kendaraan merupakan aspek-aspek yang perlu dikendalikan.
6. Pemakaian simbol Sekarang ini mulai banyak dikenal pemakaian simbol atau logo sebagai cara
menyajikan tanda. Dengan melihat simbol atau logo, pengamat langsung dapat mengerti maksud suatu tanda tanpa harus dalam bentuk tulisan.
2.2 Lanskap Jalan dan Penempatan Reklame
Sebuah media reklame dipasang agar dapat menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat sebagai pengamat. Dapat tidaknya sebuah pesan diterima juga
dipengaruhi oleh waktu yang dipakai untuk membaca pesan itu, dan hal ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan pengamat. Papan reklame adalah media statis, kecuali
jenis Megatron dan Dynamic Wall yang relatif lebih dinamis meskipun hanya