Pengendalian Signage TINJAUAN PUSTAKA

17 Tanda ini berisi pean-pesan yang tidak mempunyai keterkaitan dengan kegiatan yang ada di dalam bangunan atau di lingkungan setempat. 3. Integrasi dengan bangunan dan Lanskap Maksudnya untuk mendapatkan keselarasan visual dengan cara mencari tata letak yang sesuai dengan rancangan bangunannya. Bangunan di sini tetap dominan sebagai unsur untuk berkomunikasi secara arsitektural. Tanda di sini merupakan unsur pelengkap yang mudah dibaca sehingga memudahkan pengamat. Larangan untuk memasang tanda-tanda berukuran besar di lokasi yang memilki vista yang dominan, misalnya pada jalur pedestrian utama pada square dan taman juga merupakan langkah untuk pengendalian. 4. Integrasi dengan elemen lanskap Merupakan langkah untuk memeperoleh kompromi anatara pemasang tanda dengan elemen lanskap sehingga nilai estetika tetap dapat dicapai. Caranya adalah dengan mendisain bentuk-bentuk khusus sehingga lampu jalan, kios kaki lima , lampu-lampu lalulintas sekaligus juga berfungsi sebagai tanda yang berisi identitas lingkungan, iklan, atau penunjuk jalan. 5. Kemudahan untuk dibaca Tanda-tanda yang dipasang harus mudah untuk dibaca. Untuk itu jenis huruf, ukuran huruf , spasi, jumlah kata, bahan, warna dan iluminasi kemudian cara memasang, jarak pandang, sudut pandang dan kecepatan kendaraan merupakan aspek-aspek yang perlu dikendalikan. 6. Pemakaian simbol Sekarang ini mulai banyak dikenal pemakaian simbol atau logo sebagai cara menyajikan tanda. Dengan melihat simbol atau logo, pengamat langsung dapat mengerti maksud suatu tanda tanpa harus dalam bentuk tulisan.

2.2 Lanskap Jalan dan Penempatan Reklame

Sebuah media reklame dipasang agar dapat menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat sebagai pengamat. Dapat tidaknya sebuah pesan diterima juga dipengaruhi oleh waktu yang dipakai untuk membaca pesan itu, dan hal ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan pengamat. Papan reklame adalah media statis, kecuali jenis Megatron dan Dynamic Wall yang relatif lebih dinamis meskipun hanya 18 pada gambarnya yang dapat berganti atau berubah. Dengan demikian jika pengamat tidak cukup lama dalam memandang papan reklame, maka pesan itu tidak akan sampai. Durasi atau lama tidaknya waktu untuk memandang ini sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya kecepatan gerak dari pengamat terhadap obyek, lurus tidaknya jalur jalan, serta datar tidaknya suatu jalur jalan. Hal itu dapat diperjelas dengan Gambar 4. Pada jalur jalan yang merangsang pengguna jalan untuk bergerak sangat cepat, misalnya pada jalan Tol, waktu memandang sebuah papan reklame yang terbatas diatasi dengan membuatnya terlihat lebih lama dengan memperbesar ukuran serta meninggikan posisinya. Gambar 4. Pengaruh kondisi jalan terhadap durasi memandang suatu obyek visual Pada jalur yang cukup padat, dimana kendaraan tidak mungkin bergerak terlalu cepat, visibilitas menjadi tinggi. Pada jalan yang lurus, durasi memandang sebuah papan juga lama, sehingga visibilitas juga tinggi. Pada jalur yang datar, visibilitas papan reklame juga tinggi berkaitan dengan durasi memandang yang lebih lama. Jalan lurus, durasi melihat lebih panjang Jalan berkelok, durasi memandang lebih pendek Jalan mendatar, durasi melihat lebih lama Jalan berkontur, durasi melihat lebih pendek