Persepsi Responden Terhadap Faktor Empat A

93 berjalan sebagaimana mestinya sebagai contoh masih banyak sampah yang berserakan di sekitar pantai dan kamar mandi yang tidak terawat sehingga hal ini akan menjadi kendala bagi pengembangan pariwisata bahari di lokasi ini.

5.1.5 Persepsi Responden Terhadap Faktor Empat A

Empat A merupakan empat aspek atau faktor yang berpengaruh terhadap penawaran lokasi wisata yang meliputi atraksi daya tarik wisata, aksesibilitas, amenitas dan ancilliary. Untuk mengembangkan pariwisata, empat faktor ini harus dimiliki oleh suatu destinasi pariwisata. Tabel indeks persepsi responden didapat dari tabel-tabel analisis yang sebelumnya. Berikut adalah tabel indeks persepsi responden terhadap faktor empat A. Tabel 5.7 Indeks Persepsi Responden Terhadap Faktor Empat A No Lokasi Wisata Faktor 4 A ta-Rata Rangking Atraksi Daya Tarik Wisata Aksesi- bilitas Amenitas Ancilliary 1 ntai Teluk Selahang 1,52 1,78 1,48 1,07 1,46 I 2 ulau Senoa 0,70 1,70 0,37 0,85 0,91 II 3 ntai Sengiap 0,70 1,07 0,04 0,41 0,56 V 4 ntai Teluk Buton 0,96 0,89 0,04 0,30 0,55 VI 5 ntai Sisi 1,07 0,41 0,48 0,70 0,67 IV 6 ntai Batu Kasah Cemaga 1,15 0,70 0,52 0,70 0,77 III 7 ntai Teluk Depeh 0,93 0,67 0,00 0,22 0,45 VII 8 ulau Kembang 0,63 0,74 0,00 0,33 0,43 VIII Sumber : Data Primer diolah Data yang ada pada Tabel 5.7 diatas, menunjukkan pendapat responden terhadap faktor empat A yaitu faktor atraksi daya tarik wisata, faktor aksesibilitas, faktor amenitas dan faktor ancilliary. Berdasarkan data tersebut tersebut diatas nilai rata-rata pendapat responden terhadap faktor empat A yang paling tinggi adalah lokasi Pantai Teluk Selahang dengan nilai rata-rata 1,46 dan mendapat rangking ke-I, angka ini menunjukkan bahwa responden berpendapat lokasi Pantai Teluk Selahang memiliki faktor 4 A dengan tingkat “Ada tapi Tidak Baik” dan lokasi ini merupakan lokasi yang paling prioritas untuk dikembangkan. Pantai Teluk Selahang memiliki pantai yang berpasir panjang hampir mencapai 2 km dengan bentuk pantai landai dan berbatu, memiliki panorama yang sangat indah dengan batu-batuan yang besar, di lokasi ini sering diadakan pagelaran budaya berupa permainan alu, tarian topeng dan silat melayu, pada hari- hari tertentu seperti hari minggu ataupun hari libur, lokasi ini paling banyak di kunjungi sehingga masyarakat yang tinggal di sini memanfaatkan dengan menjual makanan dan minuman khas seperti kernas, lempar, katabal dan minuman air kelapa. Akses menuju ke Pantai Teluk Selahang, terlebih dahulu harus ke Natuna dengan menggunakan pesawat wings air berkapasitas 40 orang dengan frekuensi penerbangan setiap hari pulang pergi dan menggunakan pesawat Sky Aviation 94 berkapasitas 100 orang frekeuensi penerbangan dua kali seminggu pulang pergi dari Bandara Hang Nadim Batam, perjalanan pesawat kurang lebih 1,5 jam atau dapat juga menggunakan jalur pelayaran dengan kapal Pelni KM. Bukit Raya dari pelabuhan Kijang, Tanjung Pinang, perjalanan dengan kapal memakan waktu sekitar 30 jam. Setelah sampai di Kota Ranai Natuna wisatawan bisa langsung menuju lokasi wisata ini dengan memgunakan kendaraan roda dua atau roda empat dengan lama tempuh lebih kurang 30 menit. Kondisi jalan yang menghubungkan pantai ini dengan kota Ranai cukup baik karena merupakan jalan aspal, kondisi jembatan yang dilewati juga cukup baik sehingga akses dari kota Ranai ke pantai ini sangat lancar. Transportasi untuk menuju ke lokasi ini bisa menggunakan bis umum tetapi frekuensi nya tidak sering hanya 3-4 kali dalam sehari. Selain itu pengunjung dapat juga mencarter kendaraan roda duakendaraan roda empat atau menggunakan ojek untuk menuju ke lokasi ini. Disekitar pantai ada pemukiman penduduk dan juga ada beberapa rumah makan dan warung kecil yang menjual makanan dan minuman akan tetapi rumah makan atau warung itu dibuka pada hari tertentu seperti pada hari minggu atau hari libur saja karena pada hari-hari itu pengunjung banyak. Menurut data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, jumlah pengunjung di Pantai Teluk Selahang paling banyak dibandingkan dengan lokasi wisata lainnya di Kabupaten Natuna, setiap hari minggu atau hari libur pengunjung yang berekreasi di pantai ini berjumlah 500 – 1500 orang, dan lebih banyak lagi bila ada hiburan rakyat dan atraksi kesenian tradisional dan budaya lokal yang dilaksanakan di lokasi ini. Saat ini Pantai Teluk Selahang dikelola oleh sebuah organisasi yaitu Organisasi Masyarakat Pencinta Pantai Teluk Selahang yang dibentuk oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, anggota organisasi ini telah diberi pelatihan- pelatihan mengenai kepariwisataan, selain itu mereka di latih untuk membuat souvenirkerajinan dari kerang, mereka bertugas untuk menjaga dan mengelola bangunan-bangunan yang di bangun oleh Pemerintah Daerah seperti kamar mandi umum, parkir, gazibu, tempat duduk dan menjaga kebersihan pantai meskipun dalam pelaksanaanya belum berjalan sebagaimana mestinya, ini bisa dilihat dengan banyak sampah di sekitar pantai dan kamar mandikamar bilas dan sarana parkir yang tidak terawat dan kotor. Selanjutnya persepsi responden terhadap faktor empat A ini yang mendapat rangking ke-II adalah Pulau Senoa dengan nilai 0,91, artinya responden berpendapat bahwa lokasi Pulau Senoa merupakan prioritas yang kedua untuk dikembangkan dan lokasi Pulau Senoa memiliki faktor empat A dengan tingkat “Ada tapi Tidak Baik”. Pulau Senoa merupakan sebuah pulau yang berada di depan pulau Bunguran dan merupakan pulau terluar Indonesia. Pulau ini memiliki panorama alam yang sangat indah dengan pemandangan gunung ranai dan Batu Sindu, pantai di Pulau Senoa sangat alami dengan air yang jernih, berpasir putih, dan terdapat goa sarang walet di ujung pulau, potensi lain yang dimiliki pulau ini adalah terumbu karangnya yang indah dan menarik serta perairannya yang banyak terdapat ikan untuk atraksi memancing, diving dan snorkling. Akses menuju ke Pulau Senoa dari kota Ranai dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat menuju pelabuhan Teluk Baruk Desa Sepempang dengan waktu tempuh sekitar 15 menit, kondisi jalan sudah cukup bagus karena sudah beraspal, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan pompong carteran milik nelayan setempat dengan biaya sekitar Rp 300.000,- 95 pulang-pergi karena transportasi reguler ke Pulau Senoa belum ada. Sarana amenitas di Pulau Senoa seperti hotelpenginapan, kamar mandibilas serta rumah makan belum tersedia.

5.2 Faktor Internal dan Eksternal Yang Berpengaruh Terhadap