23
II. STUDI PUSTAKA
2.1 Definisi Pariwisata
Secara etimologis, kata “pariwisata” diidentikkan dengan kata “travel” dalam bahasa inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-
kali dari satu tempat ke tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana yang
dilakukan secara individu atau kelompok dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan Wardiyanto, 2010.
Selain itu ada bermacam pengertian lain mengenai pariwisata yaitu Mcintosh 1984 menyatakan bahwa pariwisata adalah :
“A composite of activities, services and industries that delivers a travel experience, transportation,
activity and other hospitality service available for individuals or group that are away from home”. Dari definisi tersebut menyatakan bahwa pariwisata adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan wisatawan baik individu maupun berkelompok dengan menikmati jasa dan insustri pariwisata, transportasi,
akomodasi, restoran, hiburan dan sebagainya Mulyadi dan Nurhayati, 2002.
Hunzieker dan Kraft Yoeti, 2001 mengemukakan definisi pariwisata dengan batasan yang lebih bersifat teknis yang diterima secara offisial oleh The
Association Experts Scientific Internationale des Experts Scientifique du Tourisme AIEST
, batasan yang diberikan sebagai berikut : “Tourism is the sum of the
phenomenom and relationships arising from the travel and stay of non resident, in so far as they do not lead to permanent residence and are not connected with any
earning activity” pariwisata adalah gabungan dari gejala dan hubungan- hubungan yang muncul dari adanya perjalanan dan tinggal sementara dari orang-
orang yang bukan penduduk setempat, sejauh mereka tidak menunjukkan keinginan untuk menetap dan sejauh mereka tidak berhubungan dengan kegiatan
yang menghasilkan uang.
Wahab 1975 merumuskan pengertian pariwisata sebagai berikut : “A
Propeseful human activity that serves as a link between people either within one some country or beyond the geographical limits the states. It involves the
temporary displacement of people to another region, country or continent for the satisfaction of varied needs other than exercising a renumerated function” Suatu
aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiridiluar negeri,
meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana
ia memperoleh pekerjaan tetap.
Undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, disebutkan pengertian pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Seseorang yang melakukan perjalanan wisata ke suatu daerah biasanya karena ingin sekedar untuk refreshing dan sekedar untuk berjalan-jalan. Selain itu,
ada juga yang melakukan perjalanan wisata karena ada urusan bisnis ke suatu daerah. Ada berbagai jenis pariwisata yang dikelompokkan berdasarkan tujuan
atau motif seseorang atau kelompok yang melakukan perjalanan wisata. Berikut jenis-jenis Pariwisata menurut Spillane 1987 :
24
1 Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan Pleasure Tourism
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, untuk
memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan
alam, atau bahkan untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota.
2 Pariwisata untuk Rekreasi Recreation Tourism
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan
kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
3 Pariwisata untuk Kebudayaan Cultural Tourism
Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah lain selain itu
untuk mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan peradaban masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau untuk ikut serta dalam
festival-festival seni musik, teater, tarian rakyat, dan lain-lain.
4 Pariwisata untuk Olahraga Sports Tourism
Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori : a. Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya peristiwa-
peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World Cup, dan lain- lain.
b. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti pendakian
gunung, olahraga naik kuda, dan lain-lain. 5
Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang Business Tourism Perjalanan usaha ini adalah bentuk profesional travel atau perjalanan karena ada
kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan.
6 Pariwisata untuk Berkonvensi Convention Tourism
Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.
Munculnya pariwisata tidak terlepas dari adanya dorongan naluri manusia yang selalu ini mengetahui dan mencari hal, hal yang baru, bagus, menarik,
mengagumkan dan menantang. Orang-orang yang ingin mencari hal-hal tersebut diatas biasanya melakukan perjalanan ke luar daerah atau keluar dari
kebiasaannya sehari-hari dalam kurun waktu tertentu. Seringkali perjalanan seperti ini dilakukan pada saat mereka mempunyai waktu luang leisure atau
sengaja dilakukan untuk menghabiskan waktu luangnya mengunjungi dan menikmati sesuatu yang menarik seperti ; keindahan alam, hiburan, budaya, adat
istiadat, mengunjungi tempat-tempat suci dll.
25
Pariwisata sebagai sesuatu fenomena sosial, terbentuk oleh berbagai faktor sekaligus berpengaruh terhadap banyak aspek kehidupan manusia. Soeriaatmaja
1997 mengatakan bahwa pariwisata melibatkan tiga unsur penting, yakni unsur dinamik, menyangkut urusan perjalanan atau gerakan menuju suatu daerah tujuan
wisata; unsur statik, merupakan tempat terjadinya kegiatan wisata; dan unsur interaksi, yakni yang merupakan akibat dari keberadaan dua unsur penting
sebelumnya. Kegiatan pariwisata, merupakan hasil interaksi antara wisatawan dengan masyarakat sekitar pada saat wisatawan mengunjungi objek wisata atau
daya tarik wisata. Pariwisata dapat pula dipandang sebagai suatu fenomena geografis, kegiatan pariwisata akan senantiasa terpengaruh atau bahkan tergantung
pada ciri khas yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata, baik mengenai masyarakatnya, maupun kondisi topografisnya. Setiap wilayah geografis
mempunyai ciri khasnya masing-masing, pengembang pariwisata perlu memahami masalah ini supaya mereka dapat memasarkan kekhasan daerah tujuan
wisata yang akan dijualnya kepada calon wisatawan secara tepat. Misalnya, ada daerah tertentu yang menarik karena : pemandangan alamnya yang sejuk,
topografinya yang unik, keadaan lautnya yang memiliki keanekaragaman hayati yang dapat disaksikan dengan jelas, atraksi budayanya yang unik, dinamika sosial
ekonomi masyarakatnya, dll.
Pariwisata merupakan kegiatan bersenang-senang yang melibatkan banyak orang, ditandai dengan adanya perpindahan mobilisasi dari satu tempat yang
merupakan tempat tinggalnya ke tempat lain yang bukan tempat tinggalnya, dimana perpindahan ini tidak bertujuan untuk menetap atau mencari nafkah.
Fenomena ini menimbulkan berbagai macam unit usaha kegiatan bisnis yang menimbulkan berbagai dampak positif maupun dampak negatif bagi
pembangunan daerah.
Dalam kegiatan pariwisata banyak komponen yang terlibat, masing-masing saling berkaitan pengaruh mempengaruhi sehingga membentuk sebuah sistem.
Komponen yang dimaksud adalah : jasa pelayanan pariwisata, sosial, ekonomi, budaya, politik, keamanan dan lingkungan. Aktifitas pariwisata secara tidak
langsung melibatkan kehidupan sosial, baik itu masyarakat sebagai wisatawan maupun sebagai penyedia objek pariwisata dan penerima wisatawan. Hubungan
sosial masyarakat ini sangat berpengaruh pada perkembangan kepariwisataan. Semakin erat dan harmonis hubungan antara wisatawan dengan masyarakat
penerima didaerah tujuan wisatawan, semakin cepat perkembangan pariwisatanya. Dengan kegiatan pariwisata ini masyarakat bisa berinteraksi dan bertransaksi satu
dengan yang lainnya sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat. Masyarakat dapat terlibat secara
langsung dan aktif dalam dunia pariwisata misalnya sebagai karyawan sementara atau karyawan tetap di industri penyedia jasa pelayanan pariwisata seperti ; biro
perjalanan wisata travel agency, hotel, villa, bungalow, restoran, transportasi dan lain sebagainya.
Secara konseptual pariwisata didefinisikan sebagai perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan oleh perorangan maupun kelompok
sebagai usaha untuk mencari keseimbangan atau keserasian dalam lingkungan hidup untuk mencapai kebahagiaan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Guyer Freuler 1963 yang telah mempublikasikan sebuah studi
“Contributions to Tourism Statistics” , menyatakan bahwa pariwisata merupakan gejala jaman
26
sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam
semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan sebagai bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan
perniagaan,
industri dan
perdagangan serta
penyempurnaan alat-alat
pengangkutan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah
kegiatan atau aktivitas yang dilaksanakan untuk sementara waktu dalam rangka menambah wawasan bidang sosial kemasyarakatan, sistem perilaku dari manusia
itu sendiri dengan berbagai dorongan kepentingan sesuai dengan budaya yang berbeda-beda yang berhubungan dengan upaya untuk mencari kesenangan,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha lain yang terkait di bidang tersebut.
Pada dasarnya hakikat pariwisata adalah mengandalkan adanya keunikan, kekhasan dan keindahan alam dan budaya yang tumbuh dalam suatu masyarakat.
Hakikat ini merupakan kerangka dasar konsepsi pariwisata yang kemudian berkembang menjadi iklim pariwisata nasional. Dan diketahui juga tujuan
pembangunan pariwisata indonesia adalah mewujudkan indonesia sebagai daerah tujuan wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai dan berdaya saing
tinggi.
2.2 Empat Aspek Dalam Penawaran Destinasi Pariwisata