Kelemahan Faktor Strategis Internal

97 Gambar 5.19 Peta Kawasan Konservasi Laut Kabupaten Natuna 5 Dukungan pendanaan oleh pemerintah daerah Kabupaten Natuna sebagai daerah yang memiliki sumber daya alam minyak dan gas mendapat pembagian dana bagi hasil dari pemerintah pusat yang cukup besar sehingga memperbesar peluang untuk mengembangkan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna. Nilai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD Kabupaten Natuna dibandingkan dengan jumlah penduduk Natuna dapat dilihat pada table 5.8. Tabel 5.8 Nilai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD Dibandingkan Dengan Jumlah Penduduk Kabupaten Natuna Tahun Nilai APBD Rupiah Jumlah Penduduk Jiwa 2010 Rp 0,95 Trilyun 69.003 2011 Rp 1,15 Trilyun 72.950 2012 Rp 1,73 Trilyun 76.606

B. Kelemahan

Weaknesses Faktor kelemahan merupakan faktor internal yang dapat menghambat dalam pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna. Faktor kelemahan ini harus dicermati secara baik, karena akan menghambat perkembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna. Faktor kelemahan pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna adalah sebagai berikut : 98 1 Akses dan transportasi sangat terbatas Aksesibilitas dalam hal ini adalah tingkat kemudahan untuk menjangkau suatu destinasi pariwisata. Aksesibilitas sangat penting dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Natuna, objek-objek wisata khususnya wisata bahari di Kabupaten Natuna tersebar dan juga berada di pulau-pulau seperti di Pulau Serasan, Pulau Laut, Pulau Tiga, Pulau Midai, Pulau Sedanau dan Pulau Subi. Untuk mencapai ke objek wisata ini menggunakan alat angkut transportasi laut, sehingga sarana dan prasarana transportasi laut sangat diperlukan dalam pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna. Sarana dan prasarana transportasi yang ada di Kabupaten Natuna saat ini adalah 1 satu pelabuhan udara milik TNI AU, satu terminal antar kecamatan yang berada di Kota Ranai dengan klasifikasi terminal tipe C, pelabuhan Selat Lampa, pelabuhan Penagi, pelabuhan Binjai dan beberapa pelabuhan lainnya yang tersebar di kecamatan. Pelayanan transportasi regional melalui angkutan udara pesawat wings air dengan jadwal sekali sehari pulang pergi dan pesawat Sky Aviation dengan jadwal dua kali seminggu dengan rute Batam – Natuna pulang pergi, angkutan laut Kapal Motor KM Bukit Raya setiap dua minggu sekali dengan rute perjalanan Jakarta – Muntok - Tanjung Pinang – Letung – Tarempa – Selat Lampa – Midai – Serasan – Pontianak – Surabaya dan angkutan Kapal Motor Terigas dan Gunung Bintan setiap 10 hari sekali. Sedangkan untuk transportasi antar kecamatan di Kabupaten Natuna dengan alat transportasi Kapal Cepat Speed Boat dengan jadwal dua kali sehari tujuan Binjai - Sedanau - Kelarik dan Kapal Pompong dengan sistem carteran sedangkan untuk transportasi antar kecamatan dalam satu pulau bunguran yaitu transportasi bis umum dengan frekuensi 3-4 kali sehari, kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat carteran serta menggunakan ojek. 2 Sarana dan prasarana pendukung pariwisata terbatas Sarana dan prasarana pendukung pariwisata adalah semua fasilitas baik itu fasilitas dasarutama maupun fasilitas pendukung yang memberikan kemudahan dan pelayanan kepada wisatawan. Prasarana pariwisata ini adalah prasarana transportasi seperti pelabuhan udara dan jalan raya menuju ke lokasi pariwisata dan sedangkan sarana pariwisata berupa hotelpenginapan, rumah makan, resort, biro perjalanan wisata, toko souvenir dan pusat kerajinan, kamar mandibilas umum dan sarana penyewaan alat snorkelingdiving. Saat ini sarana hotelpenginapan yang ada di Kabupaten Natuna berjumlah 10 buah yang berada di Kecamatan Bunguran Timur dan empat buah yang berada di Kecamatan Bunguran Barat yang semuanya masih tergolong klasifikasi melati. Resort dan sarana penyewaan alat snorkelingdiving belum tersedia. Sedangkan travel atau biro perjalanan berjumlah 13 buah yang berada di Kota Ranai Kecamatan Bunguran Timur yang hanya melayani pembelian tiket pesawat dan kapal PELNI saja, belum menjual paket wisata ke lokasi lokasi wisata yang ada di Kabupaten Natuna. 99 3 Kualitas SDM dan Kelembagaan Pengelola Objek Wisata Belum Profesional Berdasarkan hasil survey di lapangan terhadap sumber daya manusia yang berada di lingkungan objek wisata Kabupaten Natuna dan juga pada kelembagaan atau instansi teknis pariwisata dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia yang memiliki keahlian yang memadai dalam pengelolaan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna masih kurang untuk menangani seluruh potensi yang ada. Hampir semua objek wisata yang ada di Kabupaten Natuna belum dikelola dengan manajemen profesional. Tingkat pendidikan, pelatihan, manajemen maupun kemampuan berbahasa asing merupakan faktor yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna. Untuk itu kelemahan ini harus dicermati dan di minimalisir karena akan menjadi penghambat dalam pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna. 4 Koordinasi lintas sektor dan regional belum maksimal Koordinasi lintas sektor dan regional dalam pembangunan pariwisata bahari mutlak perlu di lakukan agar pembangunan lebih terpadu dan sinergi. Pembangunan pariwisata sangat berpengaruh terhadap pembangunan di sektor lain seperti Instansi PU, perhubungan, kelautan dan perikanan dan bappeda sehingga akan menghasilkan suatu produk pariwisata bahari yang berkualitas dan memiliki daya saing. Stigma yang muncul di masyarakat bahwa pembangunan pariwisata bahari hanya dibebankan kepada Dinas Pariwisata saja, yang tentu saja tidak benar sepenuhnya. Perlu adanya suatu komitmen bersama dalam meningkatkan kesamaan persepsi, pola pikir dan tindakan yang berorientasi pada keberhasilan pengembangan pariwisata bahari di Natuna. Walaupun ada beberapa komunikasi non formal antar instansi terkait tapi secara formal belum dibentuk forum komunikasi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna sehingga membuat pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna menjadi lambat berkembang. 5 Kurangnya Kerjasama Antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat Untuk mengembangkan pariwisata bahari sangat perlu adanya kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Pemerintah harus bisa mengajak pihak swasta dalam pembangunan sarana dan prasarana penunjang pariwisata dan melibatkan masyarakat untuk secara bersama memajukan pariwisata bahari terutama dalam hal menjaga keberlanjutan kawasan wisata bahari yang dikembangkan dan menjaga keamanan, ketertiban dan kenyamanan wisatawan sehingga wisatawan akan betah dan meningkat secara kualitas dan kuantitas.

5.2.2 Faktor Strategis Eksternal