Hasil Evaluasi Faktor Internal

103 sangat kencang diiringi dengan hujan lebat dan gelombang yang sangat tinggi bahkan mencapai 4 - 6 meter. Pada periode ini transportasi laut yang menggunakan kapal-kapal kecil tidak berani beroperasi, dan kapal-kapal kayu pengangkut sembako tidak berani beroperasi sehingga kadang-kadang menyebabkan hilangnya beberapa kebutuhan pokok masyarakat dan harga kebutuhan menjadi tinggi. Selain itu pada periode musim utara ini beberapa aktifitas pariwisata bahari seperti berenang, olahraga air, diving dan snorkling tidak bisa dilakukan di lokasi-lokasi tertentu. Hal ini menjadi faktor penghambat dalam pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna. 5 Masih Banyak Masyarakat yang Mencari Ikan dengan Peralatan yang Tidak Ramah Lingkungan Dalam pengembangan pariwisata bahari aspek kontinuitas dan sustainable sangat penting agar sektor pariwisata bisa berkembang dan bertahan lama. Lingkungan hidup menjadi aset dan nilai yang keberadaannya harus dipikirkan untuk jangka panjang sehingga pengembangannya menjadi keuntungan yang positif bagi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan pengumpulan data primer didapatkan bahwa masih banyaknya masyarakat Natuna yang sebagian besar sebagai nelayan yang menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan bom ikan, potasium bahkan penggunaan pukat harimau yang bisa menyebabkan kematian organisme hewan hewan karang dan kerusakan secara fisik terumbu karang sehingga dalam jangka waktu tertentu terumbu karang akan rusakmati dan ikan akan akan hilang. Hal ini menjadi suatu ancaman bagi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna.

5.3 Matriks IFE

– EFE Untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor strategis yang mempengaruhi perkembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna digunakan matriks Internal Factor Evaluation IFE untuk faktor internal dan matriks External Factor Evaluation EFE untuk faktor eksternal. Tujuan menggunakan matriks IFE dan matriks EFE ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor strategis internal dan eksternal terhadap keberhasilan pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna.

5.3.1 Hasil Evaluasi Faktor Internal

Faktor-faktor strategis internal yang mempengaruhi perkembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna setelah diperoleh dari pengumpulan data kuisioner sembilan orang responden untuk penelitian bobot dan rating maka diperoleh hasil perhitungannya pada Tabel 5.9. Pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna ditentukan oleh faktor internal dengan tingkat kepentingan relatif satu faktor dengan faktor lainnya ditentukan oleh besarnya bobot faktor tersebut. Pada Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa faktor internal yang dinilai paling penting terhadap keberhasilan pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna adalah potensi wisata alam dan wisata bahari yang menarik dengan nilai sebesar 0,65. Faktor ini mempunyai 104 peringkat sebesar 4 yang berarti faktor tersebut merupakan kekuatan utama dibandingkan dengan faktor lain yang dimiliki bagi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna. Selain mengidentifikasi kekuatan internal, matriks IFE juga menunjukkan berbagai kelemahan dalam pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna. Faktor internal yang memiliki nilai kelemahan terbesar adalah sarana dan prasarana pendukung pariwisata terbatas yang memiliki nilai sebesar 0.062. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pengembangan pariwisata bahari Kabupaten Natuna harus mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung pariwisata yang lebih lengkap sehingga akan memberi kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan berkunjung ke Kabupaten Natuna. Tabel 5.9 Matriks Hasil Perhitungan Internal Factor Evaluation IFE No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Bobot x Rating KUATAN : 1 Potensi wisata alam dan wisata bahari yang menarik 0,16 4 0,65 2 sedianya lahan untuk pengembangan pariwisata bahari 0,14 3 0,42 3 syarakat yang ramah 0,15 4 0,61 4 sedianya kawasan konservasi laut untuk pariwisata 0,14 3 0,42 5 ukungan pendanaan oleh pemerintah daerah 0,13 3 0,39 JUMLAH 0,72 2,48 LEMAHAN : 6 ses dan transportasi sangat terbatas 0,06 2 0,12 7 ana dan prasarana pendukung pariwisata terbatas 0,06 2 0,13 8 ualitas SDM dan kelembagaan pengelola objek wisata belum professional 0,05 1 0,05 9 oordinasi lintas sektoral dan regional belum maksimal 0,05 1 0,05 10 urangnya kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat 0,05 1 0,05 JUMLAH 0,28 0,40 TOTAL 1,00 2,88 Sumber : Data primer diolah

5.3.2 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal