b. Terikat pada tujuan, seorang pemimpin ketika diberi amanah sebagai pemimpin dalam melihat tujuan organisasi bukan saja
berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan islam yang lebih luas.
c. Menjunjung tinggi Syariah dan Akhlak Islam peraturan Islam, seorang pemimpin yang baik bilamana ia merasa terikat dengan
peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia tidak menyimpang dari syariah. Waktu ia melaksanakan tugasnya ia
harus patuh terhadap adab-adab Islam, khususnya ketika ia berhadapan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tidak
sepaham.
d. Memegang teguh amanah, seorang pemimpin ketika menerima kekuasaan menganggap sebagai amanah dari allah swt yang disertai
oleh tanggung jawab. Al-quran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah SWT dan selalu menunjukkan
sikap baik kepada orang yang dipimpinnya.
e. Tidak sombong, menyadari bahwa diri kita ini adalah kecil, karena
yang besar dan Maha besar hanya Allah Subhanahuwata’ala,
sehingga hanya allah-lah yang boleh sombong. Sehingga kerendahan hati dalam memipin merupakan salah satu ciri
kepemimpinan yang patut dikembangkan.
f. Disiplin, konsisten dan konsekuen, merupakan ciri kepemimpinan dalam Islam dalam segala tindakan, perbuatan seorang pemimpin.
Sebagai perwujudan seorang pemimpin yang profesional akan memegang teguh terhadap janji, ucapan dan perbuatan yang
dilakukan, karena ia menyadari bahwa Allah mengetahui semua yang
ia lakukan
bagaimanapun ia
berusaha untuk
menyembunyikannya.
12
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwasanya kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseoreng
untuk dapat mengarahkan, mempengaruhi, dan menggerakan orang lain anggota serta seluruh sumberdaya demi tercapainya tujuan bersama. Seorang pemimpin
harus memiliki perilaku yang baik serta kematangan emosi dikarenakan perilaku pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap anggota kelompoknya. Dalam hal ini
12
Veithzal Rivai, Kiat Memimpin dalam Abad ke-21, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Cet. Ke-I, h. 72
islam memiliki pandangan tersendiri terkait gambaran seorang pemimpin yang ideal, dalam islam pemimpin yang baik adalah yang memiliki sifat setia, jujur,
tidak sombong, memegang teguh syariah, memiliki tujuan, amanah dan disiplin.
3. Pengertian Bakat Kepemimpinan
Dari berbagai penjelasan mengenai bakat dan kepemimpinan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa bakat kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemempuan bawaan atau potensi yang dimiliki seseorang yang masih perlu dikembangkan didalam mempengaruhi orang lain demi tercapainya tujuan
bersama. Karena bakat masih bersifat potensial, seseorang yang memiliki bakat belum tentu menjadi pemimpin yang baik jika tidak memperoleh kesempatan
maksimal dan dikembangkan sejak dini serta didikung fasilitas dan motifasi yang tinggi. Dan sudah menjadi tugas dari orang tua dan sekolah untuk dapat
membantu siswa didalam mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Guna mengidentifikasi keberbakatan kepemimpinan siswa dapat diketahui
melalui enam kategori kepemimpinan sebagaimana dikemukakan oleh Stodgil yang dikutip Conny Semiawan, sebagai berikut:
a. Kemampuan b. Hasil belajar
c. Tanggung jawab d. Partisipasi
e. Status f. Situasi
13
Keenam kategori kepemimpinan tersebut dapat diamati dalam kegiatan ekstrakulikuler dan dalam keikutseraan siswa didalam organisasi. Organisasi
merupakan wadah dimana siswa mengembangkan bakat yang dimilikinya. Di dalam organisasi siswa dapat belajar bagaimana mereka bisa bertanggung jawab,
komitmen atas sebuah amanat, memiliki relasi sosial, mengenal realita secara
13
Conny Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, Jakarta: PT Grasindo, 1997 h. 165
langsung, serta memperoleh berbagai keterampilan tambahan sebagai modal hidup. Dalam berorganisasi siswa diharapkan mampu untuk mengelola dirinya,
baik emosi, sikap, pikiran, kepemimpinan, kepekaan sosial, maupun pengembangan bakat yang dimilikinya.
4. Pendekatan tentang Teori Munculnya Pemimpin
Sondang P. Siagian mengungkapkan bahwa hingga saat ini terjadi perdebatan yang sifatnya perennial tentang asal usul seorang pemimpin yang
efektif, baik di kalangan ilmuan yang mendalami masalah-masalah kepemimpinan maupun di kalangan para praktisi, terdapat dua kubu dalam perdebatan tersebut :
a.
Di satu pihak ada yang berpendapat bahwa “pemimpin dilahirkan”
leaders are borned. Pandangan ini berkisar pada pendapat bahwa seorang hanya akan menjadi pimpinan yang efektif karena dia dilahirkan
dengan bakat-bakat kepemimpinan. b. Di kubu lain terdapat orang-
orang yang berpendapat bahwa “pemimpin dibentuk dan ditempa”
leaders are made. Pandangan ini berkisar pada pendapat yang mengatakan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang
dapat dibentuk dan ditempa. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan yang luas kepada yang bersangkutan untuk menumbuhkan
dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
14
Menurut Kartini Kartono, tiga teori yang menonjol dalam menjelaskan kemunculan pemimpin ialah: 1 teori genetis, 2 teori sosial, 3 teori ekologis.
15
Masing-masing teori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Teori Genetis
14
Prof. Dr. Sondang P. Siagian. M.P.A., Teori dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003 h.9
15
DR. Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Pemimpin Abnormal itu?,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, Ed. 2, Cet. 10, h.29.