Sumber Data METODOLOGI PENELITIAN

Pada periode inilah ditata kehidupan di Pesantren Darunnajah dengan sunah-sunahnya: a. Aktifitas santri dan kegiatan pesantren disesuaikan dengan jadwal waktu shalat. b. Menggali dana dari pesantren sendiri untuk lebih mandiri. c. Meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, dengan bentuk Lembaga Ilmu Al-quran LIQ, lembaga bahasa arab dan inggris, dan Lembaga Da’wah dan Pengembangan Masyarakat LDPM. d. Beasiswa Ashabunnajah kelompok santri penerima beasiswa selama belajar di Darunnajah untuk kader-kader darunnajah. Diharapkan untuk selanjutnya dari setiap sepuluh santri yang bayar, satu orang bebas biaya dari kelompok yang tidak mampu. Pada periode ini pula, pesantren telah membuka SD Islam Darunnajah 1974 dan Taman Kanak-Kanak Islam Darunnjah 1975, Institut Agama Islam Darunnajah IAID yang kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darunnajah STISDA dan pada saat ini berubah lagi menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah STAIDA. 3

4. Periode Pengembangan 1987-1993

Setelah bertahun-tahun Darunnjah melewati masa-masa perjuangan dan pembinaan internal, adalah saatnya bagi darunnajah mulai melebarkan misi dan cita-citanya, menajarkan agama islam, pendidikan anak-anak fuqara dan masakin dan bercita-cita membangun seratus pondok pesantren modern. Maka inilah, saat memancarkan air kesejukan ke penjuru-penuru yang memerlukan. 4 3 Dikutip dari Diktat Kuliah Umum “Khutbatul ‘Arsy Pekan Perkenalan Tarbiyatul MUaliminMualimat AL Islamiyah Pondok Pesantren Darunnajah Disampaikan Oleh: Drs. K. H. Mahrus Amin 14342013. h.13 4 Dikutip dari Diktat Kuliah Umum “Khutbatul ‘Arsy Pekan Perkenalan Tarbiyatul MUaliminMualimat AL Islamiyah Pondok Pesantren Darunnajah Disampaikan Oleh: Drs. K. H. Mahrus Amin 14342013. h.14

5. Periode Dewan Nazir mulai 1994

Perjalanan sejaran Pesantren Darunnjah yang relative lama telah menuntut peraturan kesempurnaan untuk menjadi lembaga yang baik. Belajar dari perjalanan pondok pesantren di Indonesia dan melihat keberhasilan lembaga Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, yang telah berumur 100 tahun lamanya, Yayasan Darunnajah yang memayungi segala kebijakan yang telah berjalan selama ini, berusaha merapikan dan meremajakan pengurus yayasan. Dengan niat yang tulus dan ikhlas, maka wakif tanah di Ulujami Jakarta K. H. Abdul Manaf Mukhayyar, Drs. K. H. Mahrus Amin, dan Drs. H. Kamaruzzaman Muslim yang ketiganya mengatasnamakan para dewan untuk wakaf tanah Ulujami dan Cipining Bogor seluas 70 ha, mengikrarkan wakaf kembali di hadapan para ulama dan umara dalam acara nasional darunnajah pada tanggal 7 oktober 1994. Dalam acara tersebut wakif menguraikan niat dan cita-citanya mendirikan lembaga ini di atas sebuah piagam wakaf yang ditandatangani oleh para pemegang amanat. Dewan Nazir dan pengurus Yayasan Darunnajah yang disaksiakan oleh para tokoh masyarakat dan ormas di Indonesia. 5

6. Periode Kader

69 tahun sejak dirintisnya Darunnjah, dan 37 tahun berdirinya Darunnjah, serta 6 tahun sejak wafatnya awal wakif K. H. Abdul Manaf dan Hj. Tsurayya merupakan perjalanan sejarah yang cukup panjang. Pesan wakif dan pendiri, bahwa darunnjah harus tetap eksis dan berkembang sampai hari kiamat, terus terngiang-ngiang dan selalu diulang-ulang guna menjaga keikhlasan pengabdian lembaga wakaf ini terhadap proses pendidik generasi islam yang akan datang dalam peningkatan dakwah islamiyah. 5 Dikutip dari Diktat Kuliah Umum “Khutbatul ‘Arsy Pekan Perkenalan Tarbiyatul MUaliminMualimat AL Islamiyah Pondok Pesantren Darunnajah Disampaikan Oleh: Drs. K. H. Mahrus Amin 14342013. h.14