Strategi Pengembangan Bakat Kepemimpinan

1. Pengertian

OSIS merupakan satu-satunya organisasi kesiswaan yang ada di lingkungan sekolah dimulai dari Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Kependidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan BAB III, pasal 4, ayat 1 bahwa “ organisasi kesiswaan di sekolah berbentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah .” 28 Masing-masing kata memiliki arti: a. Organisasi Organisasi adalah kelompok kerjasama antar pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi yang dimaksud adalah para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuaan, yaitu terwujudnya pembinaan kesiswaan. b. Siswa Siswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu SMP dan SMA. c. Intra Intra adalah terletak di dalam dan di lingkungan. OSIS adalah suatu organisasi siswa yang ada di dalam lingkungan sekolah yang bersangkutan. Keberadaan OSIS di suatu sekolah tidak ada kaitan dengan OSIS yang ada di sekolah lain. d. Sekolah Sekolah adalah suatu pendidikan tempat penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Yang dimaksud berjenjang dan berkesinambungan adalah bertingkat- tingkat dan berurutan, misalnya KB, TK, SD, SMP, SMA, PT. seorang siswa tidak dibenarkan begitu lulus SD kemudian 28 Peraturan Menteri Kependidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan meloncat ke jenjang SMA, ia juga harus ke jenjang berikutnya yaitu SMP baru kemudian SMA dan seterusnya. 29 Sedangkan Wahyosumidjo dalam bukunya mengatakan bahwa “ OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai atau sebagai salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. OSIS bersifat intra sekolah, artinya OSIS sebagai organisasi pada suatu sekolah tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain, tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. ” 30 Dari berbagai penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa OSIS merupakan satu-satunya organisasi resmi yang diakui dan diselenggarakan guna menyokong tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. Dan OSIS tidak memiliki hubungan dengan organisasi lain di luar sekolah maupun dengan OSIS dari sekolah lain. OSIS sebagai suatu organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Menumbuhkan dan mengembangkan berbagai macam kemampuan, seperti: managerial, leadership, komunikasi, kematangan berpikir, dan nilai-nilai kepribadian. b. Menumbuhkan dan mengembangkan karier siswa. c. Mengembangkan berbagai disiplin ilmu. d. Menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai sosial budaya. e. Tempat untuk saling bertukar pengalaman dan pengetahuan. f. Wadahsarana untuk mencapai tujuan pembinaan siswa. 31 Pembelajaran di kelas yang didapat oleh siswa tentunya harus dipraktekkan dalam kehidupan keseharian, melalui kegiatan OSIS dapat membantu siswa untuk mengaplikasikan materi ataupun teori-teori dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu melalui kegiatan OSIS siswa mendapatkan berbagai keterampilan yang menjadi modal untuk terjun di kehidupan masyarakat. 29 F. Rudi Dwiwibaawa dan Theo Riyanto, Siap Jadi Pemimpin? Latihan Dasar Kepemimpinan, Yogyakarta: Kanisius, 2008, h.26 30 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005, h. 244 31 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Rajawali Pers, 2010 h.249. Dengan demikian melalui kegiatan-kegiatan OSIS, potensi siswa dapat dikembangkan dan dapat membentuk karakter kepemimpinan siswa, karena dalam melaksanakan suatu kegiatan menuntut siswa untuk menjalin kerjasama yang baik dan setiap kegiatan tentunya akan ditunjuk seorang untuk menjadi ketuapemimpin, maka dari kegiatan tersebut siswa akan terlatih dengan natural karakter kepemimpinannya. OSIS sebagai suatu organisasi memiliki struktur kepengurusan yang jelas, dimana setiap organisasi akan berjalan dengan baik dengan adanya struktur yang baik. Stephen Robbins menyatakan, “Struktur Organisasi adalah menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokan, dan dik oordinasi secara formal”. 32 Susunan kepengurusan dan jumlah keanggotaan pembina OSIS disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sekolah yang bersangkutan. Sedangkan perwakilan kelas terdiri dari wakil-wakil kelas, setiap kelas diwakili oleh 2 orang siswa. Pengurus OSIS terdiri dari : a. Seorang ketua dan dua orang wakil ketua: b. Seorang sekertaris dan dua orang wakil sekertaris; c. Seorang bendahara dan seorang wakil bendahara; d. Delapan orang ketua seksi yaitu: 1 Seksi ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2 Seksi kehidupan berbangsa dan bernegara; 3 Seksi pendidikan pendahuluan bela negara; 4 Seksi kepribadian dan budi pekerti luhur; 5 Seksi organisasi pendidikan politik dan kepemimpinan; 6 Seksi keterampilan dan kewiraswastaan; 7 Seksi kesegaran jasmani dan daya kreasi; 8 Seksi persepsi, apresiasi dan kreasi seni. 33 32 Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Terj. Hadyana dan Benyamin Molan, jilid II, Jakarta: PT Prenhallindo, 2002, h.132 33 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005, h. 245 Contoh kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah melalui OSIS adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran 1 Diskusi, temu karya, seminar dan lain-lain. 2 Penelitian. 3 Karya wisata. 4 Penulisan karangan untuk berbagai media. 5 Percobaan-percobaan akademis di luar kelas. b. Kegiatan pengembangan keterampilan berdasar hobi 1 Latihan kepemimpinan. 2 Palang merah remaja. 3 Usaha kesehatan sekolah UKS. 4 Pramuka. 5 Lintas alam. 6 Olahraga. 7 Pengaturan lalu lintas. 8 Pengumpulan benda-benda bekas perangko, binatang, dan lain-lain. c. Kegiatan-kegiatan pengembangan sikap 1 Pengumpulan dana social. 2 Peringatan hari-hari besar nasional, keagamaan. 3 Membantu masyarakat yang kena musibah. 34 OSIS merupakan organisasi yang memiliki struktur dan kegiatan yang sisematis. Dengan adanya struktur dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS para pengurus serta peserta kegiatan akan memiliki berbagai pengalaman berorganisasi yang tidak didapatkannya di ruang kelas. Hal ini menjadi nilai tambah bagi para pengurus OSIS, pengalaman-pengalaman berorganisasi ini di antaranya ialah: a. Pengalaman memimpin. Ini khususnya bagi anggota pengurus, yang duduk sebagai ketua organisasi maupun ketua-ketua seksi. b. Pengalaman bekerja sama. 34 Drs. H M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010 hal.62 Seluruh pengurus, dan juga anggota, untuk melaksanakan program- program harus saling bekerja sama. c. Hidup demokratis. Dalam organisasi tidak bisa seseorang memaksakan kehendaknya begitu saja kepada orang lain, anggota organisasi tersebut. Semua anggota mempunyai hak dan kedudukan yang sama. d. Berjiwa toleransi. Anggota dari suatu organisasi bisa mempunyai pendapat dan pandangan yang berbeda-beda. Setiap anggota harus rela menerima keberadaan itu, dan berusaha memadukannya menjadi suatu yang berguna e. Pengalaman mengendalikan organisasi. Pengalaman ini meliputi pengalaman bagaimana merencanakan program-program kegiatan. Bagaimana mengorganisasi kegiatan- kegiatan. Bagaimana memilih orang-orang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan. Bagaimana menggerakkan dan mengarahkan orang-orang. Bagaimana menilai dan mengukur keberhasilan dari suatu kegiatan. 35 Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS sebagai satu-satunya organisasi resmi yang ada di sekolah memiliki peranan penting dalam mengembangkan bakat kepemimpinan siswa, dapat dilihat dari struktur kepengurusan seta kegiatan yang ada di OSIS akan membantu dan merangsang pengembangan segala potensi yang dimiliki oleh siswa utamanya bakat kepemimpinannya. Dengan dinamika yang ada di OSIS, siswa akan belajar mengungkapkan pendapat, bertoleransi terhadap pendapat yang tidak sesuai bagi dirinya, bahkan berselisih pendapat, serta belajar bekerjasama dengan teman sebayanya yang berada di dalam kepengurusan OSIS. 35 TIM Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan IKIP MALANG, Administrasi Pendidikan, Malang: IKIP MALANG, 1989 Cet.II, h.127-128.

2. Tujuan OSIS

Dalam suatu organisasi tujuan merupakan hal utama. Seperti pengertiannya bahwa organisasi adalah suatu wadah dimana orang berkumpul dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Tujuan merupakan pernyataan terkait keadaan yang diinginkan di mana organisasi bermaksud mewujudkannya dimasa yang akan datang. Adapun tujuan OSIS menurut Drs. Piet A. Sahertian sebagai berikut: a. Mampu siapkan siswa kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberi bekal keterampilan, kepemimpinan, keseragaman jasmani, daya kreasi, patriotisme, kepribadian dan kepribadian dan budi luhur. b. Melibatkan siswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta pelaksanaan pembangunan nasional. c. Membina siswa berorganisasi untuk pengembangan kepemimpinan. 36 Sedangkan tujuan OSIS menurut Mulyono dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa pancasila, kepribadian luhur, moral yang tinggi, berkecakapan serta memiliki pengetahuan yang siap diamalkan. b. Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar menjadi warga yang mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanah air dan bangsanya. c. Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di sekolah dalam satu wadah OSIS. d. Menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mencegah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta kepentingan suatu golongan dalam usaha peningkatan ketahanan sekolah. 37 36 Drs. Piet A. Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 1994 h. 131. 37 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008, h.192.