Hal tersebut diatas selaras dengan tujuan pembinaan kesiswaan yang tercantum pada peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia nomor
39 tahun 2008 bab I pasal 1 sebagai berikut : a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang
meliputi bakat, minat, dan kreativitas; b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan
pendidikan;
c. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian potensi unggulan sesuai bakat dan minat;
d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam
rangka mewujudkan masyarakat madani civil society.
38
Dapat disimpulkan bahwa OSIS dengan berbagai macam kegiatan yang dimilikinya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh
peserta didik guna membentuk manusia seutuhnya sebagaimana tujuan pendidikan nasiolnal. Jikalau dicermati lebih spesifik lagi tujuan dari OSIS adalah sarana
latihan bagi siswa untuk menjadi pemimpin dimana hal tersebut tidak didapat siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
3. Fungsi OSIS
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi. Demikian pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pula beberapa
fungsi dalam mencapai tujuan. Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, fungsi OSIS adalah:
38
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
a. Sebagai Wadah Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah
kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan sekolah.
b. Sebagai Motivator Motivator adalah perangsang yang
menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk melakukan kegiatan
berrsama dalam mencapai tujuan bersama. c. Sebagai Preventif
Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakan sumber daya yang ada dan secara eksternal
OSIS dapat mengadaptasikan diri dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan
sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS ikut
mengamankan sekolah dari ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila
fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu dapat diwujudkan.
39
OSIS memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembinaan kesiswaan di suatu sekolah karena kegiatan-kegiatan yang diprogramkan dalam
OSIS meliputi seluruh bidang pembinaan siswa sejalan dengan tujuan pendidikan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam OSIS dapat menjadi penguat bahkan
pelengkap program kurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah sehingga hasil pendidikan menjadi lebih optimal. Bahkan apabila kegiatan di OSIS dikelola
dengan sebaik-baiknya dengan sentuhan cerdas dari para guru yang mendapat tugas sebagai pembina organisasi akan terbangun pula keadaan harmonis tatanan
kehidupan siswa yang menimbulkan kecintaan siswa pada sekolah.
39
SMA Negeri 1 Baleendah 2006-2007 http:www.sman1baleendah.sch.idUserFilespdfosis.pdf
D. Kerangka Berfikir
INPUT PROSES
OUTPUT
Kondisi saat ini: 1. Krisis
kepemimpinan yang terjadi di Indonesia.
2. Belum berkembangnya
minat, bakat, dan kreatifitas siswa
disebabkan karena keberadaan OSIS
dan kegiatan ekstrakulukuler di
sekolah hanya sebatas formalitas.
3. Minimnya partisipasi siswa
dalam kegiatan OSIS.
4. Minimnya dukungan sekolah dalam
mengembangkan minat, bakat, dan
kreatifitas siswa disebabkan karena
sekolah lebih berorientasi pada
pengembangan aspel akademis siswa
demi mengejar nilai UN.
• Melalui partisipasi
siswa dalam Organisasi Siswa
Intra Sekolah.
• Melalui kegiatan-
kegiatan yang ada di dalam
Organisasi Siswa Intra Sekolah.
Meningkatnya pertisispasi siswa
dalam kegiatan OSIS serta
berkembangnya bakat
kepemimpinan siswa.
Masalah: Belum
berkembangnya bakat
kepemimpinan siswa
FEED BACK
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Podok Pesantren Darunnajah yang beralamat di Jalan Ulujami Raya No.86 Pesanggrahan Jakarta Selatan 12250 pada bulan
Maret sampai Agustus 2014.
Tabel 1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
WaktuBulan
Jan Feb
Mar- Jan
Feb Mar-
Agst Okt-
Nov Des
1 Observasi Awal
Tempat Penelitian 2
Pengajuan Proposal 3
Seminar Proposal 4
Bimbingan Skripsi Bab 1-3
5 Mengurus Surat Ijin
Penelitian 6
Pelaksanaan Penelitian
Mengolah Data
6 Bimbingan Skripsi
Bab 4-5 7
Pendaftaran Sidang Munaqosah
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif, yang nantinya akan menghasilkan data-data deskriptif berupa data-data tertulis atau
lisan dari orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.
1
Dengan demikian penulis akan menggambarkan informasi secara lengkap dan komperhensif serta menganalisisnya secara mendalam untuk menemukan
makna yang terkandung di dalam keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.
2
Jenis penelitian yang dipilih peneliti yaitu studi kasus dengan menghimpun dan menganalisis data tentang penyelengaraan dan kegiatan OSIS di
Pondok Pesantren Daarunnajah yang menunjang
pengembangan bakat
kepemimpinan siswa, penyelengaraan dan kegiatan OSIS di Pondok Pesantren Daarunnajah yang menunjang pengembangan bakat kepemimpinan siswa akan
dihimpun untuk kemudian dianalisis.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian Subjek penelitian dapat ditemukan dengan cara memilih Informan
untuk
dijadikan “
Key Informan
” di dalam
pengambilan data di lapangan.
3
Dengan demikian, subjek penelitian merupakan sumber informasi dalam mencari data dan masukan-masukan dalam
mengungkapkan masalah penelitian, adapun informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi
1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 4-5
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, h. 3
3
Sukardi, Penelitian Subyek Penelitian Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta, 1995, h. 7-8
dan kondisi latar penelitian. Jadi ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian.
4
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah pengurus Pondok Pesantren Darunnajah, dan pengurus Organisasi
Siswa Intra sekolah di Pondok Pesantren Darunnajah. Pemilihan atau pengambilan informan sebagai subyek penelitian adalah
secara purposive dan informan yang terpilih sebagai subjek penelitian sekaligus diperlakukan sebagai sampel.
2. Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah
fenomena yang menjadi topic dari penelitian ini yaitu tentang bentuk-bentuk kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Darunnajah
serta kegitan yang berpengaruh terhadap pengembangan bakat kepemimpinan siswa di pondok pesantren darunnnajah.
D. Sumber Data
Sumber data penelitian ini terdiri dari 2 macam, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan pembiana dan ketua OSIS di Pondok Pesantren
Darunnajah, biro pengasuhan santri serta sekretaris pimpinan pondok pesantren.
2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data sekunder
dalam penelitian ini berasal dari dokumen atau catatan yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Daarunnajah.
4
Lexy J. Moleong., Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, h. 90