Uji Stasioner Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan IHSG Terhadap Return Pasar ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia): Studi Kasus: Bursa Efek Indonesia (BEI)Periode Juni 2011 – Mei 2015

69 stasioner. Hasil pengujian akar-akar unit ini dapat dilihat pada tabel 4. berikut ini: Tabel 4. 2 Uji Akar Unit Phillips-Perron Test Pada Tingkat Level NO. Variabel Tingkat Level Ho = Tidak Stasioner Pptest CV 5 Ha = Stasioner 1 ReturnISSI -6.485025 -2.925169 Stasioner 2 Inflasi -1.684354 -2.925169 Tidak Stasioner 3 KURS 0.049004 -2.925169 Tidak Stasioner 4 LNPDB 0.604149 -2.925169 Tidak Stasioner 5 HED -0.874300 -2.925169 Tidak Stasioner 6 IHSG -1.150567 -2.925169 Tidak Stasioner Sumber : Eviews 8 Data diolah Tabel di atas menunjukan hasil uji akar-akar unit dengan menggunakan Phillips-Perron test. Dari tabel tersebut sesuai dengan data yang diuji dapat diketahui dari nilai Phillips-Perron test Pptest dan dari nilai Critical Value CV 5, Ada 5 variabel yang di uji memiliki persoalan akar unit PPtest Critical Value CV 5 kecuali Return ISSI. Dengan kata lain variabel-variabel tersebut pada tingkat level mengalami persoalan akar-akar unit, oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan uji derajat integrasi pertama.

b. Uji Derajat Integrasi

Dalam Uji akar unit menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat data belum stasioner pada tingkat level. Oleh karena itu, harus dilakukan Uji Derajat Integrasi. Nilai statistik Phillips-Perron untuk mengetahui pada derajat berapa suatu data akan stasioner dapat dilihat pada nilai Phillips- Perron test Pp test yang lebih besar dari nilai Critical ValueCV 5, 70 maka variabel tersebut dikatakan stasioner pada derajat pertama. Hasil dari pengujian derajat integrasi pertama dapat dilihat pada tabel 4.3 Berikut ini: Tabel 4. 3 Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada first difference NO. Variabel Tingkat Level Ho = Tidak Stasioner Pptest CV 5 Ha = Stasioner 1 ReturnISSI -20.42391 -2.926622 Stasioner 2 Inflasi -5.179335 -2.926622 Stasioner 3 KURS -6.442542 -2.926622 Stasioner 4 LNPDB -8.876062 -2.926622 Stasioner 5 HED -8.795793 -2.926622 Stasioner 6 IHSG -6.495992 -2.926622 Stasioner Sumber: Eviews 8 Data diolah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Phillips-Perron test Pptest dan dari nilai Critical Value CV 5 sudah stasioner pada integrasi pertama firstdifference. Kesimpulan dari data yang diolah adalah Ho ditolak yaitu semua variabel sudah stasioner pada tingkat firstdifference, sehingga tidak perlu dilakukan pengujian pada tingkat berikutnya second difference dan pengujian dapat dilanjutkan dengan uji berikutnya yaitu Uji Kointegrasi.

4. Uji Kointegrasi

Dari hasil Uji Kointegrasi didapat bahwa semua variabel stasioner pada ordo yang sama. Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk mengetahui apakah residual regresi terkointegrasi stasioner atau tidak. Apabila variabel terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang. Sebaliknya jika tidak terdapat kointegrasi antar variabel maka implikasi tidak adanya keterkaitan hubungan dalam jangka panjang. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis null mengenai tidak 71 adanya kointegrasi ini adalah dengan menggunakan metode Phillips- Perron, sedangkan persamaan jangka panjangnya akan diturunkan dari persamaan Error Correction Model ECM. Berikut ini hasil uji kointegrasi Johansen : Tabel 4. 4 Uji Johansen Kointegrasi