Latar Belakang Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
2
ISSI Indeks Saham Syariah Indonesia merupakan indeks saham yang
mencerminkan keseluruhan
saham syariah
yang tercatatdi BEI. Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat
di BEI dan terdaftar dalamDaftar Efek Syariah DES. Konstituen ISSI direview setiap
6 bulan
sekali Mei
dan November
dan dipublikasikan pada awal bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga dilakukan penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru tercatat atau
dihapuskan dari DES. Metode perhitungan indeks ISSI menggunakan rata- rata tertimbang dari kapitalisasi pasar. Tahun dasar yang digunakan dalam
perhitungan ISSI adalah awal penerbitan DES yaitu Desember 2007. Indeks ISSI diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011.ISSI juga mengungguli
kinerja Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Per Januari 2012, kinerja ISSI tumbuh 13. Nilai kapitalisasi pasar saham syariah juga cukup
tinggi mencapai Rp 3.000 triliun.
3
Tabel 1. 1 Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia Rp Miliar
Sumber: www.ojk.go.id
Tabel 1. 2 Jumlah Saham Syariah dalam Daftar Efek Syariah DES
Sumber: www.ojk.go.id
4
Gambar 1. 1 Perkembangan Saham Syariah
Sumber: www.ojk.go.id
Data statistik diatas merupakan data perkembangan saham syariah mulai dari tahun 2007 sebelum ISSI dibentuk sampai periode pertama
2015 untuk membandingkan perkembangan saham syariah sebelum dan sesudah ISSI dibentuk. Perkembangan indeks syariah ini dievaluasi dua
kali dalam satu tahun yaitu tiap 6 bulan sekali. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setiap tahunnya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2015.
Namun pertumbuhan saham syariah tercatat sangat signifikan pada tahun 2011 ke tahun 2012, dimana kita ketahui bersama bahwa ISSI dibentuk
tahun 2011. Secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa dibentuknya ISSI memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan
saham syariah di Indonesia. Faktor-faktor makroekonomi yang mempunyai hubungan langsung
dengan perkembangan saham dipasar modal antara lain tingkat inflasi, Nilai tukar kurs rupiah, Produk domestik bruto, dan Harga emas dunia.
Kebijakan makroekonomi yang ditetapkan pemerintah diharapkan mampu
5
mendorong pergerakan positif di pasar modal. Tingkat inflasi yang tidak terkendali menyebabkan harga-harga akan terus mengalami peningkatan
secara umum. Sementara pengaruhnya terhadap saham di pasar modal ialah mengurangi permintaan saham-saham karena berkurangnya
pendapatan riil masyarakat. Tingkat inflasi suatu negara sangat berpengaruh terhadap tingkat
investasi di Negara tersebut. Hal ini diperkuat oleh pernyataan menurut Syahrir 1995:81 yang menyatakan bahwa sulit atau tidak membayangkan
pasar modal berkembang dengan pesat apabila di dalam suatu negara berlangsung perkembangan makro seperti diantaranya tingkat inflasi
yang double digit atau sampai hyperinflation. ISSI merupakan salah satu instrument alat investasi yang ada di saham pasar modal di Indonesia.
Tingkat inflasi yang selalu berubah tiap bulannya sangat memungkinkan untuk mempengaruhi tingkat investasi pada pasar modal di Indonesia
khususnya pada ISSI. Meningkatnya laju inflasi akan menyebabkan para investor enggan
untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk saham, mereka cenderung untuk memilih investasi dalam bentuk logam mulia atau real estate, jenis
ini dapat melindungi investor dari kerugian yang disebabkan inflasi. Dari hasil penelitian Pasaribu dan Kowanda 2013 diperoleh hasil bahwa
memang secara jangka pendek, meningkatnya inflasi akan menyebabkan penurunan angka indeks harga saham gabungan, namun dalam jangka
panjang, justru kenaikan inflasi, justru akan meningkatkan indeks harga
6
saham gabungan. Secara parsial tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan baik dalam jangka
pendek atau pun jangka panjang. Dengan kata lain, pada jangka panjang, kenaikan inflasi akan menurunkan capital gain yang menyebabkan
berkurangnya keuntungan yang diperoleh investor. Di sisi perusahaan, terjadinya peningkatan inflasi, dimana peningkatannya tidak dapat
dibebankan kepada konsumen, dapat menurunkan tingkat pendapatan perusahaan. Hal ini berarti risiko yang akan dihadapi perusahaan akan
lebih besar untuk tetap berinvestasi dalam bentuk saham, sehingga permintaan terhadap saham menurun. Inflasi dapat menurunkan
keuntungan suatu perusahaan sehingga sekuritas di pasar modal menjadi komoditi yang tidak menarik. Dalam jangka pendek, hubungan negatif
inflasi dengan tingkat pengembalian saham berarti terdapat peluang bagi perusahaan untuk memperoleh profitabilitas lebih besar karena harga
bahan baku menjadi lebih murah dengan asumsi harga penjualan tetap atau bahkan naik.
Selanjutnya pada awal tahun 2015, rupiah mengalami tekanan kembali sehingga melemah terhadap dollar AS meskipun bulan-bulan
berikutnya relatif stabil. Beberapa faktor internal yang turut memberikan tekanan antara lain: masih tingginya kekhawatiran terhadap stabilitas
dibidang politik dan keamanan dalam jangka pendek dan jangka panjang, pesimisnya pelaku bisnis dan investor luar negeri terhadap pulihnya
perekonomian nasional akibat pemerintah, ancaman terorisme, bencana
7
alam serta tingginya sensitivitas fluktuasi rupiaj terhadap berbagai isu negatif lainnya.
Menurut Suci 2012:1-2 Investor menginvestasikan uangnya berdasarkan preferensi keuntungan yang optimal melalui investasi
portofolio. Kurs valuta asing adalah salah satu alat pengukur lain yang digunakan dalam menilai kekuatan suatu perekonomian. Nilai tukar rupiah
terhadap USD pun mempengaruhi harga saham, karena semakin merosotnya rupiah maka harga saham pun ikut terpuruk.
Berdasarkan data empiris, pergerakan variabel ekonomi makro dan harga saham sering memiliki pola yang kontraduktif atau berlawanan
dengan teori ekonomi. Sebagai contoh, pada akhir tahun 2014, dimana nilai tukar rupiah terhadap USD terus melemah,
Gambar 1. 2 Kurs Tengah Rp Terhadap Dolar Amerika
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa nilai tukar rupiah terdepresiasi melemah terhadap USD selama empat tahun terakhir.
Bahkan mengalami guncangan diakhir tahun 2014.Rupiah telah menutup
8
catatan di tahun 2014 dengan menebus kerugian di kuartal ke-3 tahun ini. Setidaknya hal ini membuat Rupiah dapat menyelamatkan diri dari arus
peningkatan ekonomi Amerika Serikat. Nilai tukar rupiah diketahui melemah, turun sebanyak 1,6 menjadi Rp 12.385 per Dolarnya sejak
akhir bulan September 2014 lalu. Anjloknya rupiah ini melengkapi catatan panjang penurunan sebesar 2,7 pada kuartal ke-3 dan 4,2 pada kuartal
ke-2 di tahun 2014. Posisi Rupiah yang naik sebesar 0,5 pada hari ini 3112, rupanya tidak banyak mencegah Rupiah untuk mengulang sejarah
kelamnya di tahun 1998 pada saat terjadinya krisis keuangan di Asia. Produk
Domestik Bruto
PDB termasuk
faktor yang
mempengaruhi perubahan harga saham. Estimasi PDB akan menentukan perkembangan perekonomian. PDB berasal dari jumlah barang konsumsi
yang bukan termasuk barang modal. Dengan meningkatnya jumlah barang konsumsi menyebabkan perekonomian bertumbuh, dan meningkatkan
skala omset penjualan perusahaan, karena masyarakat yang bersifat konsumtif. Dengan meningkatnya omset penjualan maka keuntungan
perusahaan juga meningkat. Peningkatan keuntungan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut juga meningkat yang juga berdampak pada
return pasar yang juga akan meningkat. Harga emas dianggap sebagai suatu komoditas yang berpengaruh
terhadap kegiatan perekonomian baik di Indonesia maupun dunia. Masyarakat yang memiliki dana pada saat ini cenderung menginvestasikan
dananya untuk membeli emas guna mendapat keuntungan yang lebih
9
tinggi. Keuntungan investasi emas adalah daya tahannya yang kuat terhadap inflasi. Krishna Reddy Chittedi 2015 melakukan penelitian
mengenai hubungan antara indeks harga saham yang ada di saham BRIC bahwa terdapat pengaruh antara variabel makro yang salah satunya harga
emas terhadap harga saham di BRIC yang pasti juga mempengaruhi jumlah return sahamnya.
Pembentukan harga saham di Bursa Efek Indonesia BEI dipengaruhi bukan hanya oleh kondisi bisnis dan ekonomi di Indonesia,
tetapi juga kondisi di Negara-negara lain. Perubahan harga saham dapat mengakibatkan perubahan perilaku konsumsi dan investasi oleh investor.
Berdasarkan hal tersebut, harga saham sangatlah penting untuk mendapat perhatian karena harga saham mencerminkan berbagai informasi yang
terjadi di pasar modal. Indeks harga saham gabungan IHSG di bursa efek merupakan indikator yang penting karena mecangkup seluruh saham-
saham yang terdaftar di bursa efek Indonesia BEI baik saham-saham konvensional maupun saham syariah. Oleh karena itu, menjadi salah satu
hal yang menarik untuk mengamati pengaruhnya terhadap jumlah return pasar indeks saham syariah Indonesia ISSI.
Dalam penelitian yang dilakukan olehMaqdiyah, Rahayu dan Tapowijono 2014 menyimpulkan bahwa Inflasi memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap indeks harga saham JII. Hal ini berbeda oleh penelitian yang dilakukan oleh Rowland Bismark Fernando dan Mikail
Firdaus 2013 Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, terlihat
10
bahwa tingkat inflasi memiliki hubungan yang negatif terhadap indeks saham syariah Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Ouma dan Muriu 2014 menyimpulkan bahwa nilai tukar Kurs memberikan pengaruh signifikan
terhadap return saham di Kenya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Ibrahim dan Musah 2014 menunjukan bahwa ada hubungan
yang positif antara nilai tukar dan return saham di Ghana. Kedua kondisi ini menunjukan bahwa di berbagai Negara nilai tukar mempengaruhi harga
saham. Penelitian yang dilakukan oleh Chittedi 2015 menyimpulkan
bahwa harga emas dunia berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di BRIC. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Mohd Yahya, Fidlizan Muhammad. Azila Abdul Razak Gna Pai Tha, dan Nurfakhzan Marwan 2015 menunjukan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara harga emas terhadap harga saham syariah di Malaysia. Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
variabel indeks harga saham gabungan IHSG digunakan sebagai variabel indepent.
Maka oleh karena itu, peneliti terdorong untuk menelaah lebih lanjut mengenai variabel ekonomi makro dan indeks harga saham
gabungan apakah sebenarnya berpengaruh terhadap return market ISSI, dalam skripsi ini peneliti mengambil judul
“PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO DAN IHSG TERHADAP RETURN PASAR
11
ISSI Indeks Saham Syariah Indonesia Studi Kasus : Bursa Efek Indonesia BEI pada Juni 2011
– Mei 2015” diharapkan penelitian ini
menarik dan perlu dilakukan.