Uji Stasioneritas Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan IHSG Terhadap Return Pasar ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia): Studi Kasus: Bursa Efek Indonesia (BEI)Periode Juni 2011 – Mei 2015

51

b. Uji Derajat Integrasi

Data time series pada umumnya adalah data yang tidak stasioner.Untuk menghindari regresi lancung maka harus ditransformasikan data nonstasioner menjadi data stasioner. Menurut Nachrowi,2006 dalam berbagai studi ekonometrika, data time series sangat banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya data tersebut, ternyata data time series menyimpan berbagai permasalahan, salah satunya yaitu auotokorelasi. auotokorelasi ini merupakan penyebab yang mengakibatkan data menjadi tidak stasioner, sehingga bila data dapat distasionerkan maka otokorelasi akan hilang dengan sendirinya, karena metode transformasi data untuk membuat data yang tidak stasioner sama dengan transformasi data untukmenghilangkan otokorelasi. Dalam uji akar unit PP bila menghasilkan kesimpulan bahwa data tidak stasioner, maka diperlukan proses deferensi data. Uji stasioner data melalui proses diferensi ini disebut uji derajat integrasi. Seperti uji akar unit PP, keputusan sampai pada derajat keberapa suatu data akan stasioner dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai statistik PP yang diperoleh dari koefisien y dengan nilai kritis distribusi statistik Mackinnon. Jika nilai absolut dari statistik PP lebih besar dari nilai kritisnya pada diferensi tingkat pertama, maka data dikatakan stasioner pada derajat satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji derajat integrasi perlu dilanjutkan pada diferensi yang lebih tinggi sehingga diperoleh data yang stasioner. 52

4. Uji Error Correction Model ECM a. Uji ECM

Model ECM pertama kali diperkenalkan oleh Sargan dan kemudian dikembangkan oleh Hendry dan dipopulerkan oleh Engle-Granger. Model ini memasukan penyesuaian untuk melakukan koreksi bagi ketidakseimbangan, dan model ini mempunyai beberapa kegunaan, namun penggunaan yang utamanya adalah mengatasi masalah pada data time series yang tidak stasioner. Dalam penelitian ini, Model ECM digunakan setelah melalui uji normalitas data, linieritas, stasioneritas, derajat integrasi, kointegrasi dan uji asumsi klasik, serta terbebas dari semua permasalah dari pengujian tersebut, sehingga model ECM yang digunakan sudah layak untuk dipakai dan dianalisis. Analisis yang digunakan bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Setelah pengujian ECM dilakukan, maka model yang terbentuk akan dilakukan uji ECT Error Correction Term. Berikut ini merupakan model ECM yang digunakan pada penelitian ini : Model Dasar : RERTURNISSI = INFLASI, KURS, LNPDB, HED, IHSG Model Ekonometrika : R ISSIt =β + β 1 INFLASIt +β 2 KURS t + β 3 LNPDB t + β 4 HEDt + β 5 IHSGt +e Sehingga rumus yang terbentuk dalam penelitian ini adalah : DRETURNI SSI t = β + β 1 DINFLA SI t + β 2 DKURS t + β 3 DLNPDB t +β 4 DHED t + β 5 DIHSG t + β 6 ECT Dimana : D = Differenence, Xt – Xt-1 53 LN = Natural Log RETURNISSI = Return PasarISSI INFLASI = Tingkat Inflasi KURS = Nilai Tukar Mata Uang Dollar Rupiah LNPDB = Jumlah Produk Domestik Bruto HED = Harga Emas Dunia IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan β0 = Konstanta β1…βt = Koefisien Regresi Variable Bebas e = Error Term ECT = Error Correction Term t = Periode Waktu Setelah model ECM teerbentuk, maka pengujian dilanjutkan ketahap berikutnya yaitu uji ECT Error Cerrection Term.

b. Uji Error Correction Term ECT

Error Correction Term ECT atau koreksi kesalahan merupakan bagian dari ECM.Nilai ECT ini diperoleh dari hasil penjumlahan variabel independen sebelumnya dikurangi dengan variabel dependen sebelumnya, dan nilai yang dihasilkan merupakan nilai penyesuaian dari ketidakseimbangan variabel dependen dan independen dalam jangka pendek dan jangka panjang. Model ECT yang terbentuk pada penelitian ini adalah : ECT = INFLASIt-1 + KURSt-1 + LNPDBt-1 + HEDt-1+ IHSGt- 1- RETURNISSIt-1 Kemudian regresi model ECM secara berurutan sesuai dengan model yang telah ditemukan. Hasil probabilitas ECT akan menentukan apakah model dapat dianalisa baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jika variabel ECT