Kualitas Pelayanan Pajak Landasan Teori 1. Dasar-dasar Perpajakan

Reformasi administrasi perpajakan bertujuan untuk mencapai administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. Pembaharuan perpajakan memerlukan pembenahan administrasi perpajakan secara menyeluruhh, baik menyangkut prosedur maupun tata kerja dan peralatan yang memadai. Administrasi perpajakan harus berfungsi secara efisien dan efektif, segera tanggap atas perkembangan dalam masyarakat. 50

11. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan

Modernisasi perpajakan adalah bagian dari reformasi perpajakan. Ada nuansa tersendiri yang membuatnya menjadi lebih teknis, fokus, dan dinamis sejalan dengan reformasi perpajakan itu sendiri. Modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan pada dasarnya meliputi tiga unsur. Unsur-unsur tersebut antara lain : a. Restrukturisasi organisasi b. Penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi c. Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia 51 Dalam rangka modernisasi administrasi perpajakan, pihak Direktorat Jenderal Pajak mengupayakan perbaikan administrasi, diantaranya perbaikan mutu aparatur pajak dan perbaikan peralatan. 52 Tujuan dari modernisasi perpajakan, antara lain: a. Tercapainya tingkat kepatuhan pajak tax compliance yang tinggi b. Tercapainya tingkat kepercayaan trust terhadap administrasi perpajakan yang tinggi c. Tercapainya tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi 53 Direktorat Jenderal Pajak memberikan usaha yang maksimal agar organisasi perpajakan semakin memenuhi tuntutan kebutuhan sejalan dengan 50 Intan Gayatri, Pengelolaan Data Wajib Pajak Melalui Program Profiling Wajib Pajak Dalam Rangka Modernisasi Administrasi Perpajakan, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2009, h.21 51 Liberti Pandiangan, Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan berdasarkan UU terbaru, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008, h.7. 52 Gayatri, Pengelolaan Data Wajib Pajak Melalui Program Profiling Wajib Pajak Dalam Rangka Modernisasi Administrasi Perpajakan, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2009, h.23. 53 Pandiangan, Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan berdasarkan UU terbaru, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008, h.8. pelaksanaan pembaharuan perpajakan. 54 Dalam membangun administrasi perpajakan yang baik, akurat dan cepat, tidak satupun data dari informasi perpajakan yang tidak termanfaatkan yang digunakan untuk menguji tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. 55 Kebijakan pemerintah mengenai perpajakan sering kali berubah, namun perubahan kebijakan perpajakan oleh pemerintah tidak akan berjalan dengan baik apabila sistem administrasi perpajakan nya juga belum baik. Reformasi perpajakan adalah perubahan yang mendasar disegala aspek perpajakan yang mencakup modernisasi perpajakan jangka menengah dengan tujuan tercapainya: a. Tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi b. Kepercayaan terhadapa administrasi perpajakan yang tinggi c. Produktivitas aparat perpajakan yang tinggi 56 Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak adalah dengan adanya sistem administrasi perpajakan yang lebih modern. Direktorat Jenderal Pajak memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, dan akan terus mengembangkannya sejalan dengan teknologi yang terus maju. Penerapan teknologi komunikasi dalam organisasi Direktorat Jenderal Pajak menggunakan sistem komputerisasi yang dapat memproses informasi dengan efisien dan efektif sehingga dapat mendukung modernisasi adminsitrasi perpajakan. 57 54 Gayatri, Pengelolaan Data Wajib Pajak Melalui Program Profiling Wajib Pajak Dalam Rangka Modernisasi Administrasi Perpajakan, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, h.23. 55 Gayatri, Pengelolaan Data Wajib Pajak Melalui Program Profiling Wajib Pajak Dalam Rangka Modernisasi Administrasi Perpajakan, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, h.23. 56 Gayatri, Pengelolaan Data Wajib Pajak Melalui Program Profiling Wajib Pajak Dalam Rangka Modernisasi Administrasi Perpajakan, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, h.22. 57 Gayatri, Pengelolaan Data Wajib Pajak Melalui Program Profiling Wajib Pajak Dalam Rangka Modernisasi Administrasi Perpajakan, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, h.22.

12. Penerapan e-Filing

E-Filing adalah penyampaian SPT Tahunan melalui internet, setelah sebelumnya Wajib Pajak mendapatkan nomor e-FIN. Nomor e-FIN sendiri dapat diperoleh dengan mengajukan permohonan ke Kantor Pelayananan Pajak terdekat atau langsung melalui website. Manfaat e-Filing bagi Wajib Pajak yang telah memiliki e-FIN tidak perlu lagi bersusah payah antri berjam-jam di Kantor Pelayanan Pajak untuk menyampaikan SPT Tahunan-nya. Bisa dilakukan secara online melalui website resmi www.pajak.go.id. 58 Alasan dibalik diadakannya e-Filing ini karena dilihat masih rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak dibandingkan jumlah Wajib Pajak yang terdaftar. Namun, pemerintah optimis rendahnya cost of compliance e-Filing ini ditargetkan akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Karena jika dilihat dari segi waktu jauh lebih efisien jika menggunakan e-Filing, Wajib Pajak pun dapat melaporkan SPT kapan saja dan di mana saja, tidak harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak seperti yang selama ini dilakukan. Lalu, tidak perlu datang jauh-jauh ke Kantor Pelayanan Pajak dan tidak memerlukan ongkos untuk melaporkan SPT, baik ongkos yang dikeluarkan untuk mencetak SPT Tahunan ataupun untuk transportasi yang harus dikeluarkan ketika melaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak terdekat.

13. Pengawasan Account Representative

Account Representative AR pajak adalah aparat pajak yang berada di Kantor Pelayanan Pajak KPP yang telah melaksanakan sistem administrasi modern dan bertugas untuk memberikan pelayanan, pengawasan dan pengarahan secara langsung kepada sejumlah wajib pajak tertentu yang telah ditugaskan kepada Account Representative AR tersebut. 59 Setiap Account Representative AR pajak melayani beberapa wajib pajak yang harus diawasi 58 Dewi Damiyanti, Biaya Kepatuhan E-Filing Rendah, Benarkah?, http:www.pajak.go.idcontentarticlebiaya-kepatuhan-e-filing-rendah-benarkah, di akses pada tanggal 12 Juli 2016 pukul 20.15. 59 Delia Davina, Kinerja Account Representative, http:www.kompasiana.comdavina16hubungan-antara-kinerja-account-representative-dengan-pe nerimaan-pajak, di akses pada tanggal 10 Juli 2016 pukul 22.10. dan diarahkan. Penugasan Account Representative AR pajak dilakukan berdasarkan jenis usaha sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja serta profesionalisme karena pelaksanaan pekerjaan lebih terfokus. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 79PMK.012015 Account Representative terdiri dari: a. Account Representative yang menjalankan fungsi pelayanan dan konsultasi Wajib Pajak b. Account Representative yang menjalankan fungsi pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak. Account Representative yang menjalankan fungsi pelayanan dan konsultasi Wajib Pajak mempunyai tugas: a. Melakukan proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak. b. Melakukan proses penyelesaian usulan pembetulan ketetapan pajak. c. Melakukan bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak. d. Melakukan proses penyelesaian usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan. Account Representative yang menjalankan fungsi pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak mempunyai tugas: a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. b. Menyusun profil Wajib Pajak. c. Analisis kinerja Wajib Pajak. d. Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak. Salah satu ciri khas Kantor Pelayanan Pajak modern adalah adanya Account Representative AR yang melaksanakan tugas pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban oleh wajib pajak dan melayani penyelesaian hak wajib pajak. Juga untuk konsultasi, jika wajib pajak memerlukan informasi atau hal lainnya terkait pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakannya. Sehingga

Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus pada kpp pratama kebayoran lama

8 28 114

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta)

0 2 6

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta

0 4 7

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Tentang Kepatuhan Membayar Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Di KPP Pratama Surakarta).

0 1 8

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Wajib pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar di KPP Pratama Suraka.

0 0 8

DAFTAR PUSTAKA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Wajib pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar di KPP Pratama Suraka.

0 1 4

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PELAKU UKM Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pelaku UKM (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar Di KPP Pratama Bo

0 1 14

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pelaku UKM (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar Di KPP Pratama Boyolali)).

0 2 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PELAKU UKM Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pelaku UKM (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar Di KPP Pratama Bo

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN FORMAL WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA BLITAR) SKRIPSI

0 0 200