penyewa lahan menggunakan input produksi pupuk kandang, tenaga kerja wanita dalam keluarga, tenaga kerja pria dalam keluarga dan tenaga kerja wanita luar
keluarga yang lebih besar dibandingkan petani pemilik lahan. Perbedaan yang cukup besar terjadi pada perbedaan penggunaan pupuk
kandang dan pupuk urea. Petani pemilik lahan cenderung lebih banyak menggunakan pupuk urea sedangkan petani penyewa lahan cenderung
menggunakan pupuk kandang yang lebih banyak. Hal ini dapat diasumsikan adanya perbedaan efek penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik serta
implikasinya terhadap tingkat produksi padi petani jika kita merujuk pada Tabel 33.
Tabel 23 Rata-rata penggunaan input produksi usahatani padi Desa Kopo berdasarkan status kepemilikan lahan
No Input Produksi
Satuan Pemilik Lahan
Penyewa Lahan SatuanHa
Harga Satuan Rp
SatuanHa Harga Satuan
Rp 1
Benih Kg
49.23 6 106.06
47.71 6 180.83
2 Pupuk Kandang
Kg 2 054.59
100.00 2 240.92
100.00 3
Pupuk Urea Kg
531.35 2 578.77
403.14 2 659.08
4 Pupuk Cair
Botol 13.12
30 100.00 4.96
29 254.00 5
Pestisida Botol
16.86 22 700.00
7.03 23 400.00
6 Tenaga Kerja
Pria Dalam Keluarga
HOK 166.43
25 000.00 136.83
25 000.00 7
Tenaga Kerja Wanita Dalam
Keluarga HOK
31.68 20 000.00
34.21 20 000.00
8 Tenaga Kerja
Pria Luar Keluarga
HOK 23.02
25 000.00 26.20
25 000.00 9
Tenaga Kerja Wanita Luar
Keluarga HOK
25.36 20 000.00
28.13 20 000.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
4.2.3.2 Luas Lahan Usahatani Padi
Berdasarkan Tabel 24 dapat terlihat bahwa mayoritas petani pemilik dan penyewa lahan memiliki luas lahan sebesar 0-1000 m
2
. Secara keseluruhan petani anggota penyewa lahan mendominasi status kepemilikan lahan. Hal ini terjadi
karena rata-rata lahan yang ada di daerah tersebut adalah kepemilikan warga DKI Jakarta yang lalu disewakan kepada warga sekitar.
Tabel 24 Luas lahan usahatani padi petani sampel Desa Kopo berdasarkan status kepemilikan lahan
No Luas Lahan m
2
Status Kepemilikan Lahan Pemilik Lahan
Penyewa Lahan Jumlah
Orang Persentase
Jumlah Orang Persentase
1 0-1000
17 51.52
24 54.54
2 1001-2000
14 42.42
20 45.45
3 2001-3000
2 6.06
0.00 Total
33 100.00
44 100.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
4.2.3.3 Output Usahatani Padi
Tabel 25 menjelaskan rata-rata produksi dan harga jual gabah kering pada petani pemilik lahan dan penyewa lahan di Desa Kopo. Berdasarkan tabel dapat
dilihat bahwa tingkat produksi padi petani pemilik lahan lebih tinggi dibandingkan dengan petani penyewa lahan, namun memiliki harga jual output
yang lebih rendah dibandingkan petani penyewa lahan. Hal ini terjadi karena kemampuan penawaran petani penyewa lahan yang lebi baik dibandingkan petani
pemilik lahan. Petani penyewa lahan menetapkan harga jual yang lebih tinggi karena petani ini lebih mementingkan dan menghitung besaran biaya dan estimasi
pendapatan yang akan diterima. Tabel 25 Rata-rata produksi dan harga output padi Desa Kopo berdasarkan status
kepemilikan lahan
No Status Kepemilikan Lahan
ProduksiHa Kg Harga Output Rp
1 Pemilik Lahan
7 108.10 2 587.88
2 Penyewa Lahan
7 076.59 2 590.91
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
4.2.4 Karakteristik Usahatani Padi Berdasarkan Keanggotaan Kelompok Tani dan Status Kepemilikan Lahan
4.2.4.1 Input Produksi Padi
Tabel 26 memperlihatkan bahwa berdasarkan penggunaan benih, pupuk urea, tenaga kerja pria dalam keluarga dan tenaga kerja wanita dalam keluarga,
petani anggota kelompok tani pemilik lahan relatif lebih besar penggunaannya dibandingkan penggunaan input yang sama pada karakteristik petani lainnya.
Besarnya penggunaan pupuk kandang pada karakteristik anggota kelompok tani menunjukan bahwa petani anggota kelompok tani sudah menyadari pentingnya
penggunaan pupuk kandang dalam usahataninya. Besaran jumlah tenaga kerja pria