Keragaan Usahatani Klasifikasi Usahatani

Menurut Debertin 1986, penjelasan mengenai pembagian tiga daerah produksi adalah sebagai berikut: 1. Daerah produksi I dengan E p 1. Elastisitas produksi lebih besar dari satu menjelaskan bahwa setiap kenaikan faktor produksi sebesar satu persen akan meningkatkan produksi lebih dari satu persen. Daerah ini disebut daerah yang tidak rasional. 2. Daerah produksi II dengan 0 ≤ E p ≤ 1. Daerah produksi ini disebut daerah produksi yang rasional karena keuntungan maksimum dan output maksimum dapat tercapai. 3. Daerah produksi III dengan E p 0. Daerah produksi ini disebut daerah produksi yang tidak rasional karena setiap penambahan satu satuan input produksi menyebabkan terjadinya penurunan tingkat produksi.

2.3.3 Fungsi Cobb-Douglas

Bentuk fungsi produksi yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara penggunaan input dengan output yang dihasilkan adalah dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas. Menurut Soekartawi 2002, ada tiga alasan pokok yang menyebabkan fungsi produksi Cobb Douglas lebih banyak digunakan dalam penelitian fungsi produksi, yakni: 1. Penyelesaian fungsi Cobb Douglas lebih mudah dibandingkan dengan fungsi lain. Hal ini terjadi karena fungsi Cobb Douglas lebih mudah untuk ditransformasikan menjadi bentuk linear. 2. Hasil pendugaan melalui fungsi Cobb Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus menunjukan besaran elastisitas. 3. Besaran elastisitas yang diduga melalui fungsi Cobb Douglas juga sekaligus menjelaskan tingkat besaran Return to Scale. Soekartawi 2002 juga menjelaskan mengenai kelemahan fungsi Cobb Douglas. Adapun kelemahan fungsi Cobb Douglas adalah sebagai berikut: 1. Spesifikasi variabel yang keliru. Spesifikasi variabel yang keliru dapat menyebabkan elastisitas produksi yang negatif atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil. Spesifikasi variabel yang keliru juga dapat menyebabkan terjadinya masalah multikolinearitas. 2. Kesalahan pengukuran variabel. Kesalahan pengukuran variabel ini dapat menyebabkan besaran elastisitas yang terlalu besar atau terlalu rendah. 3. Bias terhadap variabel manajemen. Variabel manajemen sulit diduga dalam fungsi Cobb Douglas karena variabel ini erat hubungannya dengan penggunaan variabel lainnya yang apabila dimasukan, maka dapat menimbulkan masalah kolinearitas. 4. Data yang digunakan dalam fungsi Cobb Douglas tidak boleh bernilai negatif atau nol. 5. Penggunaan teknologi dianggap netral terhadap fungsi Cobb Douglas meskipun tingkat penggunaan teknologi pada masing-masing tempat berbeda. Secara matematis, fungsi Cobb-Douglas dapat ditulis sebagai berikut: Y = aX 1 b1 X 2 b2 X i bi .... Xn bn e i ................................................ 2.5 dimana: Y = Variabel yang dijelaskan X = Variabel yang menjelaskan a,b = Besaran yang akan diduga i = Kesalahan disturbance term e = Bilangan natural 2,781 Dengan mentransformasikan fungsi Cobb-Douglas ke dalam bentuk regresi berganda, model tersebut dapat ditulis sebagai berikut: Ln Y = Ln b + b 1 LnX 1 + b i LnX i +e i ................................................... 2.6 dimana: Ln Y = Produksi ouput X i = Input produksi input b = Konstanta b i = Parameter variabel bebas e i = error term Hipotesa yang dibangun terhadap analisis faktor-faktor tersebut adalah: b 1 , b 2 …b i

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN AKTIVITAS ANGGOTA KELOMPOK TANI TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT (Capsicum frutescents L.) (Studi Kasus di Desa Kepanjen Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember)

0 3 26

HUBUNGAN AKTIVITAS ANGGOTA KELOMPOK TANI TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT (Capsicum frutescents L.) (Studi Kasus di Desa Kepanjen Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember)

0 5 26

PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETERNAK KAMBING PE ANGGOTA DAN NON ANGGOTA KELOMPOK TANI DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDUNG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

6 83 115

EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI JAGUNG ANGGOTA DAN NON-ANGGOTA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN NATAR KEBUPATEN LAMPUNG SELATAN

1 11 103

Analisis keragaan koperasi dan tingkat partisipasi anggota koperasi unit desa (KUD) Giri Tani, desa Cibeureum, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor

3 18 117

Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Semiorganik dan Anorganik serta Anggota dan Non Anggota Koperasi Kelompok Tani di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor

1 13 141

Pemasaran dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

4 14 128

Analisis Pendapatan dan Pola Pemasaran Usahatani Anggrek Vanda douglas (Studi Kasus: Petani Anggota dan Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Desa RAwakalong, Kecamatan Gunungg Sindur, Kabupaten Bogor)

4 36 110

Partisipasi Dan Perubahan Perilaku Anggota Kelompok Wanita Tani Di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

0 2 1

TINGKAT PERANAN DAN PENDAPATAN ANGGOTA KELOMPOK TANI PADI SAWAH (Oryza sativa L) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Pataripa di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis)

0 1 5