Luas Lahan Usahatani Padi
pengaruh yang besar terhadap variabel tidak bebas. Hasil pendugaan model fungsi produksi padi dapat dijabarkan sebagai berikut:
Ln Y = 5.45 + 0.05 Ln X
1
+ 0.26 Ln X
2
+ 0.10 Ln X
3
+ 0.07 Ln X
4
+ 0.04 Ln X
5
+ 0.07 Ln X
6
+ 0.02 Ln X
7
+ 0.23 Ln X
8
+ 0.06 D
1
+ 0.04 D
2
– 0.03 Pada Tabel 29 dijelaskan bahwa nilai R-Sq koefisien determinasi
memiliki kriteria statistik yang baik sebesar 82 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa 82 persen variable peubah bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas
pada taraf 10 persen, sedangkan 18 persen lainnya dijelaskan oleh faktor lain. Berdasarkan pendugaan fungsi produksi ini, selanjutnya kita melakukan
pemeriksaan terhadap asumsi OLS dengan melihat masalah kenormalan, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Model fungsi ini tidak memiliki masalah
multikolinearitas, dimana seluruh variabel bebas memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10.
Melalui uji glejser dengan menggunakan software E-views, kita dapat melihat bahwa model ini tidak memiliki masalah heteroskedastisitas. Hal ini dapat
dilihat dari nilai probabilitas chi-square yang bernilai lebih besar dari α, yakni
sebesar 0.63. Uji autokorelasi dengan uji Durbin-Watson yang menyatakan bahwa nilai statistik d
w
adalah 1.68, di mana d
L
bernilai 1.32 dan d
U
bernilai 1.96. Nilai dw berada di antara 1.32 dan 1.96 yang mengindikasikan bahwa masalah
autokorelasi dapa fungsi produksi usahatani ini tidak dapat disimpulkan. Uji kenormalan dilakukan dengan uji Jarque-Berra yang menyatakan bahwa P-value
uji normalita s sebesar 0.71 lebih besar dari α sebesar 10 persen. Hal ini
menunjukan bahwa komponen sisaan menyebar normal. Nilai koefisien dari Tabel 30 memperlihatkan bahwa semua variabel selain
status pekerjaan usahatani berpengaruh positif pada taraf 10 persen. Hal ini memiliki arti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap turun naiknya produksi
cukup besar. Berikut ini akan diuraikan pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap produksi padi dengan statistik uji t-hitung.
Tabel 30 Hasil pendugaan fungsi produksi padi gabungan usahatani anggota dan non anggota kelompok tani
Prediktor Koefisien
Standard Error t-hit
P VIF
Konstanta 5.45383
0.37841 14.41250 0.00000
Luas Lahan X
1
0.04546 0.04965
0.91561 0.36330
3.83 Benih X
2
0.26036 0.04018
6.47989 0.00000 1.63
Pupuk Kandang X
3
0.10206 0.04804
2.49878 0.01500 1.74
Pupuk Urea X
4
0.06887 0.04749
1.44999 0.15190
2.31 Tenaga Kerja Pria Dalam
Keluarga X
5
0.04359 0.09230
0.47232 0.63830
3.59 Tenaga Kerja Wanita Dalam
Keluarga X
6
0.06570 0.02900
2.26514 0.02860 3.46
Tenaga Kerja Pria Luar Keluarga X
7
0.02444 0.03495
0.69991 0.48700
3.11 Tenaga Kerja Wanita Luar
Keluarga X
8
0.22818 0.04279
5.33376 0.0000
1.61 Keanggotaan Kelompok Tani
D
1
0.06377 0.03386
1.88305 0.06420 2.07
Kepemilikan Lahan D
2
0.03931 0.03607
1.28171 0.20450
1.75 Status Pekerjaan Usahatani
D
3
-0.02662 0.4541
-0.58621 0.559980 1.13
R-sq = 0.82 R-sq
adj = 0.79
Durbin- Watson = 1.68
F-hit = 27.34
Prob F-Stat = 0.00 Sumber: Data Primer Diolah, 2013
1. Luas Lahan X
1
Luas lahan memiliki nilai koefisien positif dengan nilai koefisien regresi produksi sebesar 0.05. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap penambahan input
luas lahan sebesar satu persen akan meningkatkan produksi padi sebesar 0.05 persen. Nilai koefisien regresi ini menunjukan elastisitas 0 ≤ E
p
≤ 1, terlihat bahwa penggunaan lahan pada daerah rasional daerah II. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin besar luas lahan yang digunakan dalam usahatani, maka produksi padi yang dihasilkan akan semakin meningkat.
Berdasarkan hasil uji-t, luas lahan tidak berpengaruh secara nyata terhadap fungsi produksi pada taraf 10 persen. Luas lahan yang dimanfaatkan oleh petani dalam
menjalankan usahatani padinya secara rata-rata adalah 0.11 Ha. Kemungkinan petani untuk menambah input produksi luas lahan adalah kecil. Hal ini terjadi
karena daerah desa Kopo yang telah padat oleh pemukiman warga dan area wisata.
2. Benih X
2
Benih memiliki nilai koefisien positif dengan nilai koefisien regresi produksi sebesar 0.26. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap penambahan input
benih sebesar satu persen akan meningkatkan produksi padi sebesar 0.26 persen.