Teori Nilai Uang Fungsi Stok Uang

itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya. Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera pada uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00. Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang. Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori nilai uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis . Teori uang statis Teori uang statis atau disebut juga teori kualitatif statis bertujuan menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi. Teori uang dinamis Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori yang membahas uang dinamis yang terkenal yaitu teori kuantitas dari David Ricardo dan Irving Fisher. Menurut David Ricardo, perubahan jumlah uang yang beredar akan memengaruhi harga. Jika jumlah uang yang beredar sedikit, harga- harga akan turun sehingga nilai uang akan naik. Jika jumlah uang yang beredar banyak, harga-harga akan naik sehingga nilai uang akan turun. Oleh karena itu, menurut teori ini jika jumlah uang yang beredar ditambah dua kali lipat maka harga-harga juga akan naik dua kali lipat sehingga nilai uang akan turun menjadi setengahnya atau sebaliknya. Sedangkan Irving Fisher menyempurnakan teori dari David Ricardo yaitu memasukkan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang. Menurut Irving Fisher, nilai uang yang ditunjukkan oleh tinggi rendahnya harga sangat dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar, kecepatan peredaran uang dan volume perdagangan Baumol dan Binder 2003.

2.4.2 Teori Permintaan dan Penawaran Uang

Menurut Untoro 2007, salah satu teori klasik yang mengupas mengenai permintaan uang adalah teori kuantitas uang the quantity theory of money. Teori ini membahas permintaan dan sekaligus penawaran akan uang beserta interaksi antara keduanya yang berfokus pada hubungan antara penawaran uang jumlah uang yang beredar dengan nilai uang tingkat harga. Teori kuantitas dari David Ricardo merumuskan hubungan hal tersebut yaitu: = �� , jumlah uang yang beredar, �, konstanta, dan �, nilai uang. Selanjutnya teori kuantitas Irfing Fisher menyempurnakan dari teori David Ricardo dengan memasukkan unsur kecepatan peredaran uang dan volume perdagangan yaitu: = � , jumlah uang yang beredar, , kecepatan peredaran uang, �, nilai uang, dan , volume perdagangan. , transaction velocity of circulation adalah variabel yang ditentukan oleh kelembagaan yang ada di dalam masyarakat, dan dalam jangka pendek dapat dianggap konstan. , volume transaksi, dalam suatu periode tertentu ditentukan oleh tingkat pendapatan nasional ataupun output masyarakat. � = 1 � . Dengan demikian � , permintaan uang masyarakat adalah sesuatu proporsi tertentu 1 dari nilai transaksi � . dan menunjukkan variabel-variabel yang dianggap konstan dalam jangka pendek. Dalam kondisi keseimbangan , persediaan uang � = diperoleh persamaan yaitu: = 1 � . Dalam jangka pendek tingkat harga umum � berubah secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan pemerintah. Dalam teori ini ditentukan oleh tingkat output ekuilibrium masyarakat oleh Fisher dan ahli ekonomi klasik disebut full employment, hukum Say atau S ay’s Law. Fisher menyatakan bahwa permintaan uang akan timbul dari penggunaan uang dalam proses transaksi, dimana tiap perekonomian sesuai tahapan pertumbuhannya memiliki sistem kelembagaan tersendiri yang menentukan sifat proses transaksi. Faktor kelembagaan akan mengalami perubahan secara gradual dalam jangka panjang, sedangkan dalam jangka pendek kebutuhan akan uang relatif terhadap volume transaksi bisa dianggap konstan. Demikian pula volume transaksi relatif terhadap output masyarakat bisa dianggap mempunyai proporsi yang konstan dalam jangka pendek. Dalam teori Cambridge, menganggap bahwa permintaan uang adalah proporsional dengan tingkat pendapatan nasional. Dengan demikian persamaan permintaan uang adalah � = ��� dengan � adalah pendapatan nasional riil. Suplai persediaan uang ditentukan oleh pemerintah. Dalam kondisi keseimbangan maka: = ��� Dalam kondisi full employment yaitu dimana pendapatan riil tidak bisa naik lagi, maka kenaikan akan menyebabkan kenaikan � bukan lagi kenaikan � secara proporsional meskipun ada economies of scale. Efek seperti ini juga dijumpai dalam keadaan dimana tidak ada economies of scale: → 2 = 2 � .