=
1
� . Dalam jangka pendek tingkat harga umum
� berubah secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan pemerintah. Dalam teori ini ditentukan
oleh tingkat output ekuilibrium masyarakat oleh Fisher dan ahli ekonomi klasik disebut full employment, hukum Say atau S
ay’s Law. Fisher menyatakan bahwa permintaan uang akan timbul dari penggunaan
uang dalam proses transaksi, dimana tiap perekonomian sesuai tahapan pertumbuhannya memiliki sistem kelembagaan tersendiri yang menentukan sifat
proses transaksi. Faktor kelembagaan akan mengalami perubahan secara gradual dalam jangka panjang, sedangkan dalam jangka pendek kebutuhan akan uang
relatif terhadap volume transaksi bisa dianggap konstan. Demikian pula volume transaksi relatif terhadap output masyarakat bisa dianggap mempunyai proporsi
yang konstan dalam jangka pendek. Dalam teori Cambridge, menganggap bahwa permintaan uang adalah
proporsional dengan tingkat pendapatan nasional. Dengan demikian persamaan permintaan uang adalah
�
= ���
dengan � adalah pendapatan nasional riil. Suplai persediaan uang
ditentukan oleh pemerintah. Dalam kondisi keseimbangan maka: =
��� Dalam kondisi full employment yaitu dimana pendapatan riil tidak bisa naik
lagi, maka kenaikan akan menyebabkan kenaikan
� bukan lagi kenaikan � secara proporsional meskipun ada economies of scale. Efek seperti ini juga
dijumpai dalam keadaan dimana tidak ada economies of scale: → 2
= 2
�
.
Dalam kondisi proporsional tidak ada economies of scale adalah:
�
= ���
2
�
= ��2�
dan � adalah full employment income.
2.5 Ekuilibrium
Menurut Chiang dan Wainwright 2005, salah satu definisi ekuilibrium adalah suatu kumpulan variabel-variabel terpilih yang saling berhubungan dan
disesuaikan satu dengan yang lainnya dengan cara sedemikian rupa, sehingga tidak ada kecenderungan yang melekat inherent dalam model tersebut untuk
berubah. Perkataan terpilih menunjukkan kenyataan bahwa ada variabel yang tidak
dimasukkan dalam model. Jadi, ekuilibrium dalam pembahasan ini hanya relevan dengan himpunan variabel-variabel tertentu yang dipilih, dan bila modelnya
diperluas untuk memasukkan variabel tambahan, maka ekuilibrium pada model semula tidak dapat digunakan lagi.
Perkataan saling berhubungan menyatakan bahwa untuk dapat mencapai ekuilibrium, maka semua variabel dalam model harus secara bersamaan dalam
keadaan tetap. Keadaan tetap dari setiap variabel harus cocok dengan variabel lainnya; jika tidak, maka beberapa variabel akan berubah, sehingga akan
mengakibatkan variabel lainnya juga berubah dalam reaksi yang berantai, dan karenanya tidak terjadi ekuilibrium.
Perkataan melekat menyatakan bahwa dalam kondisi ekuilibrium, keadaan tetap variabel dalam model hanya didasarkan pada penyeimbangan kekuatan
internal dari model tersebut, sedangkan faktor-faktor eksternal dianggap tetap. Secara operasional, ini berarti bahwa parameter dan variabel eksogen
diperlakukan konstan. Jika faktor eksternal ternyata berubah, maka terjadi ekuilibrium baru atas dasar nilai parameter baru, tetapi dalam kondisi ekuilibrium
baru, nilai parameter yang baru juga diasumsikan tetap tidak berubah.
Pada pokoknya, ekuilibrium untuk model tertentu adalah suatu keadaan yang mempunyai ciri tidak ada kecenderungan untuk berubah. Kenyataan bahwa
ekuilibrium berarti tidak ada kecenderungan untuk berubah dapat mendorong seseorang untuk menarik kesimpulan bahwa suatu ekuilibrium harus berarti
adanya suatu keadaan yang ideal atau keadaan yang diinginkan, karena hanya pada keadaan ideal saja tidak ada dorongan terjadinya perubahan.
2.6 Fungsi Produksi
Dalam pembahasan fungsi produksi banyak digunakan fungsi homogen derajat pertama sebagaimana diungkapkan oleh Chiang dan Wainwright 2005.
Suatu fungsi disebut homogen derajat �, jika perkalian setiap variabel bebasnya
dengan konstanta akan mengubah nilai fungsi dengan proporsi
�
, yaitu: �
1
, … ,
�
=
�
�
1
, … ,
�
. Secara umum, dapat berupa sembarang nilai. Namun, agar persamaan di
atas mempunyai arti,
1
, … ,
�
tidak boleh terletak di luar domain daerah asal fungsi
�. Dalam penerapan ekonomi konstanta biasanya bernilai positif, karena sebagian besar variabel ekonomi tidak boleh bernilai negatif. Apabila
� = 1, fungsi � merupakan fungsi homogen derajat pertama atau sering dinyatakan sebagai fungsi homogen secara linear.
Penerapan fungsi homogen secara linear sering digunakan dalam fungsi produksi, misalnya:
= ��, �.
2.1 Apakah diterapkan pada tingkat mikro atau pun makro, asumsi matematik
homogen secara linear akan sama dengan asumsi ekonomi mengenai hasil yang konstan terhadap skala constant return to scale, karena homogen secara linear
berarti bahwa kenaikan semua input variabel bebas sebanyak kali lipat akan selalu menaikkan output nilai fungsi tepat sebesar kali lipat pula.