Alokasi Kerja pada Kegiatan Produktif di Rumahtangga yang

karena mereka mempunyai uang tunai dari proyek yang dapat dialokasikan untuk membeli beras maupun sagu. Sagu yang dihasilkan oleh masyarakat setempat umumnya dalam bentuk tumang dan mempunyai diameter kurang lebih 30 cm dan tinggi 50 cm. Harga sagu pertumangnya dengan diameter tersebut adalah Rp 100 000.

6.1.5. Alokasi Kerja pada Kegiatan Produktif di Rumahtangga yang

Bekerja dan Tidak Bekerja di Proyek Liquified Natural Gas Tangguh Perbedaan alokasi kerja pada kegiatan produktif di rumahtangga yang bekerja di LNG Tangguh maupun yang tidak bekerja dapat dilihat pada Tabel 20 dan 21. Tabel 20. Rekapitulasi Alokasi Curahan Kerja Rata-rata Anggota Rumahtangga Pada Kegiatan Produktif dalam Satu Tahun di Rumahtangga yang Bekerja di Proyek Liquified Natural Gas Tangguh HOK- No Anggota rumahtangga Kegiatan pertanian Kegiatan perikanan Berburu Menokok sagu Proyek LNG Jumlah 1. Suami 26.01 6.16 67.05 15.89 2.82 0.67 12.08 2.86 93.83 22.24 201.79 47.82 2. Istri 31.42 7.45 32.67 7.74 0.00 0.00 13.47 3.19 0.00 0.00 77.56 18.38 3. Anak anggota keluarga lain 7.65 1.81 18.14 4.30 1.15 0.27 0.45 0.11 115.19 27.30 142.58 33.79 Jumlah Persentase 65.08 15.42 117.86 27.93 3.97 0.94 26.00 6.16 209.03 49.54 421.94 100.00 Sumber : Data Penelitian diolah Tabel 20 menunjukkan bahwa rumahtangga responden yang bekerja di LNG Tangguh mengalokasikan kerjanya paling besar pada kegiatan proyek LNG Tangguh. Hal ini diakibatkan kontrak yang mengikat mereka setelah mereka bekerja pada proyek tersebut. Selain itu kegiatan di proyek merupakan sumber penerimaan uang tunai terbesar dalam rumahtangga mereka. Semakin banyak waktu yang dicurahkan untuk bekerja di proyek, ada kecenderungan pendapatan tunai yang mereka terima di proyek juga semakin tinggi. Oleh karena itu kondisi fisik pekerja di proyek sangat menentukan berapa banyak waktu yang dapat dialokasikan untuk bekerja pada masa konstruksi. Selama mereka bekerja, mereka tinggal di tempat tinggal yang disediakan oleh perusahaan bagi mereka di lokasi konstruksi proyek. Mereka hanya diizinkan pulang pada saat cuti atau pada saat air pasang. Cuti yang mereka jalani sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka kerjakan. Ada yang bekerja satu bulan kemudian memperoleh cuti satu bulan, tetapi ada juga yang bekerja dua bulan tetapi cuti mereka hanya satu bulan tergantung jenis pekerjaan mereka. Pada saat musim air pasang pagi dan sore setiap bulannya mereka juga diizinkan pulang sekalipun belum masa cuti karena speed boat milik perusahaan bisa merapat ke desa mereka. Biasanya dalam sebulan mereka bisa pulang sekitar kurang lebih dua hingga empat kali. Sekalipun demikian mereka tetap melakukan aktivitas kerja mereka seperti biasa di proyek. Setiap sore mereka diantar oleh speed boat perusahaan ke desa-desa mereka dan besok paginya jam setengah enam mereka telah dijemput kembali oleh speed boat untuk dibawa kembali bekerja di proyek. Bagi rumahtangga yang bekerja di LNG Tangguh, curahan kerja terbesar kedua yang dilakukan oleh rumahtangga adalah pada kegiatan perikanan karena kegiatan ini adalah merupakan sumber penerimaan tunai kedua terbesar di dalam rumahtangga. Para suami ketika cuti umumnya mereka selalu melaut untuk menangkap udang. Ketika mereka bekerja di proyek biasa ada anggota keluarga yang lain yang tetap melaut pada saat-saat musim udang bila didalam keluarga tersebut mempunyai anggota keluarga produktif lebih dari dua orang dan sudah tidak bersekolah lagi. Bila keluarga tersebut hanya mempunyai dua tenaga kerja produktif yaitu suami dan istri serta anak-anak mereka masih balita atau masih bersekolah, maka kegiatan penangkapan udang ini hanya dilakukan oleh suami pada saat cuti dari perusahaan. Sebaliknya bagi rumahtangga yang tidak bekerja di LNG Tangguh, alokasi kerja mereka yang terbesar adalah pada kegiatan perikanan karena merupakan sumber penerimaan tunai terbesar dalam rumahtangga. Tabel 21. Rekapitulasi Alokasi Curahan Kerja Rata-rata Anggota Rumahtangga Pada Kegiatan Produktif dalam Satu Tahun di Rumahtangga yang Tidak Bekerja di Proyek Liquified Natural Gas Tangguh HOK- No Anggota rumahtangga Kegiatan pertanian Kegiatan perikanan Berburu Menokok sagu Jumlah 1. Suami 36.27 10.11 147.32 41.07 8.24 2.30 12.31 3.43 204.14 56.91 2. Istri 29.31 8.17 48.68 13.57 0.00 0.00 34.76 9.69 112.75 31.43 3. Anak anggota keluarga lain 4.68 1.30 30.51 8.51 2.64 0.74 4.00 1.12 41.83 11.66 Jumlah Persentase 70.26 19.59 226.51 63.14 10.88 3.03 51.07 14.24 358.72 100.00 Sumber : Data Penelitian diolah Alokasi kerja untuk kegiatan pertanian, menokok sagu dan berburu lebih kecil dibandingkan dua kegiatan sebelumnya baik pada rumahtangga yang bekerja maupun yang tidak bekerja pada proyek LNG Tangguh. Hal ini diduga karena curahan kerja produktif yang biasa dialokasikan untuk kegiatan tersebut telah dialokasikan untuk kegiatan proyek pada rumahtangga yang bekerja di proyek LNG Tangguh. Selain itu, ketiga kegiatan tersebut bukan merupakan sumber penerimaan uang tunai yang besar dalam rumahtangga. Keterbatasan lahan pertanian dan wilayah berburu serta hutan sagu setelah adanya pembebasan lahan yang dilakukan oleh pihak proyek LNG Tangguh untuk kepentingan konstruksi diduga merupakan salah satu penyebab semakin rendahnya curahan kerja pada kegiatan pertanian, berburu dan menokok sagu karena hilangnya akses terhadap lahan dan hutan yang selama ini menjadi tempat mencari nafkah.

6.1.6. Alokasi Curahan Kerja Pada Kegiatan Rumahtangga