Curahan Kerja pada Kegiatan Mengambil Hasil Hutan

Curahan kerja di perikanan mempunyai tanda sesuai dengan yang diharapkan yaitu negatif. Artinya semakin tinggi curahan kerja di perikanan mengakibatkan curahan kerja di rumahtangga menjadi semakin rendah. Hal ini disebabkan ketika musim udang, suami dan istri sering pergi melaut bersama- sama. Biasanya mereka keluar dari jam lima pagi dan pulang jam lima sore, sehingga aktivitas produksi pada kegiatan rumahtangga juga menjadi berkurang. Hasil pendugaan respon pada persamaan curahan kerja pada kegiatan rumahtangga menunjukkan bahwa curahan kerja pada kegiatan rumahtangga tidak respon terhadap semua peubah bebas yang ada di dalam persamaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mengalokasikan kerjanya pada kegiatan rumahtangga lebih didasari tanggung jawab sebagai kepala keluarga dan ibu rumahtangga, sehingga sekalipun mereka bekerja pada berbagai kegiatan produktif, mereka tetap melakukan aktivitas rumahtangga sebagaimana mestinya.

6.4.8. Curahan Kerja pada Kegiatan Mengambil Hasil Hutan

Hasil pendugaan menunjukkan bahwa persamaan curahan kerja mengambil hasil hutan mempunyai koefisien determinan sebesar 0.49739, yang menunjukkan bahwa keragaman curahan kerja berburu dapat dijelaskan oleh peubah-peubah bebas di dalam persamaan tersebut sebesar 49.74 persen. Nilai uji F-hitung 5.44 berpengaruh nyata pada taraf α = 1 persen, dimana semua peubah bebas yang ada di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan dengan sangat baik perilaku curahan kerja berburu rumahtangga. Tabel 32 menunjukkan bahwa proporsi cash income dari proyek mempunyai tanda yang negatif sesuai dengan yang diharapkan tetapi tidak signifikan. Dimana ada kecenderungan semakin tinggi proporsi cash income yang diperoleh secara langsung mengakibatkan alokasi waktu kerja rumahtangga untuk kegiatan mengambil hasil hutan menjadi semakin berkurang sehingga secara tidak langsung penerimaan pada kegiatan tersebut juga mengalami penurunan. Hal ini memberi gambaran bahwa dengan adanya peningkatan proporsi cash income dari kegiatan proyek membuat setiap rumahtangga dapat mencukupkan kebutuhan rumahtangga mereka dengan membeli barang-barang konsumsi di pasar seperti beras dan bahan pangan lainnya dengan menggunakan cash income tersebut, sehingga mereka mulai mengurangi aktivitas berburu dan menokok sagu. Penurunan alokasi kerja pada kegiatan mengambil hasil hutan berpengaruh positif terhadap peningkatan konservasi sumber daya alam. Bila dilihat dari jenis buruan yang sering diburu oleh penduduk setempat yaitu babi hutan, lao-lao kangguru, kasuari dan rusa, maka burung kasuari merupakan jenis burung yang masuk kategori burung yang terancam secara global PERTAMINA BP, 2002. Total waktu yang dicurahkan rumahtangga mempunyai tanda positif sesuai dengan yang diharapkan. Semakin tinggi total waktu yang dicurahkan rumahtangga dalam aktivitas produksi mereka maka waktu yang dicurahkan pada kegiatan mengambil hasil hutan juga semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan rumahtangga didalam mengalokasikan waktunya untuk kegiatan mengambil hasil hutan dipengaruhi oleh total waktu yang dicurahkan oleh rumahtangga pada berbagai aktivitas produksi. Tabel 32. Hasil Pendugaan Parameter dari Curahan Kerja Mengambil Hasil Hutan Rumahtangga Responden Peubah Parameter Dugaan t-hitung Taraf Nyata Elastisitas Intersep 3.912820 0.12 0.9079 Proporsi cash income proyek -0.20535 -0.53 0.5995 -0.39463 Total waktu yang dicurahkan 0.069158 1.19 0.2420 0.177631 Curahan kerja proyek -0.03157 -0.36 0.7179 -0.357259 Frekuensi mengambil hasil hutan 1.635661 3.99 0.0004 21.89961 Curahan kerja rumahtangga -0.04860 -0.67 0.5098 -0.621076 Curahan kerja perikanan -0.15685 -1.43 0.1617 -0.615777 R 2 0.43261 F hit 4.19 N 40 Curahan kerja proyek mempunyai tanda negatif sesuai dengan yang diharapkan tetapi tidak signifikan. Artinya bahwa semakin tinggi curahan kerja di proyek maka semakin sedikit waktu yang dapat dialokasikan untuk kegiatan mengambil hasil hutan. Hal ini disebabkan tenaga kerja yang berburu umumnya adalah suami atau anak laki-laki yang berusia produktif yang juga bekerja di proyek LNG Tangguh. Frekuensi mengambil hasil hutan mempunyai tanda positif sesuai dengan yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf α = 1 persen. Artinya bahwa semakin tinggi frekuensi berburu dan menokok sagu, maka alokasi waktu kerja untuk kegiatan tersebut juga semakin tinggi. Perhitungan lebih lanjut juga menunjukkan bahwa curahan kerja pada kegiatan mengambil hasil hutan respon terhadap frekuensi mengambil hasil hutan. Hal ini memberikan gambaran bahwa keputusan rumahtangga di dalam mengalokasikan curahan kerjanya untuk mengambil hasil hutan sangat dipengaruhi oleh frekuensi mengambil hasil hutan setiap tahunnya. Curahan kerja rumahtangga dan perikanan mempunyai tanda negatif sesuai dengan yang diharapkan tetapi tidak signifikan. Artinya bahwa semakin tinggi alokasi kerja pada kegiatan rumahtangga dan kegiatan perikanan secara langsung akan mengakibatkan curahan kerja pada kegiatan mengambil hasil hutan menjadi berkurang dan secara tidak langsung mengakibatkan terjadi penurunan penerimaan hasil hutan. Hal ini disebabkan istri mempunyai alokasi waktu yang cukup besar untuk kedua kegiatan tersebut sehingga keputusan rumahtangga didalam mengalokasikan waktunya dipengaruhi oleh alokasi waktu untuk bekerja di rumah dan melaut. Hasil pendugaan respon pada persamaan curahan kerja mengambil hasil hutan menunjukkan bahwa curahan kerja mengambil hasil hutan hanya respon terhadap frekuensi mengambil hasil hutan setiap tahun. Hal ini menggambarkan bahwa perilaku rumahtangga dalam mengalokasikan kerjanya untuk kegiatan tersebut sangat dipengaruhi oleh frekuensi berburu dan menokok sagu.

6.4.9. Konsumsi Barang Non Pasar