kerja di pertanian. Hal ini memberikan gambaran bahwa peningkatan kerja di pertanian tidak mengakibatkan terjadi penurunan yang cukup berarti pada
kegiatan perikanan karena kegiatan tersebut merupakan sumber penerimaan tunai terbesar kedua dalam rumahtangga setelah di proyek.
6.4.6. Curahan Kerja Proyek
Dari hasil pendugaan yang dilakukan pada persamaan curahan kerja di proyek, diketahui bahwa koefisien deteminannya adalah 0.64010
yang menjelaskan bahwa keragaman curahan kerja di proyek LNG Tangguh dapat
dijelaskan oleh peubah bebas yang ada di dalam persamaan tersebut sebesar 64.01 persen. Nilai uji F-hitungnya adalah 12.09, berpengaruh nyata pada taraf
α = 1 persen yang menunjukkan bahwa secara bersama-sama, seluruh peubah bebas
yang terdapat di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan dengan baik perilaku curahan kerja rumahtangga di proyek.
Tabel 30 menunjukkan bahwa seluruh peubah bebas yang ada di dalam persamaan mempunyai tanda yang sesuai dengan yang diharapkan. Cash income
dari proyek mempunyai tanda positif dan berpengaruh nyata pada taraf α = 10
persen. Artinya bahwa semakin tinggi cash income dari proyek secara langsung akan meningkatkan curahan kerja rumahtangga pada kegiatan proyek tersebut.
Sebagai contoh, gaji pokok untuk security adalah Rp. 1 200 000, tetapi bila ditambah dengan overtime maka uang tunai yang dapat mereka terima perbulan
bisa di atas tiga juta rupiah perbulannya. Oleh karena itu semakin tinggi cash income
yang dapat diperoleh pada suatu kegiatan produktif, maka seorang tenaga
kerja akan mencurahkan waktunya lebih banyak di dalam kegiatan tersebut. Hal ini secara langsung menunjukkan bahwa keputusan rumahtangga untuk bekerja di
proyek sangat tergantung dengan cash income yang dapat mereka peroleh bila mereka bekerja di proyek tersebut. Perhitungan lebih lanjut menunjukkan bahwa
curahan kerja di proyek respon terhadap penerimaan tunai di proyek. Hal ini memberikan gambaran bahwa keputusan rumahtangga untuk bekerja di proyek
sangat dipengaruhi oleh seberapa besar pendapatan tunai yang dapat diperoleh dari kegiatan tersebut.
Tabel 30. Hasil Pendugaan Parameter dari Curahan Kerja Proyek Rumahtangga Responden
Peubah Parameter
Dugaan t-hitung Taraf
Nyata Elastisitas Intersep
-31.2207 -0.45
0.6571 Cash income dari
proyek 5.169E-6 3.15
0.0034 412.7582
Total waktu yang dicurahkan
0.279565 2.51 0.0168
0.810885 Curahan kerja
perikanan -0.06608 -0.25
0.8065 -0.022925
Curahan kerja mengambil hasil
hutan -0.63475 -1.16
0.2559 -0.056091
Curahan kerja pertanian
-0.27469 -1.05 0.3020
-0.052731 R
2
0.64010 F
hit
12.09 N
40 Total waktu yang dicurahkan rumahtangga mempunyai tanda positif sesuai
dengan yang diharapkan. Semakin tinggi total waktu yang dicurahkan rumahtangga dalam aktivitas produksi mereka maka waktu yang dicurahkan di
dalam proyek juga semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan
rumahtangga didalam mengalokasikan waktunya di proyek LNg Tangguh dipengaruhi oleh total waktu yang dicurahkan oleh rumahtangga pada berbagai
aktivitas produksi. Curahan kerja di perikanan mempunyai tanda sesuai dengan yang
diharapkan yaitu negatif. Artinya semakin tinggi curahan kerja di perikanan secara langsung mengakibatkan curahan kerja di proyek menjadi semakin rendah.
Hal ini disebabkan baik kegiatan perikanan maupun kegiatan di proyek merupakan sumber penerimaan tunai terbesar di dalam rumahtangga sehingga
didalam mengalokasikan kerjanya, rumahtangga dihadapkan pada pilihan-pilihan yang secara ekonomi menguntungkan bagi mereka.
Curahan kerja pada kegiatan mengambil hasil hutan seperti berburu dan menokok sagu mempunyai tanda negatif sesuai dengan yang diharapkan. Artinya
bahwa semakin tinggi curahan kerja pada kegiatan berburu menyebabkan kegiatan di proyek akan menurun. Dari keseluruhan rumahtangga yang diwawancarai,
semua tenaga kerja yang bekerja di LNG Tangguh adalah tenaga kerja pria dan yang melakukan aktivitas berburu adalah kaum pria, sehingga bila dalam suatu
rumahtangga kecenderungan aktivitas berburu semakin tinggi maka kegiatan di proyek cenderung akan turun. Begitu pula untuk kegiatan menokok sagu, karena
pada kegiatan ini, biasanya suami dan istri melakukannya secara bersama-sama. Curahan kerja pertanian mempunyai tanda negatif seperti yang diharapkan.
Semakin tinggi alokasi kerja untuk kegiatan pertanian akan mengurangi alokasi kerja untuk proyek. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing rumahtangga
dihadapkan pada pilihan-pilihan untuk melakukan aktivitas produksi mereka.
Keputusan rumahtangga yang lebih banyak mencurahkan kerjanya pada aktivitas produksi yang bersumber pada alam secara langsung akan menurunkan
alokasi kerja pada proyek dan secara tidak langsung meningkatkan pendapatan dari kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini merupakan pilihan rasional bila upah
yang diterima per hari orang kerja pada kegiatan-kegiatan tersebut lebih tinggi daripada di proyek. Kenyataan yang ada rata-rata penerimaan per hari orang kerja
pada kegiatan-kegiatan tersebut lebih rendah daripada upah per hari di proyek. Hasil perhitungan lebih lanjut menunjukkan bahwa curahan kerja di
proyek tidak respon terhadap curahan kerja di pertanian, perikanan maupun pada kegiatan mengambil hasil hutan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan alokasi
kerja pada kegiatan yang bersumber pada potensi sumberdaya alam tidak membawa penurunan yang cukup berarti pada kegiatan di proyek.
6.4.7. Curahan Kerja pada Kegiatan Rumahtangga