Keterkaitan Antar Sektor Dalam Pembangunan

2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Perpindahan tenaga kerja dari sektor informal ke sektor formal menunjukkan bahwa kedua sektor tersebut mempunyai suatu keterkaitan. Sektor formal menyerap tenaga kerja yang merupakan salah satu input didalam proses produksi dengan upah yang relatif murah, sedangkan sektor informal menerima pendapatan tunai berupa upah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga. Selain itu sektor informal juga menerima berbagai pelatihan yang meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan mereka dalam rangka meningkatkan produktifitas marginal mereka di sektor formal.

2.6.1. Keterkaitan Antar Sektor Dalam Pembangunan

Penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti Universitas Negeri Papua 2001 mengenai ”Rencana Pengembangan Sektor Ekonomi Potensial Secara Terpadu di Kawasan Teluk Bintuni” menyimpulkan bahwa kontribusi eksport terbesar di Kabupaten Manokwari didominasi oleh sektor pertanian sebesar 85.64 persen. Sekalipun demikian masing-masing sektor saling menunjang didalam memberikan nilai tambah di dalam perekonomian. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan suatu sektor tidak mungkin tercapai tanpa adanya dukungan dari sektor lainnya sehingga di dalam melakukan investasi perlu dilihat suatu keterkaitan antara masing-masing sektor, baik keterkaitan ke belakang maupun ke depan. Pada Kawasan Teluk Bintuni sektor primer adalah merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar pada PDRB 53.87 persen, diikuti oleh sektor jasa 11.02 persen. Dengan melakukan injeksi investasi Rp. 1 000 000 pada sektor pertanian akan meningkatkan faktor produksi berupa modal sebesar Rp. 430 990, tenaga kerja Rp. 549 490, institusi rumahtangga Rp. 367 180, perusahaan sebesar Rp. 66 000, output sektor pertanian Rp. 163 000, sektor kehutanan Rp. 32 000, sektor industri Rp. 14 000, sektor angkutan dan komunikasi Rp. 1000 dan sektor perdagangan sebesar Rp. 95 700. Brata 2004 dengan judul penelitiannya ”Analisis Hubungan Imbal Balik Antara Pembangunan Manusia dan Kinerja Ekonomi Daerah Tingkat II di Indonesia” mengatakan bahwa terdapat hubungan dua arah antara pembangunan manusia dan kinerja ekonomi. Pembangunan manusia membutuhkan sumberdaya lain untuk pembiayaannya yang bersumber dari pertumbuhan ekonomi, sedangkan salah satu determinan penting dalam proses pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya manusia. Hal ini menunjukkan bahwa suatu pembangunan hendaknya tidak hanya menekankan pada kinerja ekonomi tetapi juga harus diimbangi dengan pembangunan manusia. Dari kedua penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan suatu sektor sangat terkait dengan pembangunan sektor lainnya dan harus didukung oleh pembangunan sumberdaya manusia. Bila dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan maka hal utama yang dijadikan pelajaran dari kedua penelitian tersebut adalah sektor formal yang dalam hal ini adalah Proyek LNG Tangguh didukung oleh sektor informal karena tersedianya tenaga kerja murah dengan tingkat ketrampilan yang rendah di desa-desa sekitar proyek. Perpindahan tenaga kerja dari sektor formal ke sektor informal pada jangka menengah dan jangka panjang membutuhkan sumberdaya manusia terampil sehingga pembangunan sumberdaya manusia di sekitar lokasi proyek LNG Tangguh sangat diperlukan untuk meningkatkan produktifitas kerja di proyek.

2.6.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alokasi Waktu Kerja, Produksi,