Penerimaan dari Kegiatan Mengambil Hasil Hutan

memperhitungkan penggunaan bensin yang mereka gunakan dengan penerimaan yang mereka peroleh untuk menghindari kerugian. Perhitungan selanjutnya menunjukkan bahwa penerimaan pada kegiatan perikanan tidak respon terhadap biaya variabel yang dikeluarkan, dimana satu persen peningkatan biaya variabel hanya akan meningkatkan penerimaan perikanan sebesar 0.23 persen. Hal ini juga mengindikasikan terbatasnya wilayah penangkapan. Tabel 26. Hasil Pendugaan Parameter Penerimaan Perikanan Rumahtangga Responden Peubah Parameter Dugaan t-hitung Taraf Nyata Elastisitas Intersep 3000371 0.89 0.3819 Curahan kerja perikanan 31513.60 2.01 0.0524 0.503445 Jumlah jaring 1001156 2.67 0.0114 0.502895 Biaya variabel perikanan 1.706231 2.47 0.0186 0.235044 R 2 0.63203 F hit 15.03 N 40

6.4.3. Penerimaan dari Kegiatan Mengambil Hasil Hutan

Dalam penelitian ini, kegiatan mengambil hasil hutan adalah kegiatan menokok sagu dan berburu. Kedua kegiatan tersebut dalam penelitian ini dijadikan satu persamaan dengan alasan bahwa kedua kegiatan tersebut sering dilakukan secara bersamaan. Pada saat suami dan istri pergi ke hutan, setelah mencari dan menebang pohon sagu, biasanya kepala keluarga melanjutkan aktivitasnya dengan berburu. Sementara suaminya berburu, istrinya memangkur sagu dan menapisnya. Hasil pendugaan parameter penerimaan dari kegiatan mengambil hasil hutan dapat dilihat pada Tabel 27. Hasil pendugaan penerimaan kegiatan mengambil hasil hutan mempunyai koefisien determinan R 2 sebesar 0.86017. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman penerimaan dari kegiatan mengambil hasil hutan dapat dijelaskan oleh peubah bebas yang ada dalam persamaan tersebut sebesar 86.02 persen. Nilai uji F-hitung adalah 73.82 berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan α = 1 persen yang menunjukkan bahwa secara bersama-sama, peubah bebas yang ada dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan dengan sangat baik perilaku penerimaan dari kegiatan mengambil hasil hutan. Adapun peubah bebas yang terdapat dalam persamaan tersebut antara lain curahan kerja mengambil hasil hutan CKH, pengeluaran untuk mengambil hasil hutan PH dan frekuensi mengambil hasil hutan FH. Tabel 27. Hasil Pendugaan Parameter Penerimaan dari Kegiatan Mengambil Hasil Hutan Rumahtangga Responden Peubah Parameter Dugaan t-hitung Taraf Nyata Elastisitas Intersep 1338.740 0.00 0.9960 Curahan kerja mengambil hasil hutan 47415.63 4.63 .0001 0.694974 Pengeluaran untuk mengambil hasil hutan -40.5958 -1.65 0.1072 -0.159571 Frekuensi mengambil hasil hutan 87998.87 5.86 .0001 0.463943 R 2 0.86017 F hit 73.82 N 40 Curahan kerja mengambil hasil hutan mempunyai tanda sesuai dengan yang diharapkan yaitu positif dan berpengaruh nyata pada taraf α = 1 persen. Hal ini memberikan gambaran bahwa penerimaan dari kegiatan mengambil hasil hutan akan semakin tinggi bila curahan kerja yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut juga semakin tinggi. Hal ini juga menunjukkan bahwa keputusan rumahtangga untuk meningkatkan penerimaan dari kegiatan mengambil hasil hutan sangat tergantung dari seberapa besar curahan kerja yang dapat dialokasikan untuk kegiatan tersebut. Perhitungan lebih lanjut menunjukkan bahwa penerimaan dari kegiatan mengambil hasil hutan tidak respon terhadap curahan kerja pada kegiatan tersebut. Peningkatan satu persen alokasi kerja pada kegiatan mengambil hasil hutan hanya akan meningkatkan penerimaan pada kegiatan tersebut sebesar 0.69 persen. Kondisi ini menggambarkan dua hal, pertama semakin terbatasnya jumlah buruan akibat berkurangnya akses penduduk pada hutan yang selama ini menjadi lokasi berburu karena telah menjadi areal pembangunan proyek. Kedua, semakin jauh dusun sagu tempat penduduk menokok sagu akibat berkurangnya akses penduduk pada hutan yang selama ini menjadi lokasi menokok sagu. Pengeluaran mengambil hasil hutan mempunyai tanda yang bertolak belakang dengan yang diharapkan yaitu negatif, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh rumahtangga untuk mengambil hasil hutan akan semakin mengurangi penerimaan dari kegiatan tersebut. Artinya bahwa keputusan rumahtangga untuk meningkatkan penerimaan dari kegiatan tersebut harus mempertimbangkan pengeluarannya. Pengeluaran untuk kegiatan ini umumnya adalah untuk membeli peralatan yang diperlukan untuk mengambil hasil hutan seperti kain untuk menapis sagu, parang, kapak, dan tombak untuk berburu dan menokok sagu. Peralatan-peralatan tersebut merupakan peralatan yang sangat sederhana sehingga tidak mempengaruhi besar kecilnya penerimaan pada kegiatan tersebut secara signifikan. Frekuensi mengambil hasil hutan mempunyai tanda yang sesuai dengan yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf α = 1 persen. Artinya semakin tinggi frekuensi mengambil hasil hutan yang dilakukan oleh rumahtangga, maka penerimaan dari kegiatan tersebut juga akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan rumahtangga untuk meningkatkan penerimaan dari kegiatan mengambil hasil hutan sangat dipengaruhi oleh frekuensi kegiatan tersebut sepanjang tahun. Perhitungan lebih lanjut menunjukkan bahwa penerimaan dari kegiatan mengambil hasil hutan tidak respon terhadap frekuensi mengambil hasil hutan. Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun frekuensi mengambil hasil hutan tinggi tetapi dengan semakin terbatasnya wilayah berburu dan menokok sagu maka jumlah sagu dan buruan yang dihasilkan juga tidak besar.

6.4.4. Curahan Kerja Pertanian