penampung udang lainnya. Hal ini mengakibatkan kegiatan menangkap udang merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa tanah Merah dan Sengga
hingga sekarang. Masuknya proyek LNG Tangguh di Kawasan Teluk Bintuni membuka
peluang kerja bagi masyarakat setempat, terutama bagi penduduk yang berada di sekitar desa yang terkena dampak langsung karena mereka mendapat prioritas
untuk direkrut pada sub kontraktor BP. Hal ini mengakibatkan pada tahap konstruksi, penduduk di lokasi penelitian banyak yang bekerja di proyek tersebut.
5.3. Karakteristik Rumahtangga Responden
Karakteristik rumahtangga responden dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Karakteristik Rumahtangga Responden Tahun 2008
No Karakteristik Rumahtangga
LNG Non LNG
1. Umur suami tahun
39.77 37.96
2. Umur istri
tahun 34.80
32.12 3.
Pendidikan suami tahun 7.97
7.44 4.
Pendidikan istri tahun 6.57
5.56 5.
Jumlah anggota keluarga orang 7.1
6.24 6. Jumlah angkatan kerja keluarga
orang 3.95
3.16 7.
Jumlah balita 1.40
1.16 Sumber : Data Penelitian diolah
Tabel 13 menunjukkan bahwa rata-rata umur suami dan istri pada keluarga yang tidak bekerja di LNG lebih rendah dibandingkan dengan umur
suami dan istri yang salah satu anggota keluarganya bekerja di LNG. Pendidikan suami yang anggota keluarganya bekerja di LNG relatif sama dibandingkan
dengan yang tidak bekerja di LNG, dimana rata-rata pendidikan suami yang
anggota keluarganya bekerja di LNG adalah 7.97 dan yang tidak bekerja di LNG adalah 7.44 atau setara dengan SMP kelas dua tetapi putus sekolah. Sedangkan
pendidikan istri yang anggota keluarganya bekerja di LNG Tangguh pendidikannya lebih tinggi satu tahun dibandingkan istri yang anggota
keluarganya tidak bekerja di LNG. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Suprapto 2001 mengenai perilaku ekonomi rumahtangga petani di Irian Jaya,
tingkat pendidikan suami maupun istri di Desa Tanah Merah dan Saengga cenderung lebih tinggi daripada di Kecamatan Ransiki. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya pendidikan cukup tinggi sekalipun daerah tersebut cukup terisolasi sebelum adanya Proyek
LNG Tangguh.
5.4. Mata Pencaharian Utama Rumahtangga Responden
Mata pencaharian utama rumahtangga responden dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 menunjukkan bahwa untuk rumahtangga responden yang bekerja di
LNG, mayoritas dari mereka menggantungkan hidupnya sepenuhnya sebagai karyawan pada proyek tersebut sedangkan rumahtangga responden yang tidak
bekerja di LNG mayoritas mereka menggantungkan hidupnya pada mata pencaharian utama sebagai nelayan. Hal ini berkaitan erat dengan penerimaan
tunai yang mereka terima perbulannya, dimana baik rumahtangga responden yang mempunyai mata pencaharian utama sebagai karyawan pada proyek LNG maupun
nelayan setiap bulannya mereka menerima uang tunai dari hasil kerja mereka sehingga mereka cenderung memilih untuk lebih banyak mencurahkan waktunya
pada dua kegiatan tersebut, sekalipun kegiatan usahatani juga tetap mereka lakukan.
Tabel 14. Mata Pencaharian Utama Rumahtangga Responden Tahun 2008 No
Mata Pencaharian Utama
LNG Non LNG
Jumlah Responden
orang Persentase
Jumlah Responden
orang Persentase
1 Petani
2 5.00
2 8.00
2 Nelayan
11 27.50
20 80.00
3. Proyek LNG
23 57.50
0.00 4.
Pedagang 1
2.50 1
4.00 5.
Meubel 0.00
1 4.00
6. Pembuat perahu
0.00 1
4.00 7.
Guru 2
5.00 0.00
8. Tukang chainsaw
1 2.50
0.00 Total
40 100.00
25 100.00
Sumber : Data Penelitian diolah Awalnya mata pencaharian utama di Desa Tanah Merah maupun Saengga
hingga tahun 19981999 adalah bertani dan menokok sagu. Cara bertani yang mereka lakukan adalah ladang berpindah. Namun kegiatan ini merupakan strategi
antara untuk budidaya tanaman tahunan. Umumnya mereka menanam tanaman jangka pendek hanya satu dua kali pada tahun pertama yang juga disertai dengan
menanam tanaman tahunan sehingga pada tahun-tahun selanjutnya ladang tersebut perlahan-lahan menjadi kebun tanaman tahunan.
Jenis-jenis tanaman jangka panjang yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat antara lain kelapa, rambutan, nangka, durian, nenas, sukun, pisang,
pepaya, sirsak dan kedondong. Sementara tanaman jangka pendek yang diusahakan antara lain kasbi singkong, betatas, keladi, jagung, tomat, kacang
panjang, bayam, rica, gedi, kangkung dan sawi. Rata-rata luas areal yang diusahakan oleh responden baik yang bekerja di LNG maupun yang tidak bekerja
di LNG adalah di bawah setengah hektar, yaitu sebesar 0.4 Ha. Hal ini menunjukkan beberapa hal, antara lain: 1 usahatani saat ini bukanlah merupakan
mata pencaharian utama penduduk di lokasi penelitian, karena bukanlah merupakan sumber pendapatan tunai cash income yang besar, 2 kepemilikan
lahan usahatani menjadi relatif lebih kecil semenjak adanya proyek LNG Tangguh karena lahan-lahan produktif penduduk Tanah Merah telah dialihkan menjadi
areal konstruksi proyek tersebut. Adapun lahan masyarakat yang dibebaskan sebesar 3 666 hektar milik klen Soway, Simuna dan Wayuri. Bagi penduduk
Tanah Merah pembebasan lahan tersebut mengakibatkan hilang atau berkurangnya akses ke lahan yang selama ini mereka gunakan untuk berkebun,
berburu, dan mengambil hasil hutan. Tempat penjualan produk pertanian yang dihasilkan oleh penduduk adalah
di Desa Tanah Merah, karena telah ada pasar yang dibangun di desa tersebut. Hal ini memudahkan petani untuk memasarkan hasil pertaniannya, sehingga mereka
tidak perlu lagi ke Desa Tofoi maupun ke ibukota Kecamatan sebelumnya untuk memasarkan hasil pertanian mereka.
Aktivitas penangkapan udang sebagai sumber mata pencaharian utama keluarga mulai ditekuni oleh penduduk setempat setelah hadirnya PT. Usaha Mina
yang berperan sebagai penampung hasil tangkapan udang yang beroperasi hingga bulan Juni 2001. Setelah perusahaan tersebut tutup, PT. Bintuni Mina Raya
BMR yang menjadi penampung udang melalui perpanjangan tangan kopermas dan para penampung udang lainnya. Hal ini mengakibatkan kegiatan menangkap
udang merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa tanah Merah dan
Sengga hingga sekarang. Adanya pembangunan dan pengoperasian pelabuhan ekspor LNG dan pelabuhan kargo saat ini mengakibatkan berkurangnya akses
masyarakat Desa Tanah Merah maupun Saengga untuk melaut mencari udang dan ikan.
Pada saat masa konstruksi, pihak proyek LNG Tangguh memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat untuk mengambil bagian pada
pembangunan proyek tersebut sesuai dengan salah satu komitmen sosial yang memang telah disepakati oleh pihak pengelola proyek dan para stake holder yang
ada. Komitmen tersebut telah dipenuhi perusahaan dengan memberikan kesempatan kepada masing-masing keluarga di sekitar wilayah terkena dampak
langsung proyek, termasuk Desa Tanah Merah dan Saengga untuk bekerja di proyek selama masa konstruksi. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh
penduduk setempat untuk terlibat dalam masa konstruksi dan sekaligus menjadikan pekerjaan yang mereka lakukan di proyek sebagai mata pencaharian
utama. Adapun pekerjaan yang mereka lakukan pada masa konstruksi umumnya adalah pekerjaan dengan tingkat ketrampilan yang rendah dan menengah, seperti
tenaga konstruksi, perbengkelan, supir, tukang masak dan cleaning service. Selain itu perusahaan juga mempunyai komitmen untuk merekrut tenaga kerja
pada jangka menengah dan panjang di wilayah tersebut, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 7, sekalipun jumlahnya tidak sebanyak pada tahap konstruksi proyek.
Setiap pekerja yang telah direkrut oleh sub kontraktor BP-Migas akan bekerja sesuai dengan jam dan hari kerja yang telah ditetapkan oleh kontraktor
serta etika tingkah laku kerja lainnya code of conduct. Selain itu setiap pekerja
yang telah diterima dipekerjakan dengan status lajang dan menempati tempat tinggal yang telah ditetapkan bagi mereka oleh sub kontraktor. Mereka hanya
dapat meninggalkan lokasi konstruksi proyek pada saat cuti atau berkaitan dengan hal-hal penting lainnya di luar kendali perusahaan. Pada saat cuti para pekerja
tersebut dikirim ke daerah tempat mereka direkrut. Bila masa kontrak mereka telah habis atau bila terjadi pemutusan hubungan kerja karena hal-hal tertentu,
maka para pekerja tersebut dikembalikan ke daerah asal mereka daerah mereka sebelum bekerja di proyek.
5.5. Penerimaan Tunai Rumahtangga Responden