jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium. Selain itu, guru juga harus memperhatikan aktivitas belajar matematika siswa dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar matematika karena aktivitas belajar matematika merupakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, beberapa saran yang peneliti dapat sampaikan yaitu:
1. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Guru diharapkan
menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, diantaranya yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. 2. Dalam penelitian ini metode pembelajaran ditinjau dari aktivitas belajar
matematika siswa. Bagi para calon peneliti yang lain mungkin dapat melakukan tinjauan yang lain, misalnya motivasi, karakteristik cara berpikir,
kreativitas, gaya belajar, minat siswa, dan lain-lain. 3. Hasil penelitian ini hanya terbatas pada materi jajargenjang, belah ketupat,
layang-layang, dan trapesium di SMP, sehingga mungkin bisa dicoba diterapkan pada materi yang lain dengan mempertimbangkan kesesuaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono . 2003 . Metodologi Penelitian . Surakarta : Sebelas Maret University
Press. . 2004 . Statistika Untuk Penelitian . Surakarta : Sebelas Maret
University Press. M. Cholik A dan Sugijono, 2004. Matematika untuk SMP Kelas VII Jilid 1B.
Jakarta: Erlangga. Muhibbin Syah . 1995 . Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru . Bandung
: Remadja Karya. Nathan Hindarto Khoirul Anwar, 2007, ”Pengaruh Kemahiran Berproses
Terhadap Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif”.
Nyoman Subrata, 2007. ”Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif dan Strategi Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas VII C SMP Negeri 1 Sukasada”. Purwoto . 2003 . Stategi Pembelajaran Mengajar . Surakarta : UNS press.
R. Soejadi . 2000 . Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia . Jakarta :
Depdiknas. Sardiman, A. M. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Slameto . 1995 . Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya . Jakarta :
PT Rineka Cipta Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek. Bandung:
Nusa Media. Suharsimi Arikunto . 1998 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek .
Jakarta : PT Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sutratinah Tirtonagoro . 2001 . Anak Super Normal dan Program Pendidikannya .
Jakarta : Bina Aksara.
60
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa . 2005 . Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta : Balai pustaka.
Winkel . 1996 . Psikologi Pengajaran . Jakarta : Gramedisa Widiasarana Indonesia.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Matematika Materi
: Bangun Datar Kelas Semester : VII 2
Alokasi Waktu : 8 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
1. Mengidentifikasi sifat-sifat pesegi panjang, persegi, jajargenjang, belahketupat, layang-layang, dan trapesium.
2. Menghitung luas jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium menurut sifat-sifatnya.
2. Menjelaskan sifat-sifat jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
3. Menurunkan dan menerapkan rumus luas jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian jajargenjang, belah ketupat, layang- layang, dan trapesium menurut sifat-sifatnya.
2. Siswa dapat menemukan dan menjelaskan sifat-sifat jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium ditinjau dari sisi, sudut, dan
diagonalnya. 3. Siswa dapat menurunkan dan menerapkan rumus luas jajargenjang, belah
ketupat, layang-layang, dan trapesium. Lampiran 1
E. Materi Ajar
Bangun Segi Empat 1.
Jajargenjang
a. Pengertian Jajargenjang Jajargenjang dapat dibentuk dari gabungan suatu segitiga dan
bayangannya setelah diputar setengah putaran dengan pusat titik tengah salah satu sisinya.
b. Sifat-Sifat Jajargenjang 1 Pada setiap jajargenjang sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
dan sejajar. 2 Pada setiap jajargenjang sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
3 Pada setiap jajargenjang jumlah besar sudut-sudut yang berdekatan adalah 1800.
4 Kedua diagonal pada setiap jajargenjang saling membagi dua sama panjang.
Berdasarkan keempat
sifat-sifat tersebut,
jajargenjang dapat
didefinisikan sebagai: Jajargenjang adalah segiempat dengan sisi-sisi yang berhadapan sejajar
dan sama panjang serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar. c. Luas Jajargenjang
Luas bangun i sama dengan luas bangun iii yang merupakan persegi panjang.
Untuk setiap jajargenjang dengan alas a, tinggi t, dan luas L, maka selalu berlaku:
L = a x t atau L = at t
a t
t
a i
ii iii