Metode Angket Metode Pengambilan Data dan Penyusunan Instrumen

÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - = å 2 t i i 2 t 11 s q p s 1 n n r dengan : r 11 : indeks reliabilitas instrumen n : banyaknya butir instrumen p i : proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i q i : 1- p i , i : 1, 2, …N 2 t s : variansi total Budiyono, 2003: 69 Soal dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jika 7 , 11 r . Budiyono, 2003: 71. Dalam penelitian ini instrument dikatakan mempunyai indeks reliabilitas yang baik jika 7 , 11 r .

c. Metode Angket

Budiyono 2003: 47 mendefinisikan “metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian, responden, atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis”. Dalam penelitian ini metode angket memuat pertanyaan-pertanyaan tentang aktivitas belajar matematika siswa yang berupa soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Tabel 3.2 Skor Angket a b c d Positif 4 3 2 1 Negatif 1 2 3 4 Jawaban Item Setelah selesai penyusunan item soal, diadakan validitas isi, kemudian diuji cobakan untuk mengetahui apakah angket yang dibuat memenuhi syarat- syarat instrumen yang baik, yaitu konsistensi internal, dan reliabilitas. 1 Uji Validitas Isi Budiyono 2003: 59 menyatakan bahwa, “Untuk menilai apakah instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah melalui experts judgment penilaian yang dilakukan oleh para pakar”. Dalam hal ini para penilai yang sering di sebut subject-matter experts, menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi substansi yang akan diukur. Langkah berikutnya, para penilai menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. Cara ini sering disebut relevance ratings penilaian berdasarkan relevansi. Dalam penelitian ini bisa dikatakan mempunyai validitas isi, jika validator setuju dengan semua kriteria-kriteria dalam validasi. 2 Uji Konsistensi Internal Sebuah instrumen tentu terdiri dari sejumlah butir-butir instrument. Semua butir harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Budiyono 2003: 65 menyatakan bahwa, “Konsistensi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya”. Untuk mengetahui konsistensi internal setiap butir ke-i digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut: Y Y n X X n Y X XY n r 2 2 2 2 xy å å å å å å å - - - = Keterangan : xy r : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n : banyaknya subjek yang dikenai tes instrumen X : skor untuk butir ke-i dari subyek uji coba Y : skor total dari subyek uji coba Soal dikatakan konsisten jika 3 , ³ xy r dan jika 3 , xy r maka soal dikatakan tidak konsisten dan harus di drop dibuang. Budiyono, 2003: 65 Dalam penelitian ini soal dikatakan konsisten jika 3 , ³ xy r dan jika 3 , xy r maka soal dikatakan tidak konsisten dan harus dibuang. 3 Uji Reliabilitas Menurut Budiyono 2003: 65, “Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang berlainan tetapi mempunyai kondisi yang sama pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan”. Untuk menguji reliabilitas instrumen, penghitungan indeks reabilitasnya menggunakan rumus Alpha yaitu: r 11 = ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - å 2 t 2 i s s 1 1 n n dengan r 11 : indeks relibilitas instrumen n : banyaknya butir instrumen s 2 i : variansi belahan ke-i,i = 1,2,…,k k ≤ n : variansi butir ke-i,i = 1,2,…,n s 2 t : variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba Budiyono, 2003: 70 Soal dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jika 7 , 11 r . Budiyono, 2003: 71. Dalam penelitian ini instrument dikatakan mempunyai indeks reliabilitas yang baik jika r 11 0,7.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Uji ini dilakukan pada saat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol belum dikenai perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Statistik ujinya adalah uji-t. Sebelum dilakukan perhitungan, diuji terlebih dahulu apakah kedua kelompok berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang homogen. a. Hipotesis Ho: m 1 = m 2 kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan awal sama H 1 : m 1 ¹ m 2 kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak memiliki kemampuan awal sama b. Taraf Signifikansi a = 0,05 c. Statistik Uji yang digunakan : 2 ~ n 1 n 1 X - X t 2 1 2 1 2 1 - + + - = n n t s d p dengan 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 - + - + - = n n s n s n s p = d , karena tidak dibicarakan selisih rataan Keterangan : 1 X : rata-rata nilai ujian mid semester 2 kelas VII mata pelajaran matematika kelompok eksperimen 2 X : rata-rata nilai ujian mid semester 2 kelas VII mata pelajaran matematika kelompok kontrol n 1 : ukuran sampel kelompok eksperimen n 2 : ukuran sampel kelompok kontrol d. Daerah kritik DK : 2 ; 2 2 1 | { - + - n n t t t a atau } 2 ; 2 2 1 - + n n t t a e. Keputusan Uji H ditolak jika t Î DK

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

DESKRIPSI KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN QUESTIONS BOX PADA MATERI LAYANG LAYANG DAN TRAPESIUM SISWA KELAS VII

0 7 301

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SUB POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 4 105

DESAIN DIDAKTIS MELALUI LEARNING OBSTACLE DAN LEARNING TRAJECTORY PADA PEMBAHASAN LUAS DAERAH SEGIEMPAT (TRAPESIUM, JAJARGENJANG, LAYANG-LAYANG, DAN BELAH KETUPAT).

4 10 11

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PENGUASAAN MATERI BANGUN DATAR LAYANG-LAYANG DAN BELAH Peningkatan Pemahaman Siswa Dalam Penguasaan Materi Bangun Datar Layang-layang dan Bela Ketupat pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Guided Note Taking pada S

0 2 15

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LAYANG-LAYANG DAN BELAH KETUPAT UNTUK SISWA SMP.

3 12 37

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) PADA MATERI JAJARGENJANG, BELAH KETUPAT, LAYANG-LAYANG DAN TRAPESIUM DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20

0 0 21

DESAIN DIDAKTIS MELALUI LEARNING OBSTACLE DAN LEARNING TRAJECTORY PADA PEMBAHASAN LUAS DAERAH SEGIEMPAT (TRAPESIUM, JAJARGENJANG, LAYANG-LAYANG, DAN BELAH KETUPAT) - repository UPI S MTK 1100466 Title

0 0 3

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN GEOMETRI DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS BELAH KETUPAT DAN LAYANG-LAYANG | Kantohe | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 3096 9573 1 PB

0 0 14

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POWERPOINT ISPRING PADA MATERI JAJARGENJANG, LAYANG-LAYANG, DAN TRAPESIUM Di KELAS VII SMP Endang Suprapti Prodi Pendidikan Matematika FKIP-UM Surabaya email: endangums

0 0 12