µ13 = rataan siswa aktivitas belajar rendah pada kelas eksperimen µ21 = rataan siswa aktivitas belajar tinggi pada kelas kontrol
µ22 = rataan siswa aktivitas belajar sedang pada kelas kontrol
µ23 = rataan siswa aktivitas belajar rendah pada kelas kontrol Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.  Pada  kelompok  siswa  dengan  aktivitas  belajar  tinggi,  prestasi  siswa  dengan metode  kooperatif  lebih  baik  daripada  prestasi  siswa  dengan  metode
konvensional.  Sedangkan  untuk  siswa  yang  mempunyai  aktivitas  belajar sedang  dan  rendah,  metode  kooperatif  tipe  jigsaw  dan  metode  konvensional
menghasilkan prestasi yang sama. b.  Untuk  siswa-siswa  yang  diberi  pembelajaran  dengan  metode  kooperatif  tipe
jigsaw,  siswa  yang  aktivitas  belajarnya  tinggi  lebih  baik  prestasinya  jika dibandingkan  dengan  siswa  yang  aktivitas  belajarnya  rendah.  Sedangkan
untuk  siswa  yang  aktivitas  belajarnya  sedang  menghasilkan  prestasi  yang sama dengan siswa yang aktivitas belajarnya tinggi maupun rendah.
c.  Untuk  siswa-siswa  yang  diberi  pembelajaran  dengan  metode  konvensional menghasilkan  prestasi  belajar  yang  sama  bagi  yang  aktivitasnya  rendah,
sedang, maupun tinggi.
D. Pembahasan Hasil Analisis
1. Hipotesis Pertama
Berdasarkan  uji  anava  dua  jalan  sel  tak  sama  yang  dilakukan  diperoleh F
obs
=  11.2069    4.00  =  F
tab
.  sehingga  F
obs
merupakan  anggota  Daerah  Kritik. Karena F
obs
merupakan anggota Daerah Kritik maka H
0A
ditolak, ini berarti bahwa terdapat  perbedaan  prestasi  belajar  antara  siswa  yang  diberi  perlakuan  metode
kooperatif  tipe  jigsaw  dan  siswa  yang  diberi  perlakuan  metode  konvensional. Berdasarkan rataan marginal pada siswa-siswa yang diberi metode kooperatif tipe
jigsaw  adalah  64.7250  sedangkan  pada  siswa-siswa  yang  diberi  metode konvensional adalah 56.7692 sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
siswa-siswa  yang  diberi  metode  kooperatif  tipe  jigsaw  memiliki  prestasi  yang lebih  baik  daripada  siswa-siswa  yang  diberi  metode  konvensional.  Karena
penyampaian  materi  pada  metode  kooperatif  tipe  jigsaw  dilakukan  oleh  siswa
melalui  diskusi,  untuk  selanjutnya  disampaikan  kepada  siswa  lainnya  yang mendapat  topik  berbeda,  sehingga  dapat  meningkatkan  kemampuan  akademik
siswanya. Dengan demikian dapat  diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode
kooperatif  tipe  jigsaw  menghasilkan  prestasi  belajar  matematika  lebih  baik daripada  metode  konvensional  pada  materi  jajargenjang,  belah  ketupat,  layang-
layang, dan trapesium.
2. Hipotesis Kedua
Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama diperoleh F
obs
= 13.2769 3.15  =  F
tab
,  sehingga  F
obs
anggota  Daerah  Kritik.  Karena  F
obs
anggota  Daerah Kritik maka H
0B
ditolak, ini berarti terdapat perbedaan pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Selanjutnya dari uji lanjut pasca anava diperoleh DK= {F │F  6.30} dan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a.  F
.1-.2
= 4.7739Ï DK Hal  ini  berarti,  tidak  ada  perbedaan  rataan  yang  signifikan  antara  prestasi
belajar matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi  dan prestasi  belajar  matematika  pada  kelompok  siswa  dengan  aktivitas  belajar
sedang. b.  F
.1-.3
= 28.3144
Î
DK Hal  ini  berarti,  ada  perbedaan  rataan  yang  signifikan  antara  prestasi  belajar
matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah.
c.  F
.2-.3
= 10.9958
Î
DK Hal  ini  berarti,  ada  perbedaan  rataan  yang  signifikan  antara  prestasi  belajar
matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah.
3. Hipotesis Ketiga