melalui  diskusi,  untuk  selanjutnya  disampaikan  kepada  siswa  lainnya  yang mendapat  topik  berbeda,  sehingga  dapat  meningkatkan  kemampuan  akademik
siswanya. Dengan demikian dapat  diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode
kooperatif  tipe  jigsaw  menghasilkan  prestasi  belajar  matematika  lebih  baik daripada  metode  konvensional  pada  materi  jajargenjang,  belah  ketupat,  layang-
layang, dan trapesium.
2. Hipotesis Kedua
Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama diperoleh F
obs
= 13.2769 3.15  =  F
tab
,  sehingga  F
obs
anggota  Daerah  Kritik.  Karena  F
obs
anggota  Daerah Kritik maka H
0B
ditolak, ini berarti terdapat perbedaan pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Selanjutnya dari uji lanjut pasca anava diperoleh DK= {F │F  6.30} dan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a.  F
.1-.2
= 4.7739Ï DK Hal  ini  berarti,  tidak  ada  perbedaan  rataan  yang  signifikan  antara  prestasi
belajar matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi  dan prestasi  belajar  matematika  pada  kelompok  siswa  dengan  aktivitas  belajar
sedang. b.  F
.1-.3
= 28.3144
Î
DK Hal  ini  berarti,  ada  perbedaan  rataan  yang  signifikan  antara  prestasi  belajar
matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah.
c.  F
.2-.3
= 10.9958
Î
DK Hal  ini  berarti,  ada  perbedaan  rataan  yang  signifikan  antara  prestasi  belajar
matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah.
3. Hipotesis Ketiga
Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama diperoleh F
obs
= 3.3336 3.15  =  F
tab
,  sehingga  F
obs
anggota  Daerah  Kritik.  Karena  F
obs
anggota  Daerah
Kritik  maka  H
0AB
ditolak,  ini  berarti  perbedaan  metode  pembelajaran  tidak berlaku  sama  pada  tiap-tiap  kelompok  aktivitas  belajar  dan  tiap-tiap  kelompok
aktivitas  belajar  tidak  berlaku  sama  pada  setiap  metode  pembelajaran  yang diberikan.
Selanjutnya  dari  uji  lanjut  pasca  anava  diperoleh  DK=  {F │F    11.85}
dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a.  F
11-12
= 10.5413 Ï DK Hal  ini  berarti,  pada  metode  kooperatif  tipe  jigsaw,  prestasi  belajar
matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi berlaku sama dengan  prestasi  belajar  matematika  pada  kelompok  siswa  dengan  aktivitas
belajar sedang. b.  F
11-13
= 25.7421
Î
DK Hal  ini  berarti,  pada  metode  kooperatif  tipe  jigsaw,  prestasi  belajar
matematika  pada  kelompok  siswa  dengan  aktivitas  belajar  tinggi  lebih  baik daripada  prestasi  belajar  matematika  pada  kelompok  siswa  dengan  aktivitas
belajar rendah. c.  F
12-13
= 6.3823 Ï DK Hal  ini  berarti,  pada  metode  kooperatif  tipe  jigsaw,  prestasi  belajar
matematika  pada  kelompok  siswa  dengan  aktivitas  belajar  sedang  berlaku sama  dengan  prestasi  belajar  matematika  pada  kelompok  siswa  dengan
aktivitas belajar rendah. d.  F
21-22
= 0.0001 Ï DK Hal  ini  berarti,  pada  metode  konvensional,  prestasi  belajar  matematika  pada
kelompok siswa dengan  aktivitas belajar tinggi berlaku sama dengan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang.
e.  F
21-23
= 2.8329 Ï DK Hal  ini  berarti,  pada  metode  konvensional,  prestasi  belajar  matematika  pada
kelompok siswa dengan  aktivitas belajar tinggi berlaku sama dengan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah.
f.  F
22-23
= 0.5718 Ï DK Hal  ini  berarti,  pada  metode  konvensional,  prestasi  belajar  matematika  pada
kelompok siswa dengan aktivitas belajar sedang berlaku sama dengan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah.
g.  F
11-21
= 12.1549
Î
DK Hal  ini  berarti,  pada  kelompok  siswa  dengan  aktivitas  tinggi,  prestasi  siswa
dengan  metode  kooperatif  lebih  baik  daripada  prestasi  siswa  dengan  metode konvensional.
h.  F
12-22
= 0.4478 Ï DK Hal  ini  berarti,  pada  kelompok  siswa  dengan  aktivitas  sedang,  prestasi  siswa
dengan metode kooperatif berlaku sama dengan prestasi siswa dengan metode konvensional.
i.  F
13-23
= 0.4162 Ï DK Hal  ini  berarti,  pada  kelompok  siswa  dengan  aktivitas  rendah,  prestasi  siswa
dengan metode kooperatif berlaku sama dengan prestasi siswa dengan metode konvensional.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan  kajian  teori  dan  hasil  analisis  serta  mengacu  pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : 1.  Ada  perbedaan  prestasi  belajar  matematika  antara  siswa  yang  mengikuti
pembelajaran  melalui  metode  pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw  dengan siswa  yang  mengikuti  pembelajaran  menggunakan  metode  konvensional.
Pembelajaran  melalui  metode  pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw menghasilkan prestasi belajar matematika  yang lebih baik jika dibandingkan
dengan metode konvensional pada materi jajargenjang, belah ketupat, layang- layang, dan trapesium kelas kelas VII SMPN 1 Jaten semester 2 tahun ajaran
20082009. 2.  Ada  perbedaan  prestasi  belajar  antara  siswa  yang  aktivitas  belajarnya  lebih
tinggi  dengan  siswa  yang  aktivitasnya  lebih  rendah.  Siswa  yang  memiliki aktivitas  belajar  tinggi  mempunyai  prestasi  belajar  yang  lebih  baik
dibandingkan  siswa  yang  mempunyai  aktivitas  belajar  rendah.  Siswa  yang memiliki aktivitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik
dibandingkan  siswa  yang  mempunyai  aktivitas  belajar  rendah.  Siswa  yang memiliki  aktivitas  belajar  tinggi  mempunyai  prestasi  belajar  yang  sama
baiknya dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang. 3.  Setiap penggunaan metode pembelajaran menghasilkan prestasi belajar  yang
berbeda  pada  masing-masing  kelompok  aktivitas  belajar  siswa  dan  masing- masing  kelompok  aktivitas  belajar  siswa  menghasilkan  prestasi  belajar  yang
berbeda  pada  setiap  metode  pembelajaran  yang  digunakan.  Pada  metode kooperatif  tipe  jigsaw,  siswa  yang  aktivitas  belajarnya  tinggi  lebih  baik
prestasinya jika dibandingkan dengan siswa yang aktivitas belajarnya rendah, sedangkan  untuk  siswa  yang  aktivitas  belajarnya  sedang  menghasilkan
prestasi  yang  sama  dengan  siswa  yang  aktivitas  belajarnya  tinggi  maupun 57