Pengembangan Ketersediaan Pangan Peningkatan Aksesibilitas Pangan Beragam
RAD-PG Provinsi Jawa Tengah 2011-2015
20
Tren ketersediaan energi dan protein di Jawa Tengah dari tahun
2006-2010 mengalami
peningkatan. Rata-rata
ketersediaan energi sebesar 3.194 kkalkaphari dan protein 85,31 grkaphari dengan pertumbuhan ketersediaan energi
7,20 per tahun dan protein 10,10 per tahun. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan pangan di Jawa
Tengah lebih tinggi dibandingkan standar yang ditetapkan pada WKNPG
VIII tahun
2004 ketersediaan
energi 2.200
kkalkaphari dan ketersediaan protein 57 grkaphari. Untuk meningkatkan ketersediaan pangan masyarakat
Jawa Tengah dikembangkan program aksi Desa Mandiri Pangan yang dilaksanakan sejak tahun 2006 yang didanai APBN dan
APBD Provinsi. Sampai saat ini sudah tergarap 222 desa di 31 KabupatenKota Gambar 7. Tujuan program ini untuk
memberdayakan masyarakat, khususnya masyarakat miskin agar dapat memanfaatkan potensi yang ada guna memenuhi
kebutuhan pangan mereka secara mandiri. Sampai tahun 2011, pelaksanaan program aksi desa mandiri pangan telah
memberikan dampak
yang cukup
signifikan seperti:
peningkatan pendapatan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja dengan mengembangkan usaha ekonomi
produktif kelompok sebanyak 59 kelompok, pemberian
stimulan ternak dan alat paska panen pada kelompok afinitas.
Gambar 7. Jumlah Desa Mandiri Pangan di Jawa Tengah Tahun 2006-2010.
Sumber : BKP Provinsi Jawa Tengah
RAD-PG Provinsi Jawa Tengah 2011-2015
21
Ketersediaan pangan di Jawa Tengah dipenuhi dari tiga sumber yaitu: 1 produksi bahan pangan di Jawa Tengah;
2 pasokan pangan dari luar Jawa Tengah, dan 3 cadangan pangan pemerintah dan masyarakat. Sebagai provinsi yang
memiliki lahan pertanian yang subur, Jawa Tengah mampu menyediakan kebutuhan pangan bagi penduduknya. Produksi
bahan pangan di Jawa Tengah diuraikan sebagai berikut :
1 Produksi tanaman pangan
Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu penyangga pangan nasional tahun 2010 kontribusi beras sebesar
15,22 . Perkembangan produksi tanaman pangan Jawa Tengah tahun 2008
–2010 mengalami kenaikan dengan rata- rata pertumbuhan sebesar 7,34 per tahun Gambar 8.
Penurunan produksi kacang tanah dan kacang hijau disebabkan adanya anomali iklim yang terjadi di Jawa
Tengah tahun 2009 – 2010 terjadi hujan sepanjang tahun
sehingga lahan yang biasanya ditanami palawijakacang- kacangan menjadi ditanami padi.
Gambar 8. Perkembangan Produksi Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2010
Sumber : Dinpertan TPH Jateng 2008-2010
RAD-PG Provinsi Jawa Tengah 2011-2015
22
2 Produksi Tanaman Hortikultura
Jawa Tengah sangat potensial untuk pengembangan tanaman hortikultura, kondisi ini didukung dengan
agroklimat dan agroekosistem yang sesuai. Dalam rangka meningkatkan kualitas produksi tanaman hortikultura
untuk memenuhi kebutuhan pasar, hingga tahun 2011 telah dilakukan berbagai upaya seperti: penggunaan bibit
unggul, penerapan GAP dan SOP, juga pemanfaatan teknologi pertanian sederhana. Perkembangan produksi
tanaman hortikultura di Jawa Tengah Tahun 2008 –2010
dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 . Perkembangan Produksi Tanaman Hortikultura Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008
– 2010
Sumber : Dinpertan TPH Jateng 2008-2010
3 Produksi Hasil Perkebunan
Produksi perkebunan komoditas utama tanaman pangan Jawa Tengah tahun 2008-2010 yang terdiri dari
tebu, kelapa, kopi, kakao, teh dan jambu mete, disajikan dalam Gambar 10.
RAD-PG Provinsi Jawa Tengah 2011-2015
23
PERKEMBANGAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2008-2010
1 .3
2 2
.1 7
3 8
.5 3
7 1
1. 4
86 1
4. 5
78 1
5. 25
1 75
.8 47
2 20
.3 43
2 72
.0 07
1 .3
9 4
2 .6
1 5
8 .8
4 1
1. 8
68 1
5. 21
3 0.
7 87
1 78
.4 61
2 16
.8 85
2 27
.2 14
1 .4
8 5
2 .6
9 8
.5 9
9 1
0. 5
26 1
4. 9
12 3
5. 34
1 79
.9 57
2 16
.6 49
2 42
.6 66
- 50.000
100.000 150.000
200.000 250.000
300.000
Kopi Arabika Kakao
Jambu Mete Teh
Kopi Robusta Gula Tumbu
Kopra Gula Merah
Gula Pasir 2008
2009 2010
Gambar 10. Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan untuk Pangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2010
Sumber : Statistik Perkebunan tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 2010
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa komoditas tebu dalam bentuk olahan gula pasir pada tahun 2010
mengalami kenaikan sebesar 15.452 ton dibandingkan tahun 2009, sedangkan dalam bentuk gula tumbu
mengalami kenaikan 4.247 ton dibandingkan tahun 2009. Produksi tanaman kelapa dalam bentuk olahan gula merah
pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 36 ton dibandingkan tahun 2009, sedangkan dalam bentuk kopra
meningkat 496 ton dibandingkan tahun 2009. Dalam rangka mendukung tercapainya swasembada
gula baik nasional maupun provinsi, dilakukan upaya- upaya antara lain revitalisasi pabrik gula, perluasan areal
tanam tebu dan perbaikan di bidang on farm dan off farm. Saat ini pabrik gula yang ada di Jawa Tengah sebanyak 13
pabrik yang beroperasi. Dari jumlah tersebut, 8 pabrik beroperasi tetapi produksinya kurang optimal sehingga
perlu dilakukan revitalisasi sarana produksi yaitu dengan mengganti mesin baru agar proses produksinya lebih cepat,
sehingga kuantitas dan kualitas produksinya meningkat; sedangkan 5 lima pabrik gula yang produksinya optimal
adalah PG Trangkil Pati, PG Pakis Baru Pati, PG Cepiring
RAD-PG Provinsi Jawa Tengah 2011-2015
24
Kendal, PG Mojo Sragen dan PG Sumber Harjo Pemalang.
Areal tanaman tebu di Jawa Tengah seluas 60.400 ha sehingga masih perlu perluasan untuk tanaman seluas
6.600 ha. Untuk mendorong percepatan peningkatan produksi gula tebu berbagai upaya telah dilakukan, yakni:
di bidang on farm, berupa penataan varietas unggul baru, pola usaha tani tebu sesuai baku teknis dengan
mengoptimalkan pemanfaatan fasilitasi yang diberikan pemerintah; bidang off farm, bersama PG dalam rangka
efisiensi mesin pabrik gula dengan meminimalisasi jam berhenti giling, meningkatkan kapasitas giling, revitalisasi
pabrik dan meningkatkan kualitas serta kapabilitas SDM dan kelembagaan. Selain itu, membangun kemitraan antara
pabrik gula dengan petani tebu yang menghasilkan win-win solution; mendukung pendirian dua pabrik gula baru, yakni
di Blora dan Purbalingga oleh investor.
4 Produksi Peternakan
Produksi hasil ternak di Jawa Tengah dalam kurun waktu tahun 2008
–2010 mengalami peningkatan. Produksi daging meningkat rata-rata 11,43 per tahun, telur 15,36
per tahun, dan susu 5,60 per tahun. Perkembangan produksi hasil ternak di Jawa Tengah tahun 2008
–2010 dapat dilihat pada Gambar 11.
RAD-PG Provinsi Jawa Tengah 2011-2015
25
Gambar 11. Perkembangan Produksi Hasil Ternak di Jawa Tengah Tahun 2008-2010
Sumber : Statistik Peternakan Jateng 2011.
Guna mengoptimalkan pencapaian 2 dua tujuan pembangunan peternakan yaitu peningkatan penyediaan
pangan hewani yang ASUH dan kesejahteraan masyarakat, maka Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga melengkapi
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah
dengan 6
enam Unit
Pelaksana Teknis
UPTDBalai, yaitu BIB yang berfungsi menghasilkan benih semen beku untuk keperluan inseminasi buatan kawin
suntik, BPBTR yang berfungsi menghasilkan bibit dan bakalan ternak sapi potong, sapi perah, kambing dan BAH
berupa susu sapi dan kambing, BPBTNR yang berfungsi menghasilkan bibit ternak ayam, itik, kelinci serta produk
hasil ternak berupa ayam siap potong dan telur ayam dan itik, Bapel Keswan yang berfungsi memberikan pelayanan
kesehatan hewan melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, Bapel Kesmavet yang berfungsi melakukan
pengujian BAH dan HABAH agar aman dikonsumsi
masyarakat, BPSDMNak yang berfungsi menyelenggarakan kursus dan pelatihan bagi masyarakat guna peningkatan
kualitas SDM peternak.
RAD-PG Provinsi Jawa Tengah 2011-2015
26
PERKEMBANGAN PRODUKSI PERIKANAN 2008-2010
192,11 213,29
219,69
128,7 145,01
170,96
50 100
150 200
250
2008 2009
2010 Tangkap Ribu Ton
Budidaya Ribu Ton
5 Produksi Perikanan
Produksi perikanan tangkap di Jawa Tengah pada tahun 2010, sebesar 219.695,20 ton, meningkat 7,01 dari
tahun 2008 sebesar 192.117,80 ton. Produksi perikanan budidaya meningkat 15,28 dari 128.705,80 ton pada
tahun 2008 menjadi 170.963,05 ton pada tahun 2010. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat nelayan melalui
Pemerintah Pusat telah diberikan bantuan kapal penangkap ikan dengan kapasitas diatas 30 GT sebanyak 100 unit,
telah terealisasi 6 unit pada tahun 2010 dan 27 unit pada tahun 2011. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan nelayan karena dapat beroperasi pada fishing ground dengan potensi ikan yang masih melimpah.
Gambar 12. Perkembangan Produksi Perikanan di Jawa Tengah Tahun 2008-2010
Sumber: Dinas Perikanan Provinsi Jawa Tengah