RAD-PG Provinsi Jawa Tengah 2011-2015
53
2.1.4.5 Akses terhadap sanitasi layak
Kondisi rumah tangga keluarga di masyarakat yang memiliki sarana jamban untuk mandi, cuci dan kakus, capaian
kinerja pada tahun 2010 di Jawa Tengah sebesar 70,71 dengan capaian tertinggi di Kota Semarang sebesar 93,4 dan
terendah di Kabupaten Banjarnegara sebesar 38,7. Kota Semarang
memiliki capaian
yang tinggi
dikarenakan masyarakatnya sebagian besar sudah berpendidikan dan
berpengetahuan yang memadai tentang arti pentingnya penggunaan jamban bersih dan sehat.
Gambar 27.
Persentase
Rumah Tangga yang menggunakan jamban sehat tahun 2010
Sumber : Dinas Kesehatan, 2010 diolah
2.1.4.6 Keluarga dengan kepemilikan persediaan air bersih
Kondisi capaian tahun 2010 sebesar 90,86 dengan capaian
sebesar 100
di Kabupaten
Banyumas dan
Karanganyar, sedangkan terendah di Kota Pekalongan sebesar 49,5. Tingginya rumah tangga yang menggunakan air bersih
di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Karanganyar antara lain dikarenakan tersedianya sumber mata air yang melimpah
RAD-PG Provinsi Jawa Tengah 2011-2015
54
dan peran LSM dan CSR dalam menggalakkan pola hidup bersih dan sehat cukup intens sehingga kesadaran masyarakat
meningkat.
Gambar 28. Persentase Rumah Tangga yang menggunakan air bersih tahun 2010
Sumber : Dinas Kesehatan 2010 diolah
2.1.4.7 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Upaya menurunkan angka kematian ibu, utamanya saat kelahiran, dilakukan melalui peningkatan persentase ibu hamil
yang mendapatkan pelayanan antenatal cakupan kunjungan kehamilan ke empat K4 dan peningkatan persalinan oleh
tenaga kesehatan. Sampai dengan tahun 2010 cakupan K4 sebesar 92,04 dan kelahiran hidup dengan proporsi kelahiran
yang ditolong tenaga kesehatan terlatih sebesar 93,93. Kondisi ini belum sesuai dengan target MDGs sebesar 100.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tertinggi di Kabupaten
Karanganyar 93
dan terendah
di Kota
Pekalongan 43.
Tingginya persentase
di Kabupaten
Karanganyar disebabkan antara lain oleh tingginya kesadaran masyarakat karena Kabupaten Karanganyar sebagai pencetus
lahirnya Desa Siaga yang pada awalnya menggunakan istilah DS3. Pada Gambar 29 dapat dilihat bahwa sampai dengan