RAD-PG Provinsi Jawa Tengah 2011-2015
65
dan sehat. Selain itu, dalam rangka mendukung peningkatan status gizi balita, perlu mengoptimalkan peran Tim PMTAS yang
sampai saat ini belum mendapat sosialisasi dan pelatihan pengolahan tentang kudapan PMTAS yang sehat dan bergizi
seimbang.
2.2.5. Penguatan Kelembagaan Pangan dan Gizi
Permasalahan yang dihadapi dalam kelembagaan pangan dan gizi di provinsi maupun KabupatenKota di Jawa Tengah
adalah : a. Belum optimalnya penanganan masalah gizi ditingkat Provinsi
maupun KabupatenKota dan masih lemahnya koordinasi antara lembaga terkait.
b. Kinerja DKP tingkat KabupatenKota masih belum optimal. c. Penanganan ketahanan pangan seringkali menghadapi kendala
pendataan dan informasi pangan yang kurang akurat dan cepat. d. Monitoring dan evaluasi kinerja ketahanan pangan secara terpadu
belum berjalan. e. Pengembangan ketahanan pangan keluarga berbasis sumberdaya
dan kearifan lokal belum banyak dikembangkan. f. Keterbatasan sumber daya manusia baik kuantitas dan kualitas
di bidang pangan dan gizi baik sebagai tenaga yang bertugas di Puskesmas maupun sebagai penyuluh pangan dan gizi.
2.3 Tantangan dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Pangan dan
Gizi di Jawa Tengah 2.3.1. Perbaikan Gizi Masyarakat
Masih terdapat kesenjangan status gizi balita antar kabupatenkota menjadi tantangan yang harus dihadapi Jawa
Tengah. Hal ini ditandai dengan masih lebih banyaknya anak balita di pedesaan yang kekurangan gizi dibanding di perkotaan.
Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita yang tinggi di wilayah perdesaan terkait erat dengan kemiskinan, pendidikan yang rendah
RAD-PG Provinsi Jawa Tengah 2011-2015
66
dan kesadaran yang harus ditingkatkan agar pola gizi seimbang dapat dipahami dan dilaksanakan masyarakat secara luas.
Harapan pencapaian sasaran balita dengan Berat Badan Rendah sebesar 11,0 serta Balita Stunting sebesar 27,5 pada
tahun 2015 merupakan tantangan besar dalam rangka percepatan pencapaian perbaikan gizi masyarakat. Target tersebut diharapkan
semakin dapat meningkatkan sinergi berbagai program terkait.
2.3.2. Peningkatan Aksesibilitas Pangan Beragam
Terkait dengan ketersediaan pangan di Jawa Tengah, tantangan yang harus dihadapi kedepan adalah jumlah kebutuhan
pangan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pemenuhan kebutuhan bahan baku industri,
dan penggunaan pangan. Di sisi lain, peningkatan produksi pangan menghadapi ancaman serius, yaitu: 1 alih fungsi lahan pertanian
ke penggunaan non pertanian; 2 menurunnya kualitas dan kesuburan lahan akibat kerusakan lingkungan; 3 semakin
terbatasnya ketersediaan air untuk produksi pangan akibat kerusakan hutan; dan 4 tingginya kerusakan lingkungan akibat
perubahan iklim dan bencana alam. Disamping itu, pemberdayaan penyuluh swadayaswasta perlu ditingkatkan untuk mencukupi
kebutuhan tenaga
penyuluh sehingga
dapat menunjang
peningkatan produksi pangan. Tantangan yang harus dihadapi pada sistem distribusi
pangan adalah bagaimana menciptakan sistem distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin agar seluruh rumah tangga
dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Bervariasinya
kemampuan produksi pangan antar daerah dan antar waktu menjadi tantangan dalam menjamin distribusi pangan agar tetap
lancar sampai ke seluruh kabupatenkota sepanjang waktu.