Nilai Pluralisme Visi dan Kebijakan Sekolah

73 terutama di dunia pendidikan. Sehingga baik laki-laki maupun perempuan dapat berkompetisi secara adil.

3.7.11. Nilai Pluralisme

Sikap dan tindakan yang mengakui, memahami dan menghargai berbagai perbedaan yang meliputi suku, ras, agama, gender, status sosial, status ekonomi, kondisi fisik, kemampuan akademis dan bahasa. Di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan pada tingkat SMA misalnya nilai pluralisme yang tertanam adalah dengan pembentukan kelompok diskusi berdasarkan pembauran. Seperti ungkapan siswa Suhaibah 16 siswa kelas X : “ kalau ada kerja elompok kami selalu campur-campur kak, misalnya gini dalam satu kelompok kami ada enam orang jadi disitu ada yang islam, kristen, hindu dan budha. Jadi kami tidak bisa haya satu kelompok islam semua atau kristen semua. Posisi tempat duduk kami pun dipecah-pecah kak, kalau perempuan tidak harus dengan perempuan juga satu tempat duduk tidak seagama gitu kak”. Pembauran yang terjadi sesuai dengan penjelasan informan adalah salah satu bentuk penerapan dari pluralisme dimana kita mengakui adanya perbedaan. Ungkapan lain juga disampaikan salah seorang staff pengajar RD yang tidak ingin disebutkan namanya 40 : “kami juga memberikan kesempatan yang sama bagi warga kelas untuk memberikan pendapat dan berekspresi dengan tertib dan damai tanpa memandang suku, agama, ras, status sosial ekonomi dan lain-lain”. Konsep kebebasan berpendapat memiliki kaitan yang sangat erat dengan kebebasan berekspresi dan kebebasan beragama. Oleh karena itu memiliki Universitas Sumatera Utara 74 pendapat merupakan kebebasan, jika tidak itu artinya kita melarang seseorang untuk berkta atau bertindak jujur. Universitas Sumatera Utara 75 BAB IV STRATEGI PENERAPAN PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME DI YAYASAN PENDIDIKAN SULTAN ISKANDAR MUDA 4.1. Strategi YPSIM

4.1.1. Visi dan Kebijakan Sekolah

Visi sekolah merupakan elemen paling penting dalam menentukan suksesnya pendidikan dalam suatu sekolah. Visi sekolah merupakan kerangka dan tulang punggung dari semua aktivitas yang dilakukan di sekolah.Tujuannya adalah untuk menentukan arah dan tujuan dasar dari jalannya kegiatan belajar, mengajar dan interaksi dalam sebuah sekolah. Walaupun sejak awal berdiri, misi dari sekolah YPSIM beberapa kali berubah sesuai dengan perkembangan kebutuhan peserta didik, visi sekolah YPSIM masih sama, yakni mendidik generasi muda Indonesia menjadi manusia yang cerdas, religius, humanis dalam bingkai kesetaraan dan keberagaman. Adapun misi yang dilakukan oleh YPSIM dalam mewujudkan visi yang telah dirumuskan sebagai berikut: • Menyelenggarakan pendidikan mulai dari tingkat play group, TK, SD, SMP, SMASMK berdasarkan kurikulum nasional yang berlaku dmgan muatan khusus berbasis budaya, karakter, dan kewirausahaan • Menyelenggarakan program anak asuh silang dan berantai, untuk memberdayakan generasi muda dari beragam suku yang secara ekunomi berkekurangan agar bisa melakukan mobilitas sosial Universitas Sumatera Utara 76 • Menyelenggarakan pendidikan ekstra kurikuler yang bertujuan untuk mempererat kerjasama, membangan kebersamaan, serta mengikis cara berpikir yang penuh muatan prasangka kesukuan dan kebencian rasial • Menumbuhkan sikap saling menghormati dan menjaga toleransi antar umat beragama sesuai kepercayaan yangdianutnya. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, beberapa kebijakan sekolah utama yang menjadi landasan absolut pelaksanaan pendidikan multikultural di YPSIM yang berlaku bagi semua warga sekolah, misalnya : tidak ada anak yang boleh dikeluarkan dari sekolah karena tidak sanggup membayar uang sekolah, guru yang menjelek-jelekkan agama manapun ataupun guru yang memaksakan suatu agama kepada para peserta didik akan dikeluarkan dari sekolah, murid yang melakukan diskriminasi, baik verbal maupun fisik terhadap temannya, gurunya atau warga sekolah lainnya akan dikenakan sanksi yang berat. Hal ini seperti penyataan Candra 17 salah satu siswa SMA YPSIM: “kebijakan yang ada di sekolah ini dibuat untuk mendukung visi misi sekolah kak, dan selama aku sekolah disini belum pernah aku lihat saling ngejek-mengejek antara satu dengan yang lainnya. Kita disini dididik untuk bisa satu duduk sama dalam perbedaan, perbedaan apa pun itu, agama suku, warna kulit, status keluarga dll tidak menghalangi kita untuk tetap berteman baik. Kadang kan kalau kita lihat di sekolah yang lain ketika melihat yang berbeda misalnya orang yang kulitnya hitam atau mungkin cacat dikucilkan sama teman-temannya. Disini hal seperti itu gak ada kak, bahkan ketika ada orang yang sedang kesusahan, sedih, trauma kita selalu mendukung dan menyemangati supaya tetap kuat. Itulah yang membuat aku merasa nyaman di sekolah ini kak”. Asma 17 juga memberikan penjelasan tentang kebijakan di YPSIM, berikutpernyataannya: Universitas Sumatera Utara 77 “Kalo aku menilainya sih kak kebijakan di sekolah ini udah cocok dengan visi misinya.Dan semua kebijakan yang sudah disepakati berlaku untuk semua orang mulai dari yayasan, kepala sekolah, guru, siswa dan staf lainnya. Di sekolah ini kak gak ada yang iri-irian. Kalo misalnya ada siswa yang dapat beasiswa maka yang lain sangat senang dan menjadi motivasi bagi diri mereka yang belum mendapatkan beasiswa.”

4.1.2. Program Anak Asuh