Saran Multikulturalisme (Studi Etnografi Mengenai Strategi Pendidikan Multikultural di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan)

108

5.2. Saran

Apa yang telah dilakukan oleh YPSIM dalam rangka mewujudkan masyarakat harmonis dalam wajah keberagaman, menjadi satu model yang dapat dikembangkan di sekolah-sekolah lain yang ada dalam wilayah Indonesia khususnya. Hal ini karena Indonesia adalah salah satu negara yang sangat beragam. Penelitian ini dapat merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut: 1.Para akademisi seperti guru dan dosen dalam sekolah maupun perguruan tinggi orang lainnya yang berperan di bidang pendidikan diharapkan dapat melaksanakan dan menanamkan nilai-nilai multikultural ke dalam proses pendidikan. 2. Pemerintah diharapkan membuat kurikulum pendidikan multikultural diharapkan sehingga pemahaman akan pendidikan tidak lagi hanya sebatas keberhasilan akademis melainkan juga menciptakan pemahaman bahwa penghargaan akan keberagaman menjadi penting. Universitas Sumatera Utara 32 BAB II MEDAN SEBAGAI KOTA MULTIKULTURAL 2.1. Kota Medan Sebagai Kota Multikultural Kondisi masyarakat yang sangat plural baik dari aspek suku, ras, agama, serta status sosial memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap perkembangan dan dinamika dalam masyarakat.Dalam kondisi masyarakat tersebut di atas, termasuk di Indonesia, wacana tentang pendidikan multikultural menjadi penting untuk membekali peserta didik memiliki kepekaan dalam menghadapi gejala-gejala dan masalahmasalah sosial yang berakar pada perbedaan karena suku, ras, agama dan tata nilai yang terjadi pada lingkungan masyarakatnya. Sama halnya dengan kondisi masyarakat di Kota Medan yang multikultural. Kondisi masyarakat yang sangat plural serta multikultural baik dari aspek suku, ras, agama, serta status sosial memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap perkembangan dan dinamika dalam masyarakat kota medan. Kota Medan adalah kota yang memiliki komposisi masyarakat yang sangat beragam baik dari keberagaman suku, agama, adat bahkan ragam kekayaan makanan khas. Website Pemko Medan mencatat bahwa keberagaman di Kota Medan menjadi sesuatu yang sangat menarik karena pengaruh akulturasi budaya dari berbagai etnik yang mendiami Kota Medan, seperti yang ada didalam data pemko Medan diantaranya adalah suku Melayu, Jawa, Karo, Toba, Simalungun, Minang, Pakpak, Tamil dan lain sebagainya. Tiap-tiap suku diatas disebutkan membawa Universitas Sumatera Utara 33 budaya masing-masing yang menjadikan Kota Medan sebagai Kota keberagaman yang begitu unik. Selain suku, agama yang ada di Kota Medan juga beraneka ragam mulai dari agama resmi seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Hindu dan Khonghucu hingga aliran kepercayaan baik yang bersifat lokal maupun tidak ada di Kota Medan yaitu Parmalim, Pemena, Ahmadiyah, Saksi Jahowa dan lain sebagainya. Secara seksualitas masyarakat di Kota Medan memiliki keberagaman seksualitas baik dari segi orientasi seksual, identitas seksual, identitas gender, dan ekspresi gender. Berangkat dari keberagaman diatas Kota Medan belum sepenuhnya dikatakan sebagai Kota Multikulturalisme karena dari beberapa temuan penulis tentang konflik yang terjadi di Kota Medan khususnya konflik yang berhubungan dengan agama maupun aliran kepercayaan. Aliansi Sumut Bersatu 11 11 Aliansi Sumut Bersatu ASB adalah organisasi masyarakat sipil atau LSM yang sejak tahun 2006 melakukan upaya-upaya penguatan untuk mendorong penghormatan dan pengakuan terhadap keberagaman melalui pendidikan kriti, dialog, advokasi dan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh ASB berupaya melibatkan aktivis muda lintas agama, mahasiswaI, NGO, Jurnalis dan kelompok marginal lainnya dengan semangat KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN. [diambil dari cover belakang buku berjudul Sumatera Uatara: Rawan untuk Kemerdekaan Beragama dan Berkeyakinan laporan pemantauan Aliansi Sumut Bersatu tahun 2012 ] mencatat berbagai kasus intoleransi yang terjadi melalui pemantauan lima 5 media lokal, pada tahun 2011 tercatat ada sebanyak 63 kasus, sedangkan di tahun 2012 naik menjadi 75 kasus. Adapun jenis kasus intoleransi yang terjadi mulai dari tindakan diskriminatif, pernyataan negatif terhadap kehidupan beragama, tuntutan ormas terhadap pemerintah, tindakan lokalisasi, pengrusakan dan permasalahan rumah ibadah, penistaan dan penyalahgunaan simbol agama dan kekerasan terhadap pemuka agama. Berangkat Universitas Sumatera Utara 34 dari keberagaman diatas, Kota Medan masih terletak pada tahap multikultural dan belum sepenuhnya mencapai tahap multikulturalisme.

2.2. Situasi Mulitikultural di Beberapa Negara