Komitmen pimpinan Guru atau pengajar yang berkualitas

perjuangan karena sertifikat hanya berlaku 3 tahun sehingga dapat diperpanjang atau bahkan dicabut sesuai hasil audit setiap tahunnya. Dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 mengacu pada sasaran mutu, kebijakan mutu, serta mengimplementasikan proses sistem manajemen mutu dengan pola Plan-Do- Check-Act PDCA. Pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Surakarta dilakukan oleh sebuah tim kerja yang beranggotakan 16 unit kerja. Tim kerja tersebut di pimpin oleh wakil manajemenQuality Management Representative QMR selaku penanggungjawab pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Surakarta. Adapun pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Surakarta dapat ditinjau dari 7 tujuh aspek yaitu:

a. Komitmen pimpinan

Persyaratan utama dalam menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah adanya komitmen dari anggota dan manajemen puncak. Manajemen puncak yang dimaksud adalah pucuk pimpinan dalam hal ini kepala sekolah SMK Negeri 3 Surakarta. Komitmen kepala sekolah ini telah diwujudkan dalam pembuatan pedoman mutu sekolah terdiri dari tujuan sekolah, visi dan misi sekolah, kebijakan mutu, sasaran mutu, program, struktur organisasi dan uraian tugas dan wewenang tiap personel yang ada disekolah Hal ini sesuai dengan pendapat informan 1 wawancara tanggal 31 Mei 2010 menyatakan bahwa : “Pimpinan diperlukan dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu sebagai langkah awal dalam tahapan pelaksanan sistem manajemen mutu yaitu adanya komitmen manajemen kepala sekolah”. Seperti pendapat informan 3 wawancara tanggal 1 Juni 2010 menyatakan bahwa, “Pelaksanaan ISO, hal ini komitmennya dari pucuk pimpinan, terbukti dengan adanya visi, misi, kebijakan mutu, sasaran mutu disetiap unit kerja, di SMK 3 sendiri ada 16 unit kerja”. Hal tersebut juga senada dengan informan 4 wawancara tanggal 3 Juni 2010 berpendapat bahwa : commit to users “Pimpinan dalam hal ini bapak kepala sekolah selaku top management lebih gampang untuk melihat unit-unit kinerja misalkan mengenai sasaran mutu, rencana operasional, kepala sekolah juga memonitor unit kerja yang ada dibawahnya, hal itu salah satu wujud dari komitmen“.

b. Guru atau pengajar yang berkualitas

Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai 3 tiga macam tugas yang harus dilaksanakan yaitu 1 tugas profesi terdiri dari: mendidik mengembangkan kepribadian, mengajar mengembangkan kemampuan berfikir dan melatih menerapkan teknologi dan ketrampilan; 2 Tugas manusiawi meliputi: Transformasi dirinya sendiri, mengerti dan mengenai dirinya sendiri, dan guru adalah orang tua kedua di sekolah; 3 Tugas masyarakat yaitu: membentuk manusia menjadi warga negara yang baik, menciptakan generasi penerus sebagai penggerak kemajuan. Tugas dan kewajiban guru disusun berdasarkan latar belakang ijazah dan sertifikat keahlian yang dimiliki. Namun kadangkala tugas dan kewajiban guru disusun berdasarkan keahlian yang dimiliki di luar bidangnya. Hal ini sesuai pendapat informan 3 wawancara tanggal 1 Juni 2010 yang menyatakan bahwa: “Tugas dan kewajiban guru disesuaikan dengan bidangnya masing-masing dan sesuai dengan sertifikat keahliannya kecuali mata pelajaran tertentu seperti KKPI,dan KWU karena belum banyak sarjana komputer yang mau mengajar komputer maupun KWU yang belum banyak sarjana KWU”. Hal tersebut senada dengan pendapat informan 6 wawancara tanggal 5 Juni 2010 bahwa : “ Pendidikan merupakan tanggungjawab kita bersama, ada ISO ataupun tidak ada ISO tetap harus dijalankan, mengenai tugas dan kewajiban guru di atur berdasarkan sesuai dengan ijazah dan keahlian masing-masing”. Kualitas guru di SMK Negeri 3 Surakarta sudah sesuai dengan kemampuan masing-masing, hal ini namapak bahwa guru disini sudah S1 semua bahkan sudah banyak yang S2 dan guru di SMK negeri 3 Surakarta sadar akan peningkatan mutu. Hal ini sesuai dengan pendapat informan 4 wawancara tanggal 3 Juni 2010 bahwa : commit to users ”Sebenarnya kualitas guru di SMK Negeri 3 surakarta sudah sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, rata-rata sudah S1 semua, banyak juga yang sudah S2, apalagi dengan adanya ISO membiasakan kita tertib”. Sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi serta globalisasi maka guru dituntut untuk meningkatkan kualitasnya maka sekolah mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan karyawan berdasarkan pihak yang menyelenggarakan yaitu diklat yang diselenggarakan disekolah dan diklat dari luar, selain itu guru-guru atas inisiatifnya sendiri mengikuti diklat-diklat dengan swadaya mereka masing-masing dan mengikuti seminar-seminar. Hal ini seperti pendapat informan 5 wawancara 1 juni 2010 berpendapat bahwa : “Usaha peningkatan kualitas guru yaitu dengan diklat lokal, dan diklat pemerintah pusat, swadaya dari diri guru itu sendiri, melatihkan guru dengan biaya sendiri, mengikuti seminar-seminar, diklat kewirausahaan” Program pendidikan dan pelatihan yang telah dilaksanakan SMK Negeri 3 Surakarta tahun diklat 20092010 terlampir Lampiran 4

c. Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan