Kurang adanya partisipasi terhadap penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008

8. R. BPBK – Piket – UKS 9. R. Satpam 3. Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Surakarta Pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Surakarta juga mengalami beberapa hambatan antara lain:

a. Kurang adanya sosialisasi

Dalam menjalankan suatu program di perlukan sosialisasi terlebih dahulu. Dengan adanya sosialisasi kepada seluruh anggota akan memperlancar pelaksanaan program yang dijalankan, apa tujuan dan manfaat dari pelaksanan program tersebut dan bagaimana pelaksanaanya suatu program akan terhambat yang akan berdampak pada kurangnya partisipasi anggota. Hal ini yang dirasa dialami oleh sebagian besar guru , karyawan dan siswa, bahwa hanya terkesan yang paham mengenai ISO adalah QMR, kepala sekolah, Wakil kepala sekolah. Sesuai pendapat informan 10 dalam wawancara tanggal 2 Juni 2010 menyatakan bahwa : “Sebenarnya kami guru-guru yang ada disini kurang paham mengenai ISO apalagi sekarang ternyata sudah menjadi ISO 9001:2008, lebih tepatnya pada QMR yang lebih paham betul mengenai ISO”. Dari penjelasan tersebut nampak bahwa kurangnya sosialisasi yang berakibat pada kurangnya pemahaman sebagian warga sekolah, hal ini menyebabkan kurang adanya kepedulian dalam pelaksanaan sistem manejemn mutu ISO 9001 : 2008.

b. Kurang adanya partisipasi terhadap penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008

Suatu organisasi dalam menjalankan semua aktivitasnya pasti tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya sebuah sistem yang menjalankannya, karena pada suatu sistem terdiri dari beberapa unsur saling mendukung satu commit to users sama lain. Hal tersebut pasti juga terjadi pada pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 bahwa perlu adanya partisipasi aktif, kepedulian, memiliki peran yang sama dalam terhadap penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, apabila tidak ada kesadaran dan partisipasi aktif diantara para top management, unit-unit kerja, dan para pelaksana akan dapat menghambat. Hal ini sesuai pendapat informan 1 dalam wawancara tanggal 31 Mei 2010 bahwa: “Faktor yang menghambat adalah adanya beberapa pihak yang memiliki kepedulianpartisipasi kurang dalam menyikapi penerapan SMM ISO 9001:2008, terutama kesadaran bahwa semua pihak memiliki peran yang sama pentingnya mulai dari top management sampai lowest management serta para pelaksana”. Pihak sekolah berusaha untuk mengatasi hal tersebut dengan mengadakan audit internal dengan melibatkan seluruh unit kerja terutama ketuanya agar mereka mengetahui prosedur audit . SMK Negeri 3 Surakarta memiliki 16 unit kerja. sistem yang diterapkan dalam internal audit adalah sistem silang.misalkan WKS1 mengaudit WKS 3 atau 4 Hal tersebut senada dengan pendapat informan 1 dalam wawancara tanggal 31 Mei 2010 bahwa: “Cara untuk mengatasi hambatan adalah dengan mengadakan pelatihan awareness maupun sistem evaluasi terutama internal audit ISO 9001:2008 secara berkala, baik kepada ketua-ketua serta staf unit kerja dan juga kepada seluruh personel di SMK Negeri 3 Surakarta secara berkala dan berkelanjutan”. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurang berpartisipasi dan kurang peduli dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Hal tersebut menjadi hambatan utama dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, Sedangkan usaha sekolah untuk mengatasinya dengan mengadakan pelatihan awareness maupun sistem evaluasi terutama internal audit ISO 9001:2008 secara berkala, baik kepada ketua-ketua serta staf unit kerja dan juga kepada seluruh personel di SMK Negeri 3 Surakarta secara berkala dan berkelanjutan. commit to users

4. Manfaat Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Surakarta