.
3. Faktor-faktor Penghambat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Surakarta
Berdasarkan data yang ada di lapangan ditemukan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Adapun
hambatan-hambatan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Kurang adanya sosialisasi
Dalam menjalankan suatu program di perlukan sosialisasi terlebih dahulu. Dengan adanya sosialisasi kepada seluruh anggota akan memperlancar
pelaksanaan program yang dijalankan, apa tujuan dan manfaat dari pelaksanan program tersebut dan bagaimana pelaksanaanya suatu program akan terhambat
yang akan berdampak pada kurangnya partisipasi anggota. Hal ini yang dirasa dialami oleh sebagian besar guru , karyawan dan
siswa, bahwa hanya terkesan yang paham mengenai ISO adalah QMR, kepala sekolah, wakil kepala sekolah.
Menurut Ek dan Cheng Dorothea W.Ariani 2002: 174 yang menyatakan “Adanya pemahaman yang cukup tentang sistem manajemen
mutu ISO menjadi salah satu faktor pendukung pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008”. Kurangnya kepahaman anggota organisasi
tentang sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 disebabkan karena kurangnya sosialisasi yang diberikan organisasi tersebut kepada anggotanya
yang akan berdampak pada kurangnya partisipasi anggota sehingga pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 akan terhambat.
Dari penjelasan tersebut nampak bahwa kurangnya sosialisasi yang berakibat pada kurangnya pemahaman sebagian warga sekolah, hal ini
menyebabkan kurang adanya partisipasi dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008.
b. Kurang adanya partisipasi
Menurut Rudi Suardi 2002:132 menyatakan bahwa faktor-faktor yang menjadi penghambat implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
pada suatu organisasi adalah kurangnya partisipasi.
commit to users
Faktor yang menghambat adalah adanya beberapa pihak yang memiliki kepedulian kurang dalam menyikapi penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008, terutama kesadaran bahwa semua pihak memiliki peran yang sama pentingnya mulai dari top management sampai lowest management serta para
pelaksana. Pihak sekolah berusaha untuk mengatasi hal tersebut dengan
mengadakan audit internal dengan melibatkan seluruh unit kerja terutama ketuanya agar mereka mengetahui prosedur audit . SMK Negeri 3 Surakarta
memiliki 16 unit kerja . sitem yang diterapkan dalam internal audit adalah sistem silang misalkan WKS1 mengaudit WKS 3 atau 4
4. Manfaat Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Surakarta