Aset Lain-lain Mandiri - Investor Relations - Annual Reports
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 523 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan s.
Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha
i. Aset Tetap lanjutan
Selain itu, PSAK No. 47 juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan.
PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan bahwa nilai tercatat aset tetap dikaji ulang setiap tanggal neraca untuk menilai apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya
lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali recoverable amount dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat aset tetap melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh
kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut.
ii. Aset Sewa Guna Usaha Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 revisi 2007, “Sewa”, menggantikan PSAK
No. 30 1990 “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 revisi 2007, penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang
mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian
tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara
substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Berdasarkan PSAK No. 30 revisi 2007, dalam sewa pembiayaan, Bank dan Anak Perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca konsolidasian pada awal masa
sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara
bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa,
sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian. Aset sewa guna usaha
disajikan sebagai bagian aset tetap disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewa guna usaha dan periode masa sewa, jika tidak ada
kepastian yang memadai bahwa Bank akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Dalam sewa operasi, Bank mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus straight-line basis selama masa sewa.