CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5144 57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING lanjutan
c. Perkara Hukum lanjutan
memerintahkan Bank Mandiri agar mencairkan giro dan deposito berikut bunganya kepada Nasabah. Atas putusan kasasi tersebut pada tanggal 31 Maret 2009 Bank Mandiri dan Menteri
Keuangan RI mengajukan permohonan peninjauan kembali. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, peninjauan kembali masih dalam proses.
Jumlah klaim terhadap Bank Mandiri atas tuntutan hukum yang belum selesai pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007, masing-masing Rp2.204.722, Rp1.277.161 dan Rp2.529.424.
Pada tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007, Bank Mandiri telah membentuk penyisihan disajikan dalam akun “Kewajiban Lain-lain” untuk sejumlah tuntutan hukum yang belum
diputuskan masing-masing sebesar Rp514.366, Rp176.316 dan Rp205.742 Catatan 29. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan yang dibentuk atas kemungkinan timbulnya
kerugian akibat tuntutan hukum yang belum diputuskan atau yang sedang dalam proses telah memadai.
d. Pajak Pertambahan Nilai PPN Atas Transaksi Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri BSM
Terdapat perbedaan cara pandang mengenai pengenaan pajak atas transaksi pembiayaan murabahah antara Tim Pemeriksa Ditjen Pajak dengan Anak Perusahaan, Bank Syariah Mandiri
BSM.
Tim Pemeriksa Dirjen Pajak berpendapat bahwa transaksi pembiayaan murabahah merupakan obyek Pajak Pertambahan Nilai PPN sesuai dengan Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang No. 18 tahun 2000
pasal 1A ayat 1. Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB dan Surat Tagihan Pajak STP atas PPN Tahun 2003 untuk kantor
pusat dan beberapa kantor cabang BSM dengan total sebesar Rp37.649.
Dengan alasan terdapat permasalahan status hukum perpajakan dari transaksi Pembiayaan Murabahah yang saat itu berlaku belum secara spesifik dan eksplisit mengatur kegiatan usaha
Bank Syariah khususnya Pembiayaan Murabahah, maka BSM mengajukan keberatan pada tanggal 10 Januari 2005 dan belum melaksanakan pembayaran terhadap SKPKB dan STP
tersebut di atas.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia PBI No. 821PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI No. 1024PBI2008 tanggal 16 Oktober 2008 menyatakan bahwa transaksi jual beli dalam akad Murabahah adalah merupakan transaksi
pembiayaan.
BSM berpendapat bahwa transaksi pembiayaan murabahah merupakan jasa perbankan yang dikecualikan dari obyek PPN sesuai dengan Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang - undang No. 18 tahun 2000 pasal 4A ayat 3 huruf
d, bahwa jasa perbankan tidak termasuk sebagai obyek pajak PPN dan hal ini juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 144 tahun 2000 pasal 5 huruf d.
Asosiasi Bank Syariah Indonesia ASBISINDO sependapat dengan BSM dan pada tanggal 3 Agustus 2005, ASBISINDO menyampaikan surat No. 58KU-DPP08.05 kepada Dirjen Pajak
dan memohon untuk tidak memberlakukan PPN pada pembiayaan dengan skema murabahah di perbankan syariah.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5145 57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING lanjutan
d. Pertambahan Nilai PPN Atas Transaksi Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri BSM lanjutan