Manajemen Risiko Nilai Tukar Mitigasi Risiko Operasional

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 5141 56. MANAJEMEN RISIKO lanjutan Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas lanjutan

d. Manajemen Risiko Pasar

Bank melakukan pengelolaan risiko pasar melalui monitoring atas aktivitas trading yang dilakukan oleh Treasury. Sebagai acuannya, Bank menetapkan limit transaksi yang meliputi Value at Risk Limit VaR Limit, limit nominal dealer dan dealer loss limit. Hasil dari monitoring tersebut dituangkan dalam laporan Trading Risk Profile secara periodik yaitu harian, mingguan dan bulanan. Khusus untuk Laporan Bulanan dijabarkan secara lengkap hasil monitoring pengelolaan risiko pasar termasuk didalamnya perhitungan Stress TestingScenario Analysis yang mengkuantifikasi pergerakan pasar yang abnormal. Selain itu, juga dilaporkan hasil back testing untuk menilai efektivitas pengukuran VaR dan akurasi metodologi yang digunakan. Pengalokasian modal untuk meng-cover risiko pasar menggunakan pendekatan Standard Model sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Besarnya kebutuhan modal minimum yang dibutuhkan untuk meng-cover risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp127.935 sehingga nilai CAR setelah memasukkan unsur market risk dan credit risk adalah sebesar 15,43 Catatan 51. Disamping itu, secara berkesinambungan, Bank melakukan review dan perbaikan atas penerapan manajemen risiko pasar sehingga selalu sesuai dengan ketentuan regulatory, keadaan terkini dan best practice yang berlaku.

e. Manajemen Risiko Nilai Tukar

Bank mengukur dan mengelola risiko nilai tukar untuk mengetahui dampak pergerakan nilai tukar terhadap pendapatan dan modal Bank. Posisi valuta asing Bank sebagian besar dalam denominasi US Dolar, dimana disisi kewajiban terutama adalah dana pihak ketiga dan pinjaman diterima sementara disisi aset terutama adalah kredit, penempatan antar bank dan efek-efek. Dalam upaya melakukan pengelolaan dan mitigasi risiko nilai tukar, pembiayaan kredit dan penempatan valuta asing diutamakan dibiayai dengan valuta yang sama dan untuk melindungi posisi terbuka valuta asing yang signifikan, Bank menggunakan instrumen derivatif seperti FX forward, swap dan option. Pengelolaan Posisi Devisa Neto PDN Bank dilakukan untuk selalu memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang mensyaratkan bank untuk memelihara Posisi Devisa Neto PDN Neraca dan Keseluruhan secara konsolidasi untuk seluruh valuta asing tidak melebihi 20,00 dari modal Bank Tier I dan II. Dalam rangka prinsip kehati - hatian Bank menetapkan limit internal 10,00 dari modal. Pada tanggal 31 Desember 2009 PDN Neraca sebesar 9,09 dan PDN Keseluruhan absolut sebesar 3,44 dari modal Catatan 52. Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Bank melakukan manajemen risiko operasional secara proaktif dengan menjalankan serangkaian program yang efektif untuk melindungi kepentingan nasabah, mengurangi potensi kerugian, meningkatkan citra Bank dan membantu pencapaian target usaha Unit Kerja. Pada saat ini, Bank menyempurnakan implementasi pengelolaan risiko operasional dengan strategi sebagai berikut: CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 5142 56. MANAJEMEN RISIKO lanjutan Risiko Operasional lanjutan

a. Mitigasi Risiko Operasional

- Sebagai pedoman dalam pengelolaan risiko operasional, Bank terus menyesuaikan kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko operasional sesuai dengan perkembangan terkini, yaitu dengan melakukan review dan memperbaharui ketentuan Manajemen Risiko Operasional dalam bentuk Standar Prosedur Operasional SPO Manajemen Risiko Operasional, SPO Produk dan Aktivitas Baru PAB serta SPO Business Continuity Plan BCP. - Melaksanakan implementasi Operational Risk Management ORM Tools Mandiri Loss Event Database, Risk Control Self Assessment, dan Key Risk Indicators di seluruh unit kerja Bank dengan tujuan agar pengelolaan risiko operasional lebih melekat dalam aktivitas Bank sehari-hari. - Untuk dapat mengidentifikasi risiko operasional yang ada, Bank menyusun laporan profil risiko operasional baik per unit kerja maupun secara Bank wide, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai besarnya potensi risiko bagi unit kerja dan Bank.

b. Menghitung Modal yang Diperlukan untuk Meng-cover Risiko Operasional