Giro Wajib Minimum Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 513 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan d. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa lanjutan Semua transaksi penting dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan atau tidak dilakukan dengan syarat normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, telah diungkapkan pada Catatan 48. Transaksi antara Bank Mandiri dengan Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan-perusahaan yang dimilikidikendalikan oleh Pemerintah, termasuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN, Unit Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah UP3 institusi yang menggantikan BPPN dan Lembaga Penjamin Simpanan institusi baru yang menggantikan UP3 tidak diperlakukan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

e. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain. Giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan penyisihan penghapusan sedangkan giro pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro.

f. Giro Wajib Minimum

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 1019PBI2008 tanggal 15 Oktober 2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 1025PBI2008 tanggal 23 Oktober 2008, Giro Wajib Minimum GWM dalam Rupiah ditetapkan sebesar 7,50 dari Dana Pihak Ketiga DPK dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder, dan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1,00 dari DPK dalam mata uang asing. GWM Utama dalam Rupiah ditetapkan sebesar 5,00 dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2008 dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,50 dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2009. Pada tanggal 6 September 2005, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 729PBI2005 tentang perubahan atas peraturan Bank Indonesia No. 615PBI2004 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 8 September 2005. Berdasarkan peraturan tersebut, diatur tambahan Giro Wajib Minimum dalam Rupiah untuk Bank yang memiliki rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga sebesar 50,00 - 60,00 wajib memelihara tambahan giro wajib minimum 3,00 dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan Bank yang memiliki dana pihak ketiga lebih dari Rp50.000.000 wajib memelihara tambahan rasio Giro Wajib Minimum 3,00 dari dana pihak ketiga dalam Rupiah sehingga rasio Giro Wajib Minimum yang harus dipelihara oleh Bank adalah sebesar 11,00 untuk Giro Wajib Minimum dalam mata uang Rupiah dan sebesar 3,00 dalam mata uang asing.

g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia FASBI, FASBI Syariah, call money, penempatan “fixed term”, deposito berjangka dan lain - lain. Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi pendapatan bunga diterima dimuka. Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldonya dikurangi dengan penyisihan penghapusan. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 514 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan h. Efek-efek Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia SBI, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, Surat Perbendaharaan Negara SPN, Negotiable Certificates of Deposits, medium-term notes, floating rate notes, promissory notes, Treasury Bills yang diterbitkan oleh Pemerintah Negara Lain dan Pemerintah Republik Indonesia, obligasi wajib konversi, wesel ekspor, efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta efek-efek yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi, termasuk obligasi Syariah perusahaan. Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan pada tanggal neraca dibebankan pada laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Penilaian efek-efek didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut: 1 Efek-efek untuk diperdagangkan disajikan pada nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Pada saat efek-efek untuk diperdagangkan dijual, selisih antara harga penjualan dengan nilai wajar yang tercatat pada akhir tahun diakui sebagai keuntungan atau kerugian dari penjualan yang direalisasi. 2 Efek-efek yang tersedia untuk dijual disajikan pada nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar tidak diakui pada laba rugi konsolidasian tahun berjalan, melainkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba atau rugi pada saat realisasi. 3 Efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai perolehan yang disesuaikan dengan diskonto atau premium yang belum diamortisasi. Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal yang terdekat dengan tanggal neraca. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penurunan nilai wajar permanen atas efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Transaksi pembelian dan penjualan efek-efek baik untuk nasabah maupun untuk Bank diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada saat tanggal transaksi efek trade date. Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur efek tersebut. Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi diperdagangkan dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian pada tanggal pemindahan. Efek-efek disajikan sebesar nilai bersih setelah dikurangi penyisihan penghapusan dan premium atau diskonto yang belum diamortisasi. Premium dan diskonto diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Efek-efek tidak diakui lagi derecognised dari neraca konsolidasian ketika Bank telah mentransfer semua risiko dan imbalan dari efek-efek tersebut secara signifikan. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 515 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan i. Obligasi Pemerintah Obligasi Pemerintah adalah surat hutang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Obligasi Pemerintah terdiri dari Obligasi Pemerintah yang diperoleh dalam rangka program rekapitalisasi dan Obligasi Pemerintah yang dibeli dari pasar. Obligasi Pemerintah dicatat berdasarkan klasifikasi dari obligasi tersebut, dimana perlakuan akuntansinya adalah sama dengan perlakuan akuntansi untuk efek-efek seperti dijelaskan pada Catatan 2h. Untuk Obligasi Pemerintah yang aktif diperdagangkan di pasar keuangan, nilai wajar umumnya dihitung dengan mengacu kepada nilai pasar dari Bloomberg, atau harga yang diberikan oleh broker quoted price pada tanggal pelaporan neraca. Untuk Obligasi Pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan dengan menggunakan pendekatan next re- pricing method dengan menggunakan faktor deflator. Obligasi Pemerintah tidak diakui lagi derecognised dari neraca konsolidasian ketika Bank telah mentransfer semua risiko dan imbalan dari obligasi tersebut secara signifikan.

j. Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan