Menghitung Modal yang Diperlukan untuk Meng-cover Risiko Operasional

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 5142 56. MANAJEMEN RISIKO lanjutan Risiko Operasional lanjutan

a. Mitigasi Risiko Operasional

- Sebagai pedoman dalam pengelolaan risiko operasional, Bank terus menyesuaikan kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko operasional sesuai dengan perkembangan terkini, yaitu dengan melakukan review dan memperbaharui ketentuan Manajemen Risiko Operasional dalam bentuk Standar Prosedur Operasional SPO Manajemen Risiko Operasional, SPO Produk dan Aktivitas Baru PAB serta SPO Business Continuity Plan BCP. - Melaksanakan implementasi Operational Risk Management ORM Tools Mandiri Loss Event Database, Risk Control Self Assessment, dan Key Risk Indicators di seluruh unit kerja Bank dengan tujuan agar pengelolaan risiko operasional lebih melekat dalam aktivitas Bank sehari-hari. - Untuk dapat mengidentifikasi risiko operasional yang ada, Bank menyusun laporan profil risiko operasional baik per unit kerja maupun secara Bank wide, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai besarnya potensi risiko bagi unit kerja dan Bank.

b. Menghitung Modal yang Diperlukan untuk Meng-cover Risiko Operasional

Sesuai ketentuan Bank Indonesia SE BI No. 113DPNP tanggal 27 Januari 2009, Bank telah melakukan simulasi perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum untuk Risiko Operasional. Untuk tahun 2009, hasil simulasi perhitungan beban modal risiko operasional Bank Mandiri dengan menggunakan Basic Indicator Approach BIA adalah sebesar Rp2.276.350 tidak diaudit. Mulai semester I tahun 2009, Bank telah melakukan simulasi perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan Standardized Approach sejalan dengan pelaksanaan pengukuran kinerja SBU berbasis risiko. 57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING a. Perjanjian Integrated Banking System Dengan Vendor Pada tanggal 21 Juli 2001, Bank Mandiri mengadakan perjanjian Sistem Perbankan Terpadu dengan Vendor untuk pengadaan piranti lunak dan jasa instalasi untuk sistem perbankan terpadu, yang disebut eMAS Enterprise Mandiri Advanced System, dengan nilai kontrak termasuk PPN 10 sebesar USD47.535.022,70 nilai penuh. Perjanjian tambahan juga diadakan pada tanggal 23 April 2002, 28 Agustus 2003, 12 April 2004, 4 Juli 2005, 8 September 2008 dan 22 September 2008 dengan nilai kontrak masing-masing termasuk PPN sebesar USD20.467.218,20 nilai penuh, USD462.000 nilai penuh, USD1.014.344 nilai penuh, USD44.000 nilai penuh, USD1.155.000 nilai penuh dan USD44.000 nilai penuh. Realisasi pembayaran sampai dengan 31 Desember 2009 sebesar USD65.398.162 nilai penuh, setelah PPN telah dibukukan sebagai Aset Dalam Penyelesaian sebesar USD668.924 nilai penuh, setelah PPN dan sebagai Aset Tetap sebesar USD64.729.238 nilai penuh, setelah PPN. Estimasi persentase penyelesaian proyek posisi 31 Desember 2009 mencapai 98,98. Pada tanggal 1 Agustus 2006, Bank Mandiri mengadakan Perjanjian untuk menambah fitur eMAS dengan Vendor, dengan nilai kontrak setelah PPN 10 sebesar USD2.934.352 nilai penuh. Realisasi pembayaran sampai dengan 31 Desember 2009 setelah PPN sebesar USD2.068.578 nilai penuh, telah dibukukan sebagai Aset Dalam Penyelesaian sebesar USD524.542 nilai penuh dan sebagai Aset Tetap sebesar USD1.608.386 nilai penuh. Khusus proyek LOS Consumer dan LOS Credit Card, sementara dibukukan sebagai kewajiban lain-lain sebesar USD64.350 nilai penuh, menunggu kelengkapan data. Estimasi penyelesaian proyek posisi 31 Desember 2009 mencapai 97,22. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 5143 57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING lanjutan

a. Perjanjian Integrated Banking System Dengan Vendor lanjutan