Manajemen Risiko Suku Bunga

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2009, 2008 DAN 2007 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 5140 56. MANAJEMEN RISIKO lanjutan

b. Manajemen Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko yang mempengaruhi kenaikanpenurunan nilai finansial assets dan liabilities Bank Banking Book karena adanya perubahan suku bunga yang berdampak pada pendapatan dan modal Bank. Risiko suku bunga terutama disebabkan perbedaan time repricing antara assets yang sensitif RSA = Rate Sensitive Assets dan liabilities yang sensitif RSL = Rate Sensitive Liabilities. RSA didominasi oleh kredit dan obligasi pemerintah, dan RSL didominasi oleh Dana Pihak Ketiga giro, tabungan dan deposito berjangka. Dalam pengelolaan risiko suku bunga, Bank menggunakan analisa repricing gap, duration gap dan simulasi. Untuk menggambarkan besarnya eksposur risiko suku bunga, Bank menggunakan pendekatan repricing gap, sedangkan untuk mengukur sensitivitas pendapatan dan nilai modal ekonomis akibat pergerakan suku bunga, Bank menggunakan pendekatan Net Interest Income Sensitivity NII Sensitivity dan Economic Value of Equity EVE dengan melakukan simulasi skenario kenaikan dan penurunan suku bunga rate shock. Pengukuran sensitivitas NII dan nilai ekonomis modal dilakukan dengan cara mengasumsikan kenaikan dan penurunan suku bunga secara parallel shift sebesar 100 basis points bps. Hasil analisa sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan suku bunga sebesar 100 bps Rupiah dan valas akan berpotensi terhadap penurunan NII 12 bulan sebesar 0,72 tidak diaudit dari target NII dan penurunan EVE sebesar 0,77 tidak diaudit dari target Equity. Selain melakukan analisa sensitivitas, Bank juga menggunakan pendekatan statistik untuk mengukur dampak volatility suku bunga terhadap pendapatan Earning at Risk, EaR dan Equity Capital at Risk, CaR. Pada tanggal 31 Desember 2009 EaR dan CaR Bank masing-masing sebesar 0,50 tidak diaudit dan 2,31 tidak diaudit dari Equity. Bank juga melaksanakan analisa sensitivitas untuk kondisi ekstrim stress testing untuk melihat dampak perubahan suku bunga yang signifikan terhadap NII dan modal Bank. Untuk memberikan peringatan dini akan terjadinya risiko suku bunga, Bank memiliki alat pemantauan yang disebut Interest Rate Risk Red Flags yang terdiri dari beberapa indikator risiko suku bunga yaitu: Repricing Gap, NII Sensitivity dan Economic Value of Equity Sensitivity, Earning at Risk dan Capital at Risk. Dalam rangka pemantauan dan pengendalian risiko suku bunga, Bank menetapkan limit atas indikator-indikator risiko suku bunga. Apabila terdapat pelampauan terhadap limit tersebut akan ditindaklanjuti dengan mitigasi risiko melalui strategi restrukturisasi Asset dan Liabilities atau strategi hedging. Instrumen derivative yang biasa dipakai Bank dalam memitigasi eksposur risiko suku bunga antara lain interest rate swap dan forward rate agreement.

c. Manajemen Pricing